Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Natal di Kota bersejarah Bethlehem, Tepi Barat diselimuti dengan keprihatinan akan perang yang berkobar di Palestina. Nuansa Natal di Kota Bethlehem dirayakan tidak berlebihan dibandingkan di negara-negara lain.
Pemimpin gereja dan warga di Bethlehem sepakat merayakan Natal tahun ini dengan sederhana tanpa kemeriahan dan banyak lampu bahkan pohon Natal. Hal ini sebagai bentuk solidaritas terhadap warga di Gaza, Palestina yang sedang menderita menghadapi agresi brutal Israel.
Advertisement
Salah satu gereja di kota tersebut bahkan menyiapkan dekorasi Natal tahun ini menggunakan puing-puing bangunan yang menjadi sasaran serangan terntara Israel di kawasan Palestina. Puing-puing tersebut menjadi simbol serangan Israel di Gaza.
"Sementara genosida sedang dilakukan terhadap rakyat kami di Gaza, kami tidak bisa merayakan kelahiran Yesus Kristus tahun ini dengan cara apa pun. Kami tidak ingin merayakannya," terang pendeta Munzir Ishak dari Gereja Natal Evangelis Lutheran kepada Anadolu, Rabu, 13 Desember 2023.
Bethlehem merupakan Kota Suci yang jadi tujuan wisata rohani utama umat Kristen seluruh dunia.Pada awal Desember 2023, para pemimpin gereja berkumpul di Bethlehem untuk meresmikan musim Advent sebelum Natal, yang biasanya merupakan daya tarik wisata utama. Namun tahun ini jalanan dan alun-alun di kota tersebut sebagian besar kosong.
Biasanya, area ini didekorasi dengan mewah menjelang Natal dan para turis berbondong-bondong melihat pohon Natal raksasa. Namun, tahun ini tidak ada pohon Natal.
Pertama Kalinya Tak Ada Pohon Natal
Ini merupakan pertama kalinya dalam ingatan banyak warga, tidak ada pohon Natal yang didirikan di Nativity Square. Gereja bersiap mengadakan kebaktian tanpa perayaan.
Munzir Ishak mengungkapkan, hiasan reruntuhan sebagai pengganti dekorasi Natal di gereja adalah pesan untuk diri mereka sendiri dan dunia."Pesan kami kepada diri kami sendiri adalah ini: Tuhan beserta kita dalam penderitaan ini," ujarnya.
"Kristus lahir dalam solidaritas dengan mereka yang menderita dan menderita. Tuhan menyertai mereka yang tertindas," tambahnya. Kedua, Ishak ingin memberitahukan kepada gereja-gereja di seluruh dunia bahwa 'Sayangnya, Natal di Palestina seperti ini.' Baik Kristen atau Muslim, ini adalah situasi yang kita alami di Palestina.
"Kita dihadapkan pada perang genosida yang menargetkan seluruh warga Palestina. Ketika kita memikirkan kelahiran Bayi Kristus, kita memikirkan bayi-bayi yang dibunuh secara brutal di Gaza," sambungnya.
Sementara itu, Maia Estianty dan suaminya, Irwan Mussry, pada awal tahun ini diketahui sempat plesiran ke Israel. Rupanya hal itu dalam rangka menghadiri undangan pernikahan kenalan mereka di sana.
Advertisement
Konflik Israel-Palestina
Setelahnya, Maia Estianty menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa tempat penuh sejarah di Israel. Di antaranya adalah Bethlehem dan Jerusalem.
Karena foto tersebut, selang beberapa waktu kemudian tepatnya ketika konflik Israel kontra Palestina kembali memanas belakangan ini, muncul tudingan bahwa Maia Estianty adalah buzzer Israel. Terkait hal ini, Maia Estianty akhirnya buka suara setelah selama ini ia diam.
"Gini loh, kadang-kadang kalau fitnah kita jawab, itu makin nanti jawabannya pasti ada pro dan kontra tetep namanya fitnah bukan kewajiban kita untuk menjawab sebuah fitnah. Ngapain? Harusnya kan kita bahagia ya kalau kita di fitnah, dosa kita diambil ya gitu kan makanya di fitnah, alhamdulillah dosa kita makin abis," kata Maia Estianty dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya pada Selasa, 12 Desember 2023.
Maia Estianty menyebut bahwa dirinya memang sering bepergian ke luar negeri. Namun lucunya, hanya karena pernah pergi Israel, ia disebut sebagai buzzer Israel.
Tanggapan Maia Estiany Soal Kunjungan ke Israel
“Tapi lucu juga sih, kalau mau gue jawab ya, kalau pas kemaren gue umroh ke Arab harusnya kan gue dibilang buzzer Arab juga dong? Atau misalnya gue lagi ada kawinan di London, buzzer London, gue ada kawinan Tegal, gue buzzer Tegal, ada kawinan di Bali, kaya kemaren, gue buzzernya Bali,” kata Maia Estianty.
“Kenapa cuma negara itu doang yang kayaknya emang dibenci banget gitu ya dan komentarnya ga bijak gitu loh dan gue yang tertuduh kan,” sambung Maia Estianty.
Oleh karenanya, Maia Estianty lebih memilih untuk diam dan tidak memberikan tanggapan mengenai hal tersebut.
“Lebih baik kalau masalah fitnah itu lebih baik kita diem. Karena apa? Jawabannya juga, kalau orang udah gak suka Pasti kita mau ngejawab kayak gimana pun tetep aja mereka akan gak suka gitu, jadi buat apa?” tambahnya lagi.
Maia Estianty percaya bahwa Tuhan mengetahui segalanya dan tentunya akan ada balasan untuk setiap fitnah yang disebar.“Kita udah capek-capek buang-buang energi untuk seperti itu/ Biarin aja Tuhan yang nanti (membalas), ya itu kan Kalau misalnya difitnah ya, dosa kita diambil, santai aja bos,” tutupnya.
Advertisement