PVMBG Sebut Aktivitas Sesar Aktif Jadi Pemicu Gempa M4,6 di Sukabumi dan Bogor

Kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan sejumlah rumah penduduk

oleh Arie Nugraha diperbarui 15 Des 2023, 10:06 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan aktivitas sesar aktif yang terletak di sekitar lokasi pusat gempa bumi berkekuatan (magnitudo) M4,6 pada kedalaman 5 kilometer, sekitar 35,3 kilometer barat daya Kota Bogor atau 25,5 kilometer utara Kota Palabuhan Ratu, Jawa Barat.

Gempa bumi merusak ini terjadi pada pukul 06.35 WIB berakibat kerusakan di Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan BPBD Kabupaten Bogor, kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan sejumlah rumah penduduk di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung, Ciampea, Kabupaten Bogor serta Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Kadudampit, Cikembar di Kabupaten Sukabumi.

"Guncangan gempa bumi di sekitar lokasi pusat gempa bumi diperkirakan pada skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity)," ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12/2023).

Hendra mengatakan data Badan Geologi menunjukan sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi dan menengah.

Hendra menegaskan kejadian gempa Sukabumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Kondisi (morfologi) wilayah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran bergelombang, setempat lembah, dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

"Daerah terdampak guncangan gempa bumi tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C)," kata Hendra.

Wilayah kelas C ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lapili, tuff) hasil erupsi gunung api.

Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

"Enam hari sebelumnya di sekitar daerah ini juga terlanda kejadian gempa bumi merusak dengan magnitudo (M) 4,0 dan kedalaman 5 kilometer," jelas Hendra.

PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM telah menerbitkan rekomendasi atas kejadian ini yang intiya masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.

Hendra meminta penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat. Hindari tempat mengungsi pada sisi lereng.

Hendra menyarankan bangunan di Kabupaten Sukabumi dan Bogor harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

"Oleh karena wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor tergolong rawan gempa bumi terutama yang bersumber dari sesar aktif di darat, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," tukas Hendra.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Apabila terjadi retakan tanah harus segera ditutup agar air tidak meresap yang dapat berkembang menjadi bidang gelincir gerakan tanah.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang terjadi pada hari Kamis, tanggal 14 Desember 2023, pukul 06.35.12 WIB, berpusat di darat pada koordinat 106,53 BT dan 6,76 LS, berjarak sekitar 35,3 km barat daya Kota Bogor atau 25,5 km utara Kota Palabuhanratu, dengan magnitudo M4,6 pada kedalaman 5 km.

Sedangkan Stasiun USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman tidak mencatat kejadian gempa bumi tersebut.

 


Penjelasan BBMKG Tangerang

Sementara itu Kepala Balai BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

Hartanto menjelaskan hasil monitoring gempa bumi sejak 6 Desember 2023 hingga 14 Desember 2023 pukul 06.35 WIB sudah terjadi sebanyak 50 kali gempa bumi di lokasi yang berdekatan.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Hartanto.

Hartanto menuturkan dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Pamijahan dengan Skala Intensitas III - IV MMI.

Pada skala intensitas III - IV MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

"Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, diluar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi," kata Hartanto.

Sedangkan skala Intensitas III MMI dirasakan di Panggarangan, Bayah, Kalapanunggal, Cilograng, Bogor dengan ditandai getaran dirasakan nyata dalam rumah. Seperti terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Di Ciputat, Tangerang terasa dengan Skala Intensitas II - III MMI. Getaran ini dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu", jelas Hartanto.

Sedangkan di Palabuhan Ratu terasa dengan Skala Intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya