Tren Fesyen 2024: Gen Z Cenderung Pilih Barang Vintage dan Pakaian yang Ramah Lingkungan

Jejaring media sosial Instagram melakukan survei mengenai tren fesyen yang digandrungi oleh para Gen Z pada Instagram Trend Talk 2024 yang menyoroti kebiasaan dan minat dari para generasi Z.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 18 Des 2023, 04:00 WIB
Ilustrasi Baju/https://unsplash.com/Becca Mchaffie

Liputan6.com, Jakarta - Jejaring media sosial Instagram menggelar survei tentang tren fesyen yang digandrungi para Gen Z pada Instagram Trend Talk 2024. Dilansir dari The Star, Kamis, 14 Desember 2023, survei tersebut menyoroti kebiasaan dan minat dari para generasi Z.

Bekerja sama dengan WGSN (Worth Global Style Network), survei Instagram Trend Talk 2024 mengumpulkan data dari para Gen Z di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Brazil, India, dan Korea Selatan, untuk mengeksplorasi minat dan preferensi mereka di berbagai bidang. Dalam survei ini, yang menjadi sorotan adalah fokus pada fesyen ramah lingkungan, koneksi yang bermakna di jejaring sosial, dan kemauan untuk mengambil tanggung jawab terhadap diri sendiri dan mendidik orang lain mengenai isu-isu penting.

Dalam hal fesyen dan kecantikan, survei tersebut menunjukan bahwa kini para Gen Z lebih mementingkan penampilan yang lebih berkelanjutan dan bersifat individual. Generasi Z bergerak untuk memilih pakaian yang lebih ramah lingkungan, dengan kecenderungan untuk memilih lebih sedikit pakaian baru dan menggunakan kembali pakaian yang sudah ada, serta lebih memilih berbelanja secara lokal.

Cara berpakaian sopan, barang-barang vintage, dan gaya berpakaian yang lebih "tak terduga" dengan sentuhan yang personal, menjadi tren fesyen 2024. Sepertiga dari Gen Z yang disurvei mengatakan mereka ingin lebih kreatif dalam berpakaian.

Dalam bidang kecantikan, fokus Gen Z lebih tertuju pada ekspresi individu, dengan perhatian khusus diberikan pada gaya rambut dan menemukan wewangian dengan aroma yang menjadi ciri khasnya. Seperempat responden Gen Z yang disurvei berencana untuk mengekspresikan diri mereka dengan menemukan wewangian tersebut pada 2024. 


Koneksi yang Lebih Bermakna

Ilustrasi/Copyright unsplash/Antonino Visalli

Ketika berbicara tentang jejaring sosial, para generasi muda ingin memprioritaskan hubungan yang bermakna. Mereka menggunakan media sosial untuk menjaga kontak dengan orang-orang di sekitar mereka dan mengikuti perkembangan tren terkini.

Interaksi di Instagram, seperti berbagi cerita, mengirim reel atau meme di DM (pesan langsung), memainkan peran penting dalam terhubung dengan orang lain. Dalam hal percintaan, para Gen Z akan lebih fokus pada pengembangan pribadi dan memperdalam hubungan mereka saat ini. Survei itu juga menyebutkan bahwa 63 persen responden mengatakan bahwa mereka lajang.

Saling bertukar nama akun Instagram dan bukan nomor telepon sudah menjadi praktik umum dalam interaksi sosial, dengan 28 persen peserta survei mengambil langkah pertama saat berkenalan dengan cara tersebut. Di antara teknik-teknik yang digunakan untuk menggoda di Instagram, generasi muda lebih suka me-like Instagram Story orang yang mereka sukai, menambahkan mereka ke daftar Close Friends untuk berbagi lebih banyak kisah pribadi, atau memasukkannya ke dalam foto di Story atau dump foto.


Versi Diri yang Lebih Baik

Ilustrasi harapan, damai, tenang. (Image by jcomp on Freepik)

Dalam hal gaya hidup, Generasi Z berencana untuk fokus pada pengembangan diri dan pengembangan pribadi, dengan membayangkan 2024 sebagai tahun pertumbuhan pribadi bagi mereka. Prioritas mereka termasuk menjaga kesehatan tubuh, menjelajahi jalur karir yang berbeda, dan bepergian.

Mengenai makanan, terdapat peningkatan minat terhadap produk-produk vegan dan nabati, dengan hampir separuh dari mereka yang disurvei tertarik untuk bereksperimen dengan pola makan alternatif tersebut. Terkait selebriti dan aktivisme, sebagian besar Gen Z mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota dari berbagai komunitas penggemar, dengan fandom yang sebagian besar bertema televisi, musik, dan video gim.

Kaum muda juga berencana untuk terlibat secara aktif dalam hal-hal yang dekat dengan hati mereka, terutama melalui pendidikan, pemungutan suara, dan penggunaan jejaring sosial untuk meningkatkan kesadaran akan berbagai isu. Tren-tren ini menciptakan potret generasi yang peduli terhadap keberlanjutan, hubungan otentik, dan ekspresi diri, serta secara aktif membentuk budaya global melalui pilihan dan kebiasaan mereka di platform seperti Instagram. 


Gen Z Menjadi Pengguna AI Generatif Terbanyak

Pencarian Google AI Generatif. (Dok: Google Blog)

Sementara itu, Gen Z menjadi pengguna paling banyak AI Generatif. AI telah menjadi bagian dari kehidupan kita, dan masyarakat Indonesia tampak familiar dengan teknologi ini, terlebih lagi generasi muda.

Dikutip dari kanal Tekno Liputan6.com, menurut pemaparan Country Head of Android of Google Indonesia, Denny Galant, adaptasi AI di Indonesia didominasi oleh Generasi Z (Gen Z). "Dan ini sangat luar biasa sebagai starting point. Bahwa, 43 persen ini angka yang gede," ujarnya saat konferensi pers Galaxy AI, Kamis (13/12/2023).

Hal ini bukan tanpa alasan, Gen Z yang dikenal sebagai pengguna aktif internet merupakan golongan anak muda yang memiliki kreativitas dan rasa ingin tahu tinggi. Sifat ini kemudian selaras dengan peran dan tugas AI generatif yang bisa membantu produktivitas dan kreativitas anak muda. Menurut data ini juga, Gen Z paling banyak menggunakan AI generatif foto dan video di smartphone.

Penggunaan AI di ponsel semacam ini dinilai akan sangat berguna bagi pengguna. Pakar AI dan Founder of Kata.ai Irzan Aditya mengungkapkan kekuatan AI on device karena lebih mudah diakses.

Infografis Gen Z Dominasi Penduduk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya