Liputan6.com, Jakarta Harga emas menyentuh level tertinggi 10 hari pada hari Kamis karena dolar AS dan imbal hasil Treasury melemah. Makin mahalnya harga emas dunia ini setelah Federal Reserve mengisyaratkan diakhirinya siklus pengetatan kebijakan moneternya.
Dikutip dari CNBC, Jumat (15/12/2023), harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 2,036.69 per ons pada pukul 12:33 siang. dan (1733 GMT). Emas berjangka AS melonjak 2,7% menjadi USD 2.051,20.
“Poros dovish Fed disampaikan pada pertemuan FOMC kemarin dan secara pragmatis memberikan lampu hijau bagi pasar untuk memperhitungkan siklus pemotongan Fed yang lebih agresif, dan kami memperkirakan pasar akan mengikuti hal tersebut,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas. di TD Sekuritas.
Advertisement
“Hal ini sangat positif bagi harga emas, mengingat permintaan investor adalah salah satu hal yang hilang agar reli ke level tertinggi baru sepanjang masa dapat dipertahankan,” tambahnya.
Pengaruh Suku Bunga
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dan membebani dolar.
Dolar AS tergelincir ke level terendah dalam empat bulan, sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah sejak akhir Juli.
Tujuh belas dari 19 pejabat Fed memproyeksikan suku bunga yang lebih rendah pada akhir tahun 2024, setelah The Fed mempertahankan suku bunga stabil untuk pertemuan ketiga berturut-turut, seperti yang diperkirakan secara luas.
Prediksi Pasar
Pasar sekarang memperkirakan sekitar 83% peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan Maret, menurut alat CME FedWatch.
Bank Sentral Eropa juga membiarkan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan pada hari Kamis. Perak di pasar spot naik 1,7% menjadi USD 24,15 per ounce, dan platinum naik 2,8% menjadi USD 960,40.
Paladium naik 11,3% menjadi USD 1,104.76, setelah mencapai level terendah dalam lebih dari lima tahun, awal bulan ini.
Setelah FOMC, kurva imbal hasil mulai bergulir dan investor bergegas membeli komoditas, yang merupakan pendorong utama kenaikan paladium, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Advertisement
Kabar Buruk, Harga Emas Diprediksi Kembali Terjun Bebas Pekan Ini
Harga emas dunia menyerah pada perdagangan pekan lalu. Harga emas tak mampu mempertahankan posisi di atas USD 2.000 per ounce pada minggu lalu.
Setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di awal Desember 2023, harga emas dunia harus menyerah dengan anjlok dalam di akhir pekan kemarin. Harga emas menyentuh USD 2.150 per ounce di perdagangan Senin, tetapi harga logam mulia cenderung menurun pada hari-hari berikutnya dan bertahan pada support di sekitar USD 2.000.
Survei emas mingguan terbaru yang dijalankan oleh Kitco News terbaru menunjukkan sebagian besar investor ritel masih memperkirakan kenaikan harga emas dunia pada minggu ini. Sementara sebagian besar analis pasar telah berubah prediksi menjadi bearish atau netral terhadap prospek jangka pendek logam kuning ini.
Penerbit VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit telah mengubah prediksinya dari bullish ke netral untuk minggu ini.
"Dengan menguatnya Dolar AS dan setelah minggu lalu melemah, saya pikir kita harus berhati-hati di sini," katanya dikutip dari Kitco, Senin (11/12/2023)"Jadi, saya memilih netral untuk saat ini."
Sedangkan kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski bersikap bearish terhadap harga emas untuk minggu ini.
“Reaksi pasar terhadap data nonfarm payrolls dan inflasi upah hari ini mendorong kenaikan imbal hasil treasury dan dolar AS serta sedikit memukul mundur harga emas,” katanya.
"Saya pikir The Fed tidak akan terlalu dovish seperti yang diharapkan oleh para investor yang mungkin melanjutkan koreksi pada emas yang dimulai setelah lonjakan semalam yang dimulai pada minggu perdagangan ini." jelas dia.
Hasil Survei
Minggu ini, 15 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Dari jumlah tersebut hanya tiga analis atau 20% memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini.
Delapan analis atau 53% memperkirakan penurunan harga. Sementara empat analis lainnya mewakili 27% bersikap netral terhadap emas untuk minggu ini.
Sementara itu, 729 suara diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, dan pelaku pasar lebih banyak mempertahankan pandangan bullish mereka untuk minggu ini meskipun terjadi penurunan pada minggu depan.
Sebanyak 428 investor ritel atau 59% memperkirakan emas akan naik minggu depan. Sebanyak 167 responden atau 23% memperkirakan harga akan lebih rendah.
Sementara 134 responden atau 18% bersikap netral terhadap prospek jangka pendek logam mulia.
Survei terbaru menunjukkan bahwa investor ritel memperkirakan harga emas akan diperdagangkan sekitar USD 2.056 per ounce pada minggu ini.
Advertisement