Melihat Upaya Berbagai Daerah Cegah Peningkatan Kasus Covid-19 yang Kini Kembali Masuk Indonesia

Saat ini, kasus Covid-19 tengah mengalami peningkatan di beberapa daerah. Misalnya sebanyak 87 kasus paparan Covid-19 varian baru terdeteksi di Provinsi Jawa Barat hingga 30 November 2023.

oleh Devira PrastiwiRifqy Alief Abiyya diperbarui 15 Des 2023, 16:12 WIB
Saat ini, kasus Covid-19 tengah mengalami peningkatan di beberapa daerah. Misalnya sebanyak 87 kasus paparan Covid-19 varian baru terdeteksi di Provinsi Jawa Barat hingga 30 November 2023. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, kasus Covid-19 tengah mengalami peningkatan di beberapa daerah. Misalnya sebanyak 87 kasus paparan Covid-19 varian baru terdeteksi di Provinsi Jawa Barat hingga 30 November 2023. Kasus tersebut dari 19 orang dari Kota Bekasi, 14 orang Kota Bandung, dan 14 Depok.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, pihaknya memastikan semua pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit sudah siap menerima pasien Covid-19 varian baru.

"Tetapi intinya dari masyarakat sendiri prokes (protokol kesehatan) jalankan dan kalau imunisasi sudah di atas enam bulan segera diulang lagi. Karena kan sekarang masih tidak dengan biaya tinggal datang ke Puskesmas atau rumah sakit," ujar Bey dalan siaran medianya, Bandung, Senin, 11 Desember 2023.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat ada sebanyak 24 kasus Covid-19 selama periode Juli hingga November 2023 di beberapa kabupaten/kota di Lampung. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli kepada wartawan, pada Jumat (15/12/2023).

"Di Lampung, sejak Januari hingga November 2023 untuk kasus Covid-19 tercatat ada 24 kasus," kata Edwin.

Dia menjelaskan, sejauh ini tidak ada peningkatan terkait kasus Covid-19 di Lampung.

"Kalau setiap bulan peningkatan itu sih enggak, hanya satu, abis itu naik jadi empat terus turun lagi jadi satu, seperti itu. Dan ini kasusnya dia kayak yang Delta dulu modelnya gitu, jadi enggak banyak di rawat," terang Edwin.

Berikut melihat sederet upaya sejumlah daerah cegah peningkatan kasus Covid-19 varian baru yang masuk Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 


1. Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Naik, Masker Kembali Jadi Andalan

Warga berolahraga di Gelora Bung Karno, Jakarta sambil mengenakan masker untuk menghindari penularan COVID-19 (13/11/2022). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Kasus Covid-19 tengah mengalami peningkatan di beberapa daerah, termasuk Kota Bekasi, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat jumlah kasus Covid-19 periode Desember 2023 naik dibandingkan bulan lalu.

Sepanjang November 2023 kasus Covid-19 tercatat sebesar 17 kasus. Sedangkan periode 1-11 Desember 2023 mencapai 25 kasus.

"Adapun terjadi kenaikan kasus dibandingkan pada November 2023 sebanyak 17 kasus," kata Kadinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, Kamis 14 Desember 2023.

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, pihaknya melakukan berbagai upaya. Salah satunya berkoordinasi dengan Puskesmas sehingga dapat ditindaklanjuti dengan 3T (Testing, Tracing & Treatment).

"Lalu kami menginventarisir ketersediaan dan kebutuhan vaksin dan logistik pelayanan vaksinasi Covid-19 dan menyiapkan ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Kota Bekasi," ungkapnya.

Pemkot Bekasi juga menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Nomor 400.7.8/9109/Dinkes.Set Tanggal 14 Desember 2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Lonjakan Kasus Covid-19.

Selain itu ada SE Wali Kota Nomor 400.7.8/9108/Dinkes.Set tentang Imbauan Pelaksanaan Penerapan Protokol Kesehatan Peningkatan Kewaspadaan Lonjakan Kasus Covid-19 Menjelang Natal Tahun 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kota Bekasi.

 


2. Pj Gubernur Jabar Imbau Masyarakat Vaksinasi Ulang

Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Sebanyak 87 kasus paparan Coronavirus disease 2019 (Covid-19) varian baru terdeteksi di Provinsi Jawa Barat hingga 30 November 2023. Kasus tersebut dari 19 orang dari Kota Bekasi, 14 orang Kota Bandung, dan 14 Depok.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memastikan semua pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit sudah siap menerima pasien Covid-19 varian baru.

"Tetapi intinya dari masyarakat sendiri prokes (protokol kesehatan) jalankan dan kalau imunisasi sudah di atas enam bulan segera diulang lagi. Karena kan sekarang masih tidak dengan biaya tinggal datang ke Puskesmas atau rumah sakit," ujar Bey dalan siaran medianya, Bandung, Senin, 11 Desember 2023.

Bey mengatakan imbauan pemerintah daerah ini menindaklanjuti surat edaran dari Kementerian Kesehatan RI.

Bey menerangkan Pemerintah Jawa Barat telah menerbitkan surat edaran terkait imbauan kepada masyarakat untuk kembali melakukan ulang vaksinasi Covid-19.

"Sekali lagi tidak perlu khawatir yang penting jaga kesehatan dan prokes. Jangan ditanggapi berlebihan," kata Bey.

Bey menegaskan dengan adanya temuan kasus aktif Covid-19 varian terbaru ini tidak akan melakukan penyekatan untuk menekan angka penyebaran seperti status masa pandemi ditetapkan.

Untuk soal ketersediaan vaksin, Bey mengaku masih ada karena tetap diproduksi oleh Bio Farma. Bey berharap seluruh vaksin Covid-19 yang ada masih dapat dipakai.

"Kan kita ada Bio Farma mudah-mudahan tidak expire," tukas Bey.

Berikut data sebaran kasus Covid-19 di Jawa Barat bulan November 2023 dari Dinas Kesehatan Jawa Barat:

Kabupaten Bogor (2 kasus) Kabupaten Sukabumi (5 kasus), Kabupaten Bandung (5 kasus), Kabupaten Kuningan (1 kasus), Kabupaten Cirebon (4 kasus), Kabupaten Sumedang (2 kasus), Kabupaten Indramayu (1 kasus), dan Kabupaten (Subang 1 kasus).

Kabupaten Purwakarta (2 kasus), Kabupaten Karawang (2 kasus), Kabupaten Bekasi (7 kasus), Kota Bogor (3 kasus), Kota Bandung (14 kasus), Kota Cirebon (2 kasus), Kota Bekasi (19 kasus), Kota Depok (14 kasus), dan Kota Cimahi (3 kasus).

 


3. Seluruh Fasyankes di Jabar Siaga

Seiring dengan bermunculannya varian baru COVID-19, para ahli menyarankan untuk mengenakan dua masker untuk melindungi diri. Efektifkah? | ilustrasi foto: pexels.com/@cottonbro

Dinas Kesehatan Jawa Barat (Jabar) meminta seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) bersiaga mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Coronavirus disease 2019 (Covid-19) varian baru.

Tak hanya rumah sakit, fasyankes yang disiagakannya itu mulai dari klinik, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) hingga rumah sakit daerah. Saat ini tercatat lebih dari 80 kasus tersebar di 27 kabupaten dan kota di Jabar.

Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi, mengatakan telah menerbitkan surat edaran (SE) soal status siaga pada 11 Desember 2023 ditujukan ke setiap dinas kesehatan kabupaten dan kota, rumah sakit, puskesmas, klinik maupun laboratorium kesehatan yang ada di daerah.

"Tanggal 11 Desember kita langsung kirim surat edaran untuk kesiagaan seluruh faskes yang ada guna menyiapkan tenaga kesehatan maupun peralatan medisnya," ujar Vini di Bandung, Selasa, 12 Desember 2023.

Vini mengatakan SE yang dikirim Dinas Kesehatan Jabar sebagai respons cepat dari SE Kementerian Kesehatan tanggal 8 Desember 2023 tentang peningkatan kewaspadaan penyebaran kasus Covid-19 di beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Dalam SE Dinkes Jabar tersebut ada empat poin penting yang harus diperhatikan, mulai dari kesiagaan dan perlindungan tenaga kesehatan, layanan vaksinasi, imbauan penerapan protokol kesehatan serta keharusan rumah sakit menyediakan 10 persen ruang isolasi.

"Yang pertama tentunya perlindungan bagi tenaga kesehatan karena mereka yang paling rentan berinteraksi dengan pasien. Saya meminta mereka segera divaksin terlebih dahulu," kata Vini.

Vini mengimbau masyarakat untuk tidak panik menanggapi kasus Covid-19 naik, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan terutama yang bepergian.

 


4. Dinas Kesehatan DKI Jakarta Minta Tanggung Jawab Kesehatan pada Masing-Masing Masyarakat

Penumpang tengah berjalan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Selasa (23/11/2021). Sosialisi bertujuan agar masyarakat dapat mulai mempersiapkan diri mengisi perayaan Nataru secara tertib, sehingga tidak menimbulkan klaster Covid-19 yang baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan bahwa di bulan Desember 2023 telah tercatat dua kasus Covid-19 meninggal. Ini adalah kasus kematian pertama setelah dua bulan berlalu tanpa kasus meninggal akibat infeksi virus SARS-CoV-2.

Menurut data yang disampaikan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, dua pasien meninggal akibat Covid-19 itu adalah:

1. Wanita, 81 tahun, komorbid hipertensi, vaksinasi sudah dosis ke-3 tapi belum dosis ke-4 alias booster kedua.

2. Wanita, 91 tahun, komorbid stroke, gagal jantung, belum vaksin sama sekali.

"DKI Jakarta menemukan dua kematian positif Covid-19 pada bulan Desember 2023 setelah sebelumnya selama dua bulan berturut-turut (Oktober dan November 2023) tidak ada kematian Covid-19 di DKI Jakarta," kata Ngabila dalam keterangan tertulis dikutip, Selasa 12 Desember 2023.

Sementara itu, pada 27 November hingga 3 Desember 2023, ditemukan 80 kasus positif di DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, 90 persen bergejala ringan, 10 persen bergejala sedang dan dirawat di rumah sakit.

Meski begitu, kondisi masih sangat terkendali. Sementara, subvarian yang mendominasi di Jakarta adalah EG.4 dan EG.5.

"EG.4 dan EG.5 masih yang dominan ditemukan di Jakarta dengan masing-masing sudah 14 kasus ditemukan," ucap Ngabila.

Lebih lanjut, Ngabila menyampaikan bahwa Covid-19 sudah endemi di Indonesia sejak Juni 2023.

"Artinya tanggung jawab utama kesehatan ada pada diri masing-masing masyarakat. Pemerintah (tugasnya) mengimbau, menyediakan (vaksin Covid-19)," ucap dia.

Ngabila juga menuturkan bahwa dengan kondisi yang ada saat ini, pemerintah belum melakukan pembatasan aktivitas.

"Sejauh ini, belum dibutuhkan pembatasan aktivitas. Namun, pemerintah tidak akan berhenti untuk mengimbau dan menyediakan," terang dia.

Di antaranya mengimbau untuk lebih ketat bermasker, lebih rajin mencuci tangan, jaga ventilasi udara indoor baik, hindari asap rokok.

Lalu, pemerintah sudah menyediapkan vaksin gratis 15 jenis untuk anak. Hal ini akan membantu anak dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Lalu, pemerintah saat ini juga mash memberikan secara gratis vaksin Covid-19.

"Vaksinasi Covid-19 dosis 1-4 segera lengkapi selagi ada dan gratis," kata Ngabila.

Ngabila juga menyarankan agar kelompok rentan segera melengkapi vaksinasi Covid-19. Jika positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, berpotensi besar terjadi keparahan hingga meninggal. Terutama bagi penduduk usia di atas 50 tahun, yang belum lengkap mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Termasuk pula mereka yang memiliki komorbid hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kanker, TBC, HIV, dan gangguan imunitas lainnya.

"Mereka adalah orang-orang yang harus dipastikan vaksinasinya lengkap," ucap Ngabila.

Ngabila pun memaparkan soal lokasi vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta. Selain di Puskesmas Kecamatan DKI Jakarta di jam kerja, ada tambahan lokasi lain yakni:

1. RSUD Tarakan Jakarta Pusat Senin-Sabtu jam 08.00-12.00

2. Klinik PPKP Kantor Balaikota DKI Jakarta Senin-Jumat jam 13.00-16.00

3. Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok Senin-Jumat jam 08.00-15.00

Seluruh Faskes DKI Jakarta dapat melayani vaksinasi untuk KTP seluruh Indonesia. Info selengkapnya bisa cek setiap hari di Instagram @dinkesdki.

Ngabila mengatakan untuk vaksin Inavac, saat ini belum bisa diberikan untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Layanan Antigan dan PCR Gratis Bagi yang Bergejala di DKI Jakarta

Pemerintah menyediakan layanan antigen dan PCR gratis di seluruh puskesmas kecamatan di DKI Jakarta bagi yang bergejala atau kontak erat. Juga layanan pengobatan Covid-19 baik di puskesmas atau RS dengan BPJS.

"Covid-19 siklusnya berpotensi naik per 6 bulan, masyarakat tidak perlu panik. Sama seperti batuk pilek biasa ketika pancaroba atau peralihan musim berpotensi naik. Kenapa? Faktor imunitas biasanya menurun karena kelelahan, stres, kurang tidur, makan tidak teratur," pungkasnya.

 


5. Dinkes Surabaya Ingatkan Prokes Jelang Nataru

Penumpang melintas di aera cek in pesawat terbang di terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Rabu (15/12/2021). Pemerintah mewajibkan pelaku perjalanan jauh harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 2 dosis atau dosis lengkap. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengungkapkan, dalam kurun waktu satu minggu terakhir, kasus harian Covid-19 mencapai rata-rata 10-12 kasus. Tetapi sebagian besar bergejala ringan dengan proses penyembuhan rawat jalan.

"Bahkan, secara imunitas, para pasien tersebut terbilang cukup baik yang dibuktikan dengan CT Value (Cycle Threshold Value) dengan rata-rata di atas 30," ujar Nanik, Rabu 13 Desember 2023.

Nanik mengatakan, rata-rata pasien terpapar Covid-19 sudah vaksin primer. Kemudian untuk rawat inap masih terkendali sampai dengan saat ini, tetapi pihaknya tetap siaga dan waspada.

"Tiap minggu kami juga tetap melakukan monitoring dan evaluasi. Yakni, evaluasi terhadap potensi risiko di masing-masing wilayah juga tetap dilakukan," ucapnya.

Menurutnya, gejala yang dialami oleh pasien terindikasi Covid-19 hampir sama dengan sebelumnya, seperti mengalami batuk, pilek, nyeri telan, demam, dan nyeri otot. Meski demikian, rata-rata herd immunity masyarakat sudah terbentuk lebih dari 70 persen.

Akan tetapi, Nanik mengingatkan bahwa masyarakat tidak boleh lengah terhadap risiko penularan Covid-19, khususnya para pelaku perjalanan luar negeri.

"Itu sebetulnya adalah gejala khas yang ada pada penyakit ISPA atau Influenza. Tetapi ini menjadi bentuk kewaspadaan kita bersama, ketika ada gejala yang mengarah pada Covid-19, sebaiknya ke Fasyankes untuk difasilitasi pemeriksaan PCR. Kita siap untuk melakukan pemeriksaan tersebut," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Nanik, pihaknya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19. Masyarakat dihimbau untuk tetap konsisten dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) atau protokol kesehatan, serta memastikan riwayat vaksinasi.

Selain itu, kata Nanik, bahwa secara umum, dalam implementasinya, Surabaya tetap konsisten melakukan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap Covid-19.

"Dibuktikan dengan seluruh Puskesmas se-Surabaya yang aktif melakukan pemeriksaan PCR. Pemkot Surabaya juga konsisten melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment), serta memberikan pelayanan vaksinasi. Kami memastikan seluruh logistik vaksinasi di Puskesmas terpenuhi," terang Nanik.

Nanik menjelaskan, penyebaran Covid-19 menjadi pengingat dalam meningkatkan kewaspadaan, dan kesiapan masing-masing Fasyankes di Kota Pahlawan. Sebab, memasuki momentum libur Natal dan Tahun Baru, mobilitas masyarakat diprediksi akan mengalami peningkatan.

"Di Surabaya dengan kesiapan kami di masing-masing Fasyankes sudah siap dengan harapan semua terkendali. Kami juga berharap masyarakat dapat mengakses layanan vaksin bagi yang belum lengkap riwayat vaksinasinya," papar dia.

Oleh sebab itu, Nanik mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster kedua yang dapat diakses di seluruh Puskesmas di Kota Pahlawan. Hal ini dilakukan untuk memberikan tambahan proteksi kepada masyarakat.

Sebab, penggunaan vaksin merupakan salah satu upaya yang cost effective dalam memberikan perlindungan tambahan kepada masyarakat, dengan harapan bisa meningkatkan titer antibodi bagi orang yang belum lengkap riwayat vaksinasi.

 


6. Dinkes Banyuwangi Imbau Masyarakat Kembali Terapkan Prokes

Sementara untuk kendaraan logistik masih diperbolehkan menyeberang ke Bali. (Istimewa)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan (Prokes) saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) seiring melonjaknya kasus Covid-19.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat mengimbau masyarakat untuk kembali menerapkan Prokes 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan hingga tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terlebih saat dikeramaian seperti destinasi wisata.

"Terutama yang sedang merasakan kurang enak badan atau kurang sehat, wajib menggunakan masker dan menjauhi kerumunan karena imunitas sedang menurun," ucap Amir, Kamis 14 Desember 2023.

Meskipun status pandemi sudah dicabut, namun Covid-19 sendiri masih ada di sekitar masyarakat. Oleh sebab itu, Amir berpesan agar masyarakat mengetahui etika dalam bersin dan batuk diluar maupun didalam ruangan.

Disebutkan dalam etikanya, alangkah lebih baik dan sopan dalam bersin maupun batuk yaitu ditutup atau menjauh terlebih dahulu dari kerumunan. Karena hal itu dinilai juga sebagai upaya dalam memutus penyebaran virus melalui udara.

"Jadi sebelum bersih atau batuk ditutup biar virus itu ga mudah menyebar," terang Amir.

Kemudian, sebagai langkah mengantisipasi lonjakan Covid-19, Pemerintah Banyuwangi melalui Dinkes, telah menyiapkan sebanyak 2.000 dosis vaksin yang bisa didapatkan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) diseluruh Bumi Blambangan.

"Jika belum vaksin booster 1 dan vaksin booster 2 diharapkan segera vaksin, kepelayanan kesehatan terdekat," ujar Amir.

Dinkes bersama Polisi Resot Kota (Polresta) Banyuwangi menyediakan 9 pos pelayanan kemananan dan kesehatan gabungan mulai dari wilayah utara Kecamatan Wongsorejo hingga wilayah selatan di Kecamatan Kalibaru.

"Total ada 11 Pos pelayanan 9 Pos pelayanan Gabungan dan 2 posko kesehatan. Setiap destinasi wisata juga akan kembali digalakkan untuk menyediakan Wastafel dan Handsanitizer," imbunya.

Amir juga berpesan, agar masyarakat khusunya Banyuwangi perlu kehati-hatian dengan adanya Virus Covid-19 dengan Varian Omicron Subvarian Eris EG2 dan EG5. Pasalnya virus subvarian tersebut memiliki ciri khas penyebaran yang sangat cepat, meskipun dampak fatalitas tidak tinggi.

"Mohon kehati-hatian kepada masyarakat supaya lebih aware dengan kesehatanya," tuturnya.

Gejala Covid-19 sendiri mirip dengan infeksi saluran penapasan atas seperti, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), batuk, pilek dan demam. Bilamana ada gejala-gejala tersebut agar segera periksa ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan tes swab dan memastikan yang terjangkit tersebut positif atau tidak.

"Saran saya bila muncul gejala tersebut, diimbau untuk isolasi mandiri dan lebih baik tidak keluar rumah, kalau pun harus keluar rumah wajib pakai masker," pungkasnya.

Untuk saat ini, Amir memaparkan, belum ada laporan Covid-19, namun jika laporan untuk ISPA ini sudah cukup banyak yaitu sekirar 1600 kasus. Masih nihilnya laporan kasus Covid-19 tersebut karena masyarakat sudah enggan untuk kembali melakukan swab.

"Intinya Wajib memakai masker, hindari kerumunan, jika muncul gejala ISPA, batuk, pilek dan demam agar segera isoman," tambah Amir.

 


7. Dinkes Lampung Lakukan Pemantauan

Warga menjalani vaksinasi booster kedua atau dosis keempat di kawasan Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Jakarta, Selasa (24/1/2023). Target sasaran vaksinasi COVID-19 booster kedua atau dosis keempat akan makin diperluas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat ada sebanyak 24 kasus Covid-19 selama periode Juli hingga November 2023 di beberapa kabupaten/kota di Lampung.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli kepada wartawan, pada Jumat 15 Desember 2023.

"Di Lampung, sejak Januari hingga November 2023 untuk kasus Covid-19 tercatat ada 24 kasus," kata Edwin.

Dia menjelaskan, sejauh ini tidak ada peningkatan terkait kasus Covid-19 di Lampung.

"Kalau setiap bulan peningkatan itu sih enggak, hanya satu, abis itu naik jadi empat terus turun lagi jadi satu, seperti itu. Dan ini kasusnya dia kayak yang Delta dulu modelnya gitu, jadi enggak banyak di rawat," terang dia.

Dia menyebutkan, 24 kasus Covid-19 itu tersebar di beberapa kabupaten/kota.

"Ada di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Tanggamus, Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, dan Bandar Lampung," sebutnya.

Dia menyampaikan, masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Mereka yang positif Covid-19 tidak dirawat di rumah sakit, melainkan menjalankan isolasi mandiri di rumah masing masing," ucap Edwin.

Dia menjelaskan gejala yang dialami oleh warga yang terpapar Covid-19 masih kategori ringan.

"Gejalanya seperti batuk, pilek, demam tinggi," ungkap Edwin.

Atas temuan itu, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terus melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang tersuspek Covid-19.

"Secara trend kasus sejak dicabutnya kedaruratan pandemi, belum ada peningkatan yang berarti. Meski begitu, kami tetap melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang tersuspek Covid-19 dilakukan pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR)," terangnya.

Meski tak ada peningkatan kasus secara signifikan, namun pihaknya tetap mengantisipasi Covid-19 di Lampung, khususnya terkait fasilitas pelayanan kesehatan.

"Untuk persiapan rumah sakit kita harus siap, peralatan yang sebelumnya ketika Covid-19 kamarin kita juga sudah punya. Vaksinasi juga masih ada, masyarakat bisa datang ke puskesmas setempat untuk vaksin," tutup Edwin.

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Panjang Nataru. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya