Rayakan 40 Tahun Pertemanan, 23 Alumni Seni Rupa ITB Gelar Pameran Berkonsep Supermarket

Setiap peserta pemeran yang berjumlah 23 orang alumni seni rupa ITB mempertunjukkan satu hingga lima karyanya. Aneka rupa digelar mulai dari karya lukis, instalasi, kerajinan, hingga karya kreatif lainnya.

oleh Henry diperbarui 15 Des 2023, 14:00 WIB
Pembukaan Pameran Pop Up Martket karya Alumni Seni Rupa ITB di Forme Gallery, Jakarta Selatan. dok. Forme Gallery

Liputan6.com, Jakarta - Para alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD-ITB) angkatan 1984 menggelar pameran Pop Up Market. Kegiatan ini diadakan untuk merayakan 40 tahun pertemanan mereka. Empat dekade tentu bukan waktu yang sebentar. Berbagai kegiatan dan kesibukan telah dijalani, pun kesuksesan telah diraih.

Kini ketika usia tidak lagi belia, maka yang masih tersisa adalah pengalaman, jam terbang, dan tentunya adalah persahabatan. Para senior yang berangkat dewasa bersama dalam bidang seni dari FSRD Institut Teknologi Bandung ini, memiliki energi dengan frekuensi senada untuk bersama-sama mempersembahkan karyanya di hadapan publik.

Sebuah pameran pun digelar dan diberi tajuk Pop Up Martket di Forme Gallery, Jalan Wijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mulai Kamis, 14 Desember 2023 hingga 24 Desember 2023. Pameran dibuka untuk umum dan tidak dipungut bayaran. Setiap peserta yang berjumlah 23 orang mempertunjukkan satu hingga lima karyanya. Aneka rupa digelar mulai dari karya lukis, instalasi, kerajinan, hingga karya kreatif lainnya. 

"Sebenarnya ide pameran ini bermula dari sekitar lima bulan lalu waktu alumni seni rupa ITB angkatan 1984 mengadakan reuni. Saat itu, setelah reuni, saya dan beberapa kawan berkontak untuk mendiskusikan cara agar tetap bisa mempererat hubungan. Akhirnya, terpikirlah untuk membuat pameran ini, yang menurut kami bisa menyatukan para alumni," kata salah seorang penggagas pameran Pop Up Market, Arif Adityawan dalam jumpa pers di Forme Gallery, Kamis, 14 Desember 2023.

"Konsepnya adalah semacam supermarket, makanya pameran ini namanya Pop Up Market karena menampilkan berbagai macam karya seni. Jadi ini pameran yang menyenangkan dan reflektif. Ini juga menjadi ajang kami para alumni seni rupa ITB 84 untuk berefleksi merayakan 40 tahun pertemanan," lanjutnya.

Penggagas pameran lainnya, Ary Juwono mengatakan, saat usia semakin bertambah, saling gandeng, memberi dukungan, dan menjaga silaturahmi menjadi hal yang lebih penting ketimbang unjuk gigi. "Ini adalah karya bersama yang meneduhkan," ucapnya.


Pekerjaan dan Kreativitas 23 Seniman

Pembukaan Pameran Pop Up Martket karya Alumni Seni Rupa ITB di Forme Gallery, Jakarta Selatan. dok. Forme Gallery

Hal menarik lainnya dari pameran ini adalah, menurut Ary Juwono, menampilkan koleksi yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatannya saat ini. Ada yang membuka usaha toko bunga menampilkan karya seni berupa beberapa macam bunga. Ada juga yang punya usaha kebun kopi dan kedai kopi yang membuka gerai kopi di pameran ini sambil menunjukkan keahliannya me-roasting dan menyajikan kopi.

"Bahkan ada yang lebih sering bermain bareng cucu-cucunya dengan merakit mainan seperti robot dan menampilkan instalasi mainan robot di pameran ini. Jadi memang seperti itu situasinya sekarang, ada yang masih berprofesi sebagai seniman tapi ada juga yang menekuni profesi lain, itu semua proses yang alami," ungkap Ary.

Para alumni atau peserta yang menampilkan karya-karyanya adalah Adek Hendri, Adelinah CR, Adhy Putraka, Adil Indra S, Agung Handoko, Agus Suryana, Andrei FMT, Arif Adityawan, Ary Juwono, Arya Bima, Bambang N, Baskoro S, Bragowo H, Eko Wibowo, Fuji Tjandra, Indra PA, Meiyani, Nuning D, Pius PW, Risadi Bramantyo, Wisnu, dan Yus Rusnaedi.


2 Kategori Karya yang Dipamerkan

Pembukaan Pameran Pop Up Martket karya Alumni Seni Rupa ITB di Forme Gallery, Jakarta Selatan. dok. Forme Gallery

Karya-karya yang dipamerkan terbagi menjadi dua kategori. Untuk kategori seni murni dapat dinikmati di bagian lantai atas Forme Gallery. Sementara, di lantai bawah galeri tersaji karya-karya dari para alumni jurusan desain.

Karya yang dipamerkan mulai dari karya lukis, keramik, patung, fotografi, hingga beberapa karya fesyen dan perabot rumah, seperti karpet dan bantal-bantal. Karya-karya yang dipamerkan pun dapat diadopsi (dibeli) oleh pengunjung dengan harga mulai dari sekitar Rp250 ribu hingga Rp7,5 juta.

Para peserta berharap pameran yang menampilkan karya yang akrab dengan keseharian ini menginspirasi masyarakat, terutama senior lain untuk tetap menjalin persahabatan tanpa kehilangan kreativitas dalam bergiat. Soal kreativitas, bagi Ary Juwono harus bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri tiap seniman.

Pria yang sudah menekuni bidang desainer interior selama puluhan tahun ini mengakui ego seorang seniman apalagi yang sudah senior kadang membuat dirinya merasa sudah berada di zona nyaman dan tidak mau belajar dari mereka yang masih muda. Padahal seorang desainer interior seperti beberapa kebanyakan profesi lainnya juga harus terus menambah wawasan agar tidak dilindas zaman.


Desainer Interior dan Penata Artistik Film

Pembukaan Pameran Pop Up Martket karya Alumni Seni Rupa ITB di Forme Gallery, Jakarta Selatan. dok. Forme Gallery.  (Liputan6.com/Henry)

"Saya juga pernah merasakan bagaimana bekerja sendirian dan bersama tim. Dalam delapan tahun terakhir ini saya kan jadi desainer tamu di sebuah perusahaan furnitur lokal. Ini jadi tantangan baru buat saya karena harus meninggalkan zona nyaman saya," terang Ary.

"Setelah terbiasa bekerja sendiri dengan jangka waktu lama untuk sebuah proyek, saya sekarang harus terbiasa bekerja dalam tim dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Jujur ini enggak gampang, tapi saya merasa harus bisa, harus kurangi sedikit ego kita untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi dan lebih bisa diterima banyak orang," tambahnya.

Tak hanya di bidang seni, lingkup pekerjaan Ary bahkan juga bersentuhan dengan dunia film. Ia sudah beberapa kali menjadi penata seni artistik di sejumlah film layar lebar, antara lain di film 'Arisan!, Janji Joni, Catatan Harian Si Boy', 'Jakarta Undercover', 'Terjebak Nostalgia', 'Teman tapi Menikah' dan 'Warkop DKI Reborn'. Ary bahkan sempat masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) sebagai Penata Artistik Terbaik untuk film Arisan! (2004) dan Catatan Harian Si Boy (2011).

Infografis galeri seni yang jangan sampai dilewatkan. (Dok: Liputan6/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya