Liputan6.com, Cilacap - Cacian dan makian kaum kafir Quraisy menyebabkan kemarahan malaikat Jibril sehingga ia menusukan jarinya kepada penghina Rasulullah SAW.
Baca Juga
Advertisement
Ketika dakwah Islam, Rasulullah SAW kerap menghadapi tantangan yang besar. Salah satu tantangannya yakni Rasulullah kerap menghadapi cacian dan makian dari kaum kafir Quraisy.
Bukan hanya itu saja, Rasulullah SAW dan para pengikutnya juga kerap mendapatkan perlakuan fisik yang kasar.
Mengenai tantangan dan hambatan Rasulullah SAW dalam berdakwah banyak literatur sejarah Islam yang menulisnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Gambaran Cacian yang Dialami Rasulullah SAW
Menukil laman eramuslim.com, Imam As-Suyuthi dalam kitab Asbabun Nuzul menceritakan tentang sebuah hadis yang diceritakan oleh Anas bin Malik RA. Anas berkata demikian:
عَنْ يَزِيدَ بْنِ دِرْهَمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ فِي هَذِهِ الْآيَةِ:إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ قَالَ: مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَغَمَزَهُ بَعْضُهُمْ، فَجَاءَ جِبْرِيلُ -أَحْسَبُهُ قَالَ: فَغَمَزَهُمْ فَوَقَعَ فِي أَجْسَادِهِمْ -كَهَيْئَةِ الطَّعْنَةِ حَتَّى مَاتُوا
“(suatu ketika) Rasulullah SAW lewat di hadapan orang-orang kafir Makkah. Mereka kemudian menggunjing Nabi di belakang beliau.”
Anas melanjutkan bahwa orang-orang kafir itu pun berkata, “Inilah (Muhammad) orang yang menyangka dirinya adalah Nabi.”
Advertisement
Jibril Menusukkan Jarinya ke Penghina Rasulullah
Anas bin Malik melanjutkan, “Saat itu Rasulullah sedang bersama malaikat Jibril. Mendengar olok-olokkan itu, malaikat Jibril pun segera menusukkan jarinya ke tubuh orang-orang yang menghina Nabi.”
“Sehingga, di tubuh mereka seperti ada bekas kuku di dalam tubuh mereka. Maka hal itu menyebabkan nanah yang semakin membusuk dan tidak ada seorang pun yang mau berdekatan dengan mereka.”
Atas peristiwa ini, Allah SWT menurunkan firman-Nya dalam Alquran surat Al-Hijr ayat 95 berbunyi:
إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ
Yang artinya: “Sesungguhnya Kami memelihara kamu (Muhammad) dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok.”
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
