Menko Airlangga: Kebutuhan Talenta Digital Jangan Outsourcing dari Luar Negeri

Menko Airlangga juga menegaskan bahwa kebutuhan talenta digital nasional harus dapat dipenuhi secara mandiri, sehingga tidak di outsourcing dari luar negeri.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Des 2023, 20:10 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peluncuran Visi Indonesia Digital 2045 yang digelar di Jakarta, Rabu (13/12/2023). (Dok Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peluncuran Visi Indonesia Digital 2045 yang digelar di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Peluncuran Visi Indonesia Digital ini usai terbitnya Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 pada 6 Desember lalu.

Menko Airlangga mengatakan, langkah ini merupakan rangkaian kebijakan Pemerintah, satu kesatuan ekosistem bersama RPJMN 2025-2035 dan RPJP yang tengah dibahas di parlemen.

“Seluruhnya satu jalan, satu tarikan nafas untuk mencapai Indonesia Maju di tahun 2045. Secara ekonomi, Indonesia akan menjadi 5 negara terbesar di dunia. Salah satu faktor pengungkitnya adalah faktor digitalisasi,” kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (13/12/2023).

Visi Indonesia Digital perlu diupayakan secara holistik dan salah satu yang utama yakni terkait penyiapan SDM atau talenta digital. Menko Airlangga juga menegaskan bahwa kebutuhan talenta digital nasional harus dapat dipenuhi secara mandiri, sehingga tidak di outsourcing dari luar negeri.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah telah menginisiasi berbagai program digital yang diantaranya yakni pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Digital di Nongsa Batam dan Kawasan Ekonomi Khusus Pendidikan di Malang.

“Kita harus cepat dan kita tidak boleh ketinggalan,dari negara lain yang suka meng-copycat apa yang sudah kita punya di Indonesia dan tidak senang Indonesia tumbuh jadi negara yang maju terdepan. Kita harus kerja keras,” tegas Menko Airlangga Hartarto.

 


Pujian World Bank

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peluncuran Visi Indonesia Digital 2045 yang digelar di Jakarta, Rabu (13/12/2023). (Dok Kemenko Perekonomian)

Mendukung optimisme tersebut, Menko Airlangga juga menuturkan pujian dari World Bank bagi perekonomian nasional dan mengatakan bahwa Indonesia merupakan the bright spot in the world, menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia dengan perekonomian yang tumbuh resilien.

Menko Airlangga juga menjelaskan kondisi perekonomian nasional yang pertumbuhannya stabil dan by all account positif. Optimisme juga didukung oleh pandangan World Bank terkait ekonomi Indonesia yang sampai tahun 2026 diprediksi bisa dijaga di kisaran 4,9% sampai 5%.

“Oleh karena itu, Indonesia menjadi sebuah model emerging country yang pertumbuhannya baik,” ujar Menko Airlangga.

Di tingkat regional, Menko Airlangga menuturkan bahwa ASEAN merupakan satu-satunya regional yang telah menyiapkan ekonomi digital secara komprehensif.

“Di level ASEAN, pada saat kepemimpinan Indonesia, kita siapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA), tidak ada regional lain di seluruh dunia yang menyiapkan ekonomi digital sekomprehensif ASEAN. Dunia baru kenal CEPA, dunia baru punya FTA, tetapi DEFA itu satu satunya, yang pertama mempersiapkan adalah ASEAN dan ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.

 


QRIS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peluncuran Visi Indonesia Digital 2045 yang digelar di Jakarta, Rabu (13/12/2023). (Dok Kemenko Perekonomian)

Menko Airlangga kemudian menjelaskan ekonomi digital Indonesia yang mampu menguasai 40% ekonomi digital ASEAN. Payment system digital Indonesia juga sudah menyentuh 5 negara di ASEAN dan dengan penggunaan QRIS tersebut sangat membantu perdagangan. Penggunaan QRIS ke depan akan terus didorong ke banyak negara agar nilai ekonomi digital Indonesia dapat diakselerasi semakin meningkat.

Kemudian dalam sesi doorstop bersama awak media, Menko Airlangga kembali menekankan bahwa selain hilirisasi, Indonesia juga memerlukan digitalisasi untuk mengoptimalkan potensi ekonominya.

“Jadi, digitalisasi ini diharapkan kontribusi ekonominya 20%. Ini membutuhkan e-gov, kemudian pengungkit ekonomi, mulai dari manufaktur sampai e-commerce dan industri service atau kalau di digital sering kita sebut servisifikasi. Dan itu kalau berkontribusi 20% juga terhadap ekonomi, maka ini menjadi bagus,” pungkas Menko Airlangga. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya