Bursa Saham Asia Semringah Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, 14 Desember 2023 usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pertahankan bunga acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Des 2023, 09:16 WIB
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis (14/12/2023) mengikuti kenaikan wall street.(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis (14/12/2023) mengikuti kenaikan wall street. Penguatan bursa saham Asia Pasifik  setelah the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga 5,25 persen-5,5 persen untuk ketiga kali berturut-turut.

Selain itu, the Fed menetapkan batas waktu penurunan suku bunga pada 2024 dan seterusnya. The Fed prediksi tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2024 dengan asumsi pengurangan 25 basis poin dan empat kali pada 2025.

Mengutip CNBC, prediksi untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, inflasi menjadi favorit the Fed juga telah dipangkas the Fed menjadi 2,4 persen pada 2024 dan 2,2 persen pada 2025 turun dari masing-masing 2,6 persen dan 2,3 persen pada perkiraan sebelumnya.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 1,44 persen, mencapai level yang belum pernah terlihat sejak 1 Agustus. Indeks Nikkei 225 di Jepang mendaki 0,54 persen. Namun, indeks Topix tergelincir 0,14 persen.

Indeks  Kospi Korea Selatan menguat 1,46 persen, sedangkan indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq menguat 1,69 persen. Namun, indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 16.157, menunjukkan pembukaan lebih lemah dibandingkan penutupan indeks Hang Seng di 16.228,75.

Di wall street, indeks Dow Jones naik 1,4 persen dan menandai pertama kalinya indeks tersebut ditutup di atas level 37.000, memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat pada Januari 2022.

Indeks S&P 500 bertambah 1,37 persen, dan lewati posisi 4.700 untuk pertama kalinya sejak Januari 2022. Indeks Nasdaq melesat 1,38 perse. Rata-rata tiga indeks acuan di wall street mencapai level tertinggi dalam 52 minggu.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 13 Desember 2023

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham China memimpin penurunan di pasar Asia-Pasifik pada perdagangan Rabu, 13 Desember 2023. Hal ini seiring investor mencerna rencana Beijing meningkatkan permintaan domestik dan menjelang keputusan suku bunga the Federal Reserve (the Fed)

Dikutip dari CNBC, indeks CSI 300 melemah 1,67 persen ke posisi 3.369,6 dan mencapai posisi terendah baru dalam empat tahun.

Hal ini terjadi sehari setelah pemimpin China berjanji meningkatkan permintaan domestik, prioritaskan pengembangan sektor strategis dan mengatasi krisis properti di China. Hal ini terjadi setelah pertemuan penting yang menetapkan prioritas ekonomi pada 2024.

Langkah-langkah yang dinyatakan oleh Beijing sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar, menurut BofA Global Research. “Kami tidak mengharapkan paket kebijakan 'bazoka' yang menampilkan ekspansi fiskal agresif atau penurunan suku bunga akan dirilis.”

 Survei triwulanan Tankan yang dilakukan Bank of Japan, yang mengukur kondisi ekonomi di Jepang, menunjukkan kepercayaan bisnis pada produsen besar meningkat lebih dari yang diharapkan pada triwulan keempat, dengan indeks naik ke +12 dari +10.

Sementara itu, indeks sentimen non-produsen besar naik menjadi +30 dari +27, membaik selama tujuh kuartal berturut-turut. Pembacaan indeks yang positif menunjukkan jumlah responden yang optimis lebih banyak daripada responden yang pesimistis.

Di sisi lain The Fed diperkirakan merilis pernyataan kebijakannya dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman semalam di kisaran antara 5,25%-5,5%.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,31 persen ke posisi 7.257,8. Indeks Nikkei 225 menguat 0,25 persen ke posisi 32.926,35. Indeks Topix tetap di posisi 2.354,92.

Sementara itu, indeks Kospi di Korea Selatan melemah 0,97 persen ke posisi 2.510,66. Indeks Kosdaq tergelincir 1,22 persen ke posisi 829,31. Di Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 0,94 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 13 Desember 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat signifikan pada perdagangan Rabu, 13 Desember 2023. Indeks Dow Jones melonjak hingga sentuh rekor tertinggi pada perdagangan Rabu pekan ini.

Hal ini terjadi setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mengisyaratkan menurunkan suku bunga beberapa kali pada 2024 sehingga memuaskan investor yang berharap bank sentral AS pada akhirnya akan mulai mengakui tren perlambatan inflasi dengan sikap moneter yang tidak terlalu agresif.

Mengutip CNBC, Kamis (!4/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 512,30 poin atau 1,4 persen ke posisi 37.090,24. Hal ini  menandai pertama kalinya indeks acuan ditutup di atas angka 37.000, melampaui rekor sebelumnya yang dibuat pada Januari 2022. Pada sesi tertingginya, indeks Dow Jones menyentuh 37.094,85.

Indeks S&P 500 menguat 1,37 persen ke posisi 4.707,09 melewati level 4.700 untuk pertama kalinya sejak Januari 2022. Sedangkan indeks Nasdaq mendaki 1,38 persen ke possi 14.733,96. Tiga indeks saham acuan tersebut menyentuh level tertinggi dalam 52 minggu.

Bank sentral AS mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25 persen-5,5 persen seperti yang diharapkan. Namun, hal yang lebih penting adalah bank sentral tersebut prediksi tiga kali penurunan suku bunga pada 2024 yang lebih besar dari yang ditunjukkan sebelumnya.


Sentimen The Fed

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Investor makin berharap agar the Fed memberikan sinyal lebih jelas mereka akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan seiring dengan pelonggaran data inflasi baru-baru ini.

Pernyataan pertemuan the Fed mengakui inflasi “telah mereda” selama setahun terakhir dan bank sentral resmi menurunkan prediksi inflasi 2024 dengan tingkat suku bunga turun 2,4 persen dari 2,6 persen.

“The Fed telah memberikan pasar hadiah liburan awal hari ini ketika akhirnya untuk pertama kalinya mereka berkomentar positif mengenai inflasi,” ujar Presiden Bolvin Wealth Management, Gina Bolvin.

Ia menuturkan, tampaknya the Fed bergerak ke arah pasar, bukan pasar yang bergerak ke arah the Fed. “Reli sinterklas mungkin akan terus berlanjut,” ujar dia.

Indeks Dow Jones mundur dari level rekor sebelumnya pada awal 2022 karena the Fed mulai kampanye pengetatan kebijakannya untuk menangkis inflasi. Tahun lalu, indeks Dow Jones merosot 8,8 persen, penurunan tahunan terbesar sejak 2008.

Namun, sejak awal kuartal IV, indeks Dow Jones telah melonjak lebih dari 10 persen seiring dengan tumbuhnya harapan akan kebijakan yang lebih mudah.

Kenaikan indeks saham acuan pada Rabu pekan ini membawa kenaikan indeks Dow Jones year to date menjadi 11,9 persen. Pasar yang lebih luas telah memperoleh keuntungan lebih besar dengan indeks S&P 500 mendaki 22,6 persen pada 2023. Indeks Nasdaq bertambah 40,8 persen.

Pasar mendapat data inflasi yang lebih menggembirakan pada perdagangan Senin sebelumnya dengan indeks harga produsen tidak berubah pada November 2023. Hal ini menyusul rilis indeks harga konsumen pada Selasa pekan ini yang menunjukkan harga melambat ke tingkat tahunan 3,1 persen pada bulan lalu.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang menjadi acuan suku bunga hipotek dan pinjaman lainnya turun menjadi 4,03 persen setelah rilis perkiraan suku bunga the Fed yang merupakan level terendah sejak Agustus 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya