Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Akbar Indomakmur Stimec Tbk (AIMS). Penghentian sementara perdagangan dilakukan usai saham AIMS terpantau mencatatkan peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham AIMS, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham AIMS pada perdagangan tanggal 13 Desember 2023,” mengutip pengumuman Bursa, Rabu (13/12/2023).
Advertisement
Penghentian sementara perdagangan atau suspensi saham AIMS dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham AIMS.
Melansir data RTI, saham AIMS ditutup naik 8,46 persen ke posisi 705 pada penutupan Selasa, 12 Desember 2023. Frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 855 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 2,12 juta lembar saham senilai Rp 1,44 miliar. Harga saham AIMS telah naik 28,18 persen dalam sepekan. Dalam satu tahun terakhir, harga saham AIMS naik 206,52 persen.
Sebelumnya, manajemen PT Akbar Indomakmur Stimec Tbk mengumumkan penandatanganan Perjanjian Awal antara PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk dengan Para Pemegang Saham PT Marawa Dwitunggal Abadi (MDA) yang berlangsung pada 7 Desember 2023.
Dalam perjanjian awal tersebut, perseroan dan para pemegang saham MDA sepakat bahwa di kemudian hari, Perseroan bermaksud akan melakukan investasi pada MDA melalui penyertaan kepemilikan saham oleh Perseroan pada MDA (rencana transaksi), di mana atas rencana transaksi tersebut, masih akan dinegosiasikan lebih lanjut antara para pihak, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti melalui penandatanganan suatu perjanjian yang mengatur lebih lanjut mekanisme dan kesepakatan atas rencana transaksi tersebut.
Nilai transaksi atas perjanjian awal tersebut belum ditentukan. Lebih lanjut, penandatanganan perjanjian awal itu tidak berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan perseroan. Melainkan diharapkan akan meningkatkan pendapatan Perseroan di masa depan apabila rencana transaksi terlaksana.
BEI Pelototi Saham Petrosea, Chandra Asri dan Akbar Indomakmur
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Akbar Indomakmur Stimec Tbk (AIMS).
Hal itu menyusul terjadinya peningkatan harga saham ketiga emiten tersebut di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Merujuk data RTI, saham PTRO bangkit ke zona hijau sejak awal Desember 2023. Hingga pada Jumat, 8 Desember 2023, saham PTRO turun tipis 2,78 persen ke posisi 7.000. Meski begitu, saham PTRO telah naik 68,67 persen dalam sepekan. Dalam satu tahun terakhir, saham PTRO telah naik 114,72 persen.
Saham TPIA saat ini bertengger pada posisi 4.700. Sempat terkoreksi dan stagnan pada awal Desember 2023, saham TPIA berhasil bangktit dengan kenaikan 61,51 persen dalam sepekan. Dalam satu tahun terakhir, saham TPIA telah naik 98,31 persen.
Sementara saham AIMS menunjukkan peningkatan konsisten sejak pekan terakhir November hingga penutupan pekan lalu. Saham AIMS terpantu berada pada posisi 650. Dalam sepekan, harga saham AIMS naik 45,09 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham AIMS naik 190,18 persen.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham PTRO, TPIA, AIMS perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/12/2023).
Sehubungan dengan kondisi tersebut, BEI mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Advertisement
IHSG Melonjak 1,4% pada 4-8 Desember 2023, Ini Sentimen Pendorongnya
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan signifikan pada 4-8 Desember 2023. Analis menilai, penguatan IHSG sepekan dipengaruhi pergerakan bursa saham global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (9/12/2023), IHSG melonjak 1,42 selama sepekan menjadi 7.159,59 dari pekan lalu di posisi 7.059,19. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 3,13 persen menjadi Rp 11.470 triliun dari pekan lalu Rp 11.120 triliun.
Kenaikan juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian saham selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian saham menguat 2,89 persen menjadi Rp 14,12 triliun dari Rp 13,72 triliun pada pekan lalu.
BEI mencatat kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham yang bertambah 41,50 persen menjadi 33,14 miliar selama sepekan dari 23,42 miliar lembar saham pada pekan lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham naik 12,56 persen menjadi 1.394.975 kali transaksi dari pekan lalu 1.239.339 kali transaksi.Namun, selama sepekan, investor asing mencatatkan aksi jual saham senilai Rp 1,07 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG selama sepekan diperkirakan dipengaruhi pergerakan bursa global.
Prediksi IHSG
Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 10 tahun disebut melandai ditambah denga nada optimisme pasar akan berakhirnya era suku bunga tinggi the Federal Reserve (the Fed), meski the Fed akan tahan suku bunga acuan pada skenario terburuk. Sedangkan dari dalam negeri, IHSG dipengaruhi sejumlah pergerakan saham emiten terutama grup Barito.
“Dari sisi lain pergerakan IHSG juga didorong oleh beberapa emiten seperti BREN, TPIA, dan BRPT yang dapat dicermati dengan menguatnya IDX Basic Materials dan IDX Infrastructures,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih berpeluang menguat terbatas dengan level resistance 7.200 dan level support 7.110.
“Kami perkirakan pekan depan akan ada rilis data inflasi AS dan China, kemudian ada FOMC Meeting dari the Fed, dan dari Indonesia akan ada rilis neraca dagang,” tutur dia.
Advertisement
Pencatatan Saham dan Obligasi
Pada pekan ini, BEI mencatat ada satu pencatatan saham dan obligasi. Pada Rabu, 6 Desember 2023, obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp 1,51 triliun.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi adalah AA+ (idn) (Double A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 107 emisi dari 58 emiten senilai Rp117,80 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 542 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp462,74 triliun dan USD72,987 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,38 triliun.
Pada Kamis, 7 Desember 2023, PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI. SURI adalah perusahaan tercatat ke-79 yang tercatat di BEI pada 2023. SURI bergerak pada sektor Kesehatan dengan subindustri Penyedia & Distribusi Perlengkapan Kesehatan.