Liputan6.com, Jakarta - Untuk menekan angka COVID-19 yang akhir-akhir ini meningkat, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Budi Haryanto mengatakan perlu menggalakkan kembali sosialisasi protokol kesehatan di media.
Menurut penjelasannya, persepsi publik mengenai COVID-19 yang tidak seganas dulu ditambah dengan kurangnya sosialisasi mengakibatkan sulitnya menerapkan upaya pencegahan penyakit tersebut.
Advertisement
"Orang tidak banyak yang tahu persis COVID ini kasusnya naik. Itu sebenarnya tidak semua orang tahu lho ya," ucap Budi, dilansir Antara.
Kenaikan kasus COVID-19, menurut Budi, disebabkan oleh meningkatnya orang-orang bergejala flu yang memeriksakan diri karena ada kekhawatiran mengenai pneumonia yang merebak. Dari pemeriksaan-pemeriksaan itu, ditemukan bahwa ada yang ternyata positif COVID-19.
Di masa sekarang, kata Budi, banyak individu yang tidak menerapkan protokol kesehatan seperti dengan memegang benda umum seperti lift, eskalator, dan lainnya. Atau, ada pula yang memakasi masker di kendaraan umum, ketika ada banyak orang, namun saat sudah turun dari kendaraan itu dan berjalan di trotoar, mereka melepasnya dengan dalih tidakk banyak orang di sekitar.
Selama pandemi, sosialisasi protokol kesehatan (prokes) bersifat memaksa.
"Artinya, ketika mau masuk ke gedung, harus pakai masker. Ketika masuk ke ruang kerja pakai masker, diwajibkan gitu kan. Itu sesuatu yang ada kewajiban dan kemudian ada sanksinya gitu. Nah, kalau itu sekarang kan dengan situasi saat ini, kan nggak mungkin gitu untuk memaksakan itu. Nah, berarti harus pakai cara lain kan," jelasnya.
Sosialisasi Prokes di Media
Budi berpendapat, sosialisasi bisa digalakkan lagi dengan media, semisal TV melalui iklan-iklannya. Salah satu contohnya yakni dengan menyematkan pesan ke dalam iklan tentang multivitamin.
Budi menilai, TV menjadi sebuah pilihan karena menawarkan beragam channel yang dilihat oleh orang-orang yang berada di rumah.
Selain itu, katanya, media sosial seperti instagram bisa juga digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
"Jangan lupa, cuci tangan harus mulai diaktifkan lagi. Karena bagaimana pun juga kita sudah terbiasa menyentuh lift, menyentuh tangga eskalator, dan sebagainya juga. Sekarang semaunya juga," tutur Budi.
Advertisement
Sediakan Akses untuk Kebersihan
Dia juga mengingatkan agar akses ke tempat mencuci tangan harus disediakan lagi.
"Akses ke tempat-tempat cuci tangan harus ada lagi. Atau penyediaan itu harus ada lagi, hand sanitizer. Hal-hal itu harus tersedia lagi," tambahnya.
Bagi individu dengan gejala flu yang dinilai mirip dengan gejala COVID-19, Budi menyarankan agar berdiam di rumah dulu hingga sembuh. Setelah sembuh, boleh ke luar namun disarankan tetap menggunakan masker.