Ruang Wicara IHA Kembali Digelar, Bahas Pentingnya Reka Ulang Sejarah Indonesia

IHA kembali gelar ruang wicara pada Kamis (14/12/2023), dengan menghadirkan berbagai panel yang bergerak di bidang kebudayaan dan sejarah Indonesia.

oleh Almas Lailatul Mufida diperbarui 15 Des 2023, 20:03 WIB
IHA gelar ruang wicara pada Kamis (14/12/2023). (doc. Liputan6.com/AlmasLaila)

Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan tujuan dibentuknya Indonesian Heritage Agency (IHA), Museum dan Cagar Budaya (MCB) kembali menghadirkan ruang wicara kedua bertajuk “Mereka Ulang Warisan Sejarah dalam Relevansi Masa Kini," yang digelar di Gedung A Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).

Ruang wicara kedua ini mengangkat tema besar “Road to Warna Baru Warisan Budaya” dengan menghadirkan beberapa panel yang bergerak di bidang budaya dan sejarah Indonesia. Terbagi menjadi dua sesi utama yang membahas seputar kebudayaan.

Pada sesi pertama, IHA mengangkat topik “Mereka Ulang Warisan Sejarah dalam Relevansi Masa Kini,” dengan menghadirkan Wendi Putranto dan Christopher Reinhart sebagai panel.

Lalu pada sesi selanjutnya, diisi oleh Siti Alisa, Alia Swastika, dan Alex Sihar sebagai panel dengan topik “Menggabungkan Narasi Kebudayaan Melalui Wahana Tanpa Batas.”

Koordinator Komunikasi, Kemitraan, Program, dan Pengembangan Bisnis IHA, Titik Umi Kurniawati, menjelaskan, rangkaian kegiatan ruang wicara kali ini merupakan wujud nyata dalam upaya IHA mengoptimalisasi inovasi pelayanan museum, melalui kolaborasi berbagai pihak baik para ahli, akademisi, komunitas sejarah dan budaya serta meningkatkan partisipasi publik secara berkelanjutan.

“Mengangkat pembahasan tentang pentingnya reka ulang warisan sejarah Indonesia dalam relevansi masa kini, kami berharap rangkaian kegiatan ruang wicara IHA dapat menjadi ruang untuk mendorong pengelolaan museum yang dapat relevan dengan perkembangan zaman juga kebutuhan masyarakat dan tetap memperkuat nilai budaya dan sejarah Indonesia,” ucap Titik, di gedung Kemendikbud Ristek, Kamis (14/12/2023).


Sumber Pendanaan Khusus Kebudayaan Indonesia

Ruang wicara warisan budaya. (doc. Liputan6.com/AlmasLaila)

Pada sesi kedua, ruang wicara IHA membahas lebih detail terkait pentingnya menggabungkan berbagai inovasi untuk menggaungkan narasi kebudayaan seperti dengan memanfaatkan Art Exhibition ataupun film sebagai media narasi warisan budaya yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, dengan memaksimalkan pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan Indonesia.

Dana Abadi Kebudayaan, seperti yang dijelaskan oleh Alex Sihar, Tenaga Ahli Kebijakan Publik Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud Ristek dalam presentasinya, merupakan sumber pendanaan yang secara khusus ditujukan untuk memajukan kebudayaan di Indonesia yang dikelola oleh Dana Indonesiana.

Fokusnya mencakup penjaminan keberlanjutan program pemajuan kebudayaan, dengan ruang lingkup penggunaan dana yang difokuskan pada memfasilitasi inisiatif masyarakat dalam upaya pemajuan kebudayaan.

Pada tahun 2020, total penerima manfaat fasilitas bidang kebudayaan mencapai total 196 penerima manfaat, jumlah tersebut terus meningkat cukup pesat di tahun 2022 yang mencapai 300 penerima yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.


Dana Abadi Kebudayaan Dihibahkan ke Mana?

Ruang wicara warisan budaya IHA. (doc. Liputan6.com/AlmasLaila)

Dana Abadi Kebudayaan memberikan hibah dukungan program kepada berbagai kategori program layanan dalam kerangka Dana Indonesiana.

Program-program tersebut mencakup dukungan institusional bagi organisasi kebudayaan, proyek Maestro, pendayagunaan ruang publik, Sinema Mikro, kegiatan strategis, dokumentasi karya/pengetahuan Maestro atau Organisasi Pemasyarakatan Kebudayaan (OPK) yang rawan punah, penciptaan karya kreatif inovatif, serta dana pendamping karya untuk distribusi internasional maupun stimulan karya unggulan.

Selain itu, Dana Abadi Kebudayaan juga mencakup kajian objek pemajuan kebudayaan dan cagar budaya, menunjukkan komitmen dalam mendukung beragam inisiatif yang bertujuan untuk memperkaya kehidupan kebudayaan di Indonesia.

“Dibentuknya Indonesian Heritage Agency sebagai BLU yang mendukung pengelolaan museum dan dengan adanya dana kebudayaan yang dikelola oleh Dana Indonesiana ini, diharapkan dapat memberikan dukungan yang signifikan untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan berbagai program kebudayaan serta mendorong inisiatif masyarakat yang berpotensi memperkaya kehidupan kebudayaan di Indonesia,” tambah Alex

Infografis PNS Tak Netral di Pemilu Bisa Dipecat. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya