Liputan6.com, Jakarta - Jika membiarkan payung Anda terbuka hingga kering di sudut ruangan, maka diyakini akan mendatangkan hal dan kejadian buruk.
Payung dalam ruangan dengan kondisi terbuka juga dicerminkan sebagai pertanda nasib buruk. Meskipun asal muasal takhayul belum terbukti secara pasti, dikutip dari laman Mentalfloss.com, Jumat (15/12/2023).
Advertisement
Salah satu dari mereka berpendapat bahwa hal ini dimulai sekitar tahun 1200 SM, ketika para pendeta dan bangsawan Mesir kuno menggunakan payung yang terbuat dari bulu merak dan papirus untuk melindungi mereka dari sinar matahari.
Menurut Reader’s Digest, takhayul ini mungkin berasal dari keyakinan bahwa membuka payung di dalam ruangan -- jauh dari sinar matahari -- akan membuat marah dewa matahari, Ra, dan menimbulkan konsekuensi negatif.
Teori lain melibatkan dewa Mesir kuno yang berbeda: Nut, dewi langit.
Seperti yang dilaporkan HowStuffWorks, payung mencerminkan cara dunia melindungi Bumi. Sehingga payung adalah hal yang dianggap sakral.
Jika ada orang yang bukan keturunan bangsawan yang menggunakannya, maka seseorang itu akan menjadi pembawa kesialan.
Namun, alasan kita mencoba untuk tidak membuka payung di dalam ruangan saat ini, mungkin lebih karena menghindari cedera atau hal yang membahayakan.
Payung di Era Victoria
Payung di era modern mendapatkan popularitas selama era Victoria dengan penemuan kerangka Paragon bergaris baja oleh Samuel Fox, yang mencakup mekanisme pegas yang memungkinkannya mengembang dengan cepat.
“Payung dengan jeruji yang kaku, yang tiba-tiba terbuka di sebuah ruangan kecil, dapat melukai orang dewasa atau anak-anak, atau menghancurkan benda yang mudah pecah,” tulis Charles Panati dalam bukunya Panati’s Extraordinary Origins of Everyday Things.
“Oleh karena itu, takhayul muncul sebagai penghalang untuk membuka payung di dalam ruangan.”
Advertisement
