Liputan6.com, Jakarta - Saat momen libur Natal dan Tahun Baru, PT Jasa Marga (Persero) Tbk tidak mengusulkan potongan tarif atau diskon bagi pengguna jalan tol. Hal ini seiring tingkat mobilisasi masih di bawah tingkat mobilisasi ketika Lebaran 2023.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana menuturkan, pihaknya melihat mobilisasi ada peningkatan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) ada peningkatan tetapi masih di bawah jumlah mobilisasi yang terjadi pada saat Lebaran 2023.
Advertisement
"Jadi melihat prediksi tersebut, Jasa Marga belum ada rencana untuk mengusulkan (diskon tarif tol),” ujar Lisye seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/12/2023).
Lisye menuturkan, diskon tarif tol diberlakukan sebagai salah satu upaya untuk memperlancar distribusi lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan di satu titik dan pada waktu tertentu.
Lisye mengatakan, diskon tarif tol baru diterapkan apabila segala strategi rekayasa lalu lintas dinilai tidak cukup dalam memperlancar distribusi kendaraan di jalan tol. Jasa Marga pun berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan stimulus agar dapat mengurai kepadatan lalu lintas.
“Jadi yang kami lakukan pada saat Lebaran adalah pemberian diskon di ruas-ruas yang memang dikira akan terjadi puncak yang cukup tinggi, perlu distribusi dan di jam-jam tertentu,” tutur dia.
Jasa Marga tidak mengusulkan ada diskon tarif tol dengan tingkat mobilisasi yang tidak seramai periode libur Lebaran 2023. Hal ini karena rekayasa lalu lintas dinilai masih mampu antisipasi kepadatan arus kendaraan.
Jasa Marga prediksi puncak arus mudik kendaraan pada periode libur Natal 2023 terjadi pada 22 Desember 2023 sementara untuk Tahun Baru 2024 pada 30 Desember 2023.
Sementara itu, puncak arus balik untuk periode libur Natal 2023 jatuh pada 26 Desember 2023. Sedangkan untuk Tahun Baru 2024 pada 1 Januari 2024.
Di sisi lain, prediksi peningkatan volume kendaraan pada 22 Desember 2023 mencapai 19 persen dari lalu lintas normal, sedangkan pada 30 Desember meningkat 9 persen dari kondisi normal.
Pada arus balik, pada 26 Desember 2023, peningkatan volume kendaraan akan mencapai 40 persen dari lalu lintas normal sementara pada 1 Januari sekitar 47 persen dibandingkan kondisi normal.
Jasa Marga Tak Beri Diskon Tarif Tol pada Libur Natal dan Tahun Baru
Sebelumnya diberitakan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berkomitmen untuk terus mengoptimalkan kinerja keuangannya. Alhasil, Jasa Marga tidak berencana untuk memberikan diskon tarif tol untuk Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octavian menuturkan, keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Sehingga, untuk periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) tidak ada usulan terkait diskon tarif tol.
Selain itu, prediksi lalu lintas kendaraan untuk periode ini mobilisasinya lebih sedikit dari periode Lebaran 2023.
"Jadi kami dari Jasa Marga tidak ada rencana untuk mengusulkan diskon tarif tol pada saat Natal dan Tahun Baru," kata dia dalam konferensi pers Kinerja Keuangan Kuartal III 2023, Senin (4/12/2023).
Di samping itu, ia menjelaskan, Jasa Marga tidak memberikan diskon tarif tol karenarekayasa lalu lintas ini bisa diprediksi masih dapat menampung mobilisasi tersebut. Ini mengingat, angka mobilisasinya masih di bawah Lebaran 2023.
"Pada prinsipnya kami Jasa Marga selaku operator melihat bahwa evaluasi yang kami lakukan pada saat Lebaran kemarin itu ditujukan memang untuk mendistribusikan lalu lintas, sehingga tidak menumpuk pada satu waktu," kata dia.
Dengan demikian, dalam rangka mencegah penurunan pendapatan perusahaan, Jasa Marga tidak memberikan diskon tarif tol bagi masyarakat. "Upaya ini justru untuk mencegah agar tidak adanya penurunan pendapatan," ujar dia.
Advertisement
Beri Sinyal Tebar Dividen
Sebelumnya diberitakan, emiten pengelola jalan tol BUMN, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) memberikan sinyal pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Lantas, berapakah besarannya?
Corporate Finance & Investor Relations Senior Group Head Jasa Marga Haning Pangastuty menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk membagikan keuntungan berupa dividen sebesar 20 persen dari laba inti (core profit) tahun buku 2023.
Sebagaimana diketahui, Jasa Marga mencatatkan core profit sebesar Rp 1,86 triliun hingga kuartal III 2023. Angka itu meningkat 84,9 persen dari periode yang sama tahun sebelulnya sebesar Rp 1,01 triliun.
"Dividen kami komitmen range sesuai inline, up to 20 persen dari core profit Jasa Marga," kata Haning dalam konferensi pers Kinerja Kuartal III 2023 Jasa Marga, Senin (4/12/2023).
Akan tetapi, besaran pembagian dividen tersebut juga masih bisa lebih dari 20 persen. Hal itu tergantung diskusi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan hasil kinerja keuangan perusahaan.
Sebagai informasi, pendapatan JSMR tumbuh 20,13 persen year on year (YoY) menjadi Rp 14,08 triliun hingga kuartal III 2023, dari sebelumnya Rp 11,72 triliun per kuartal III 2022. Pendapatan JSMR per akhir kuartal III 2023 terdiri dari pendapatan tol sebesar Rp 9,79 triliun, pendapatan konstruksi Rp 3,07 triliun, dan pendapatan usaha lainnya Rp 1,20 triliun.
Kinerja Jasa Marga
Beban pokok pendapatan JSMR turut mengalami kenaikan 10,09 persen YoY menjadi Rp 7,96 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,16 triliun.
Beban pokok pendapatan yang ditanggung JSMR per kuartal III 2023 berasal dari beban tol dan usaha lainnya senilai Rp 4,90 triliun dan beban konstruksi sebesar Rp 3,06 triliun
JSMR mencatatkan laba bruto sebesar Rp 6,11 triliun per kuartal III 2023 atau meningkat 10,09 persen YoY dibandingkan laba bruto perusahaan per kuartal III 2022 yakni sebesar Rp 6,11 triliun.
Hingga kuartal III 2023, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk JSMR sebesar Rp 5,97 triliun atau melonjak 497 persen YoY dibandingkan laba bersih perusahaan pada periode yang sama tahun lalu yakni senilai Rp 1 triliun.
Total aset JSMR hingga akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar Rp 124,89 triliun. Angka ini terdiri atas liabilitas senilai Rp 86,87 triliun dan ekuitas senilai Rp 38,02 triliun.
Advertisement