Liputan6.com, Jakarta - PT Asri Karya Lestari Tbk akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,25 miliar lembar saham atau sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.
Advertisement
Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Jumat (15/12/2023), harga penawaran pada kisaran Rp 100- Rp 130 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar Rp 125 miliar hingga Rp 162,5 miliar dari IPO.
Rencananya, Asri Karya Lestarimengalokasikan sekitar 50,79 persen dana IPO sebagai setoran modal pada anak perusahaan Perseroan yaitu PT Bumi Prima Konstruksi dan PT Manyar Perkasa Mandiri. Lalu sekitar 43,75 persen akan digunakan oleh PT Manyar Perkasa Mandiri untuk pembangunan batching plant dan pembelian mesin. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, yakni pembayaran material, perlengkapan proyek, gaji, dan tunjangan karyawan serta biaya operasional.
Setelah penawaran umum perdana saham ini, mulai tahun buku 31 Desember 2023 dan seterusnya, manajemen perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 20 persen atas laba bersih tahun berjalan Perseroan.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya. Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah.
Jadwal IPO
PT Asri Karya Lestari merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang general kontraktor. Seiring perjalanan usaha dan perkembangan pembangunan, perseroan mengembangkan sub bisnis untuk menunjang pembangunan nasional dengan mengoptimalisasikan peluang usaha dengan mengakuisisi beberapa perusahaan.
Antara lain PT Bumi Prima Konstruksi yang bergerak dalam bidang persewaan alat berat, konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, flyover, dan underpass.
Kemudian PT Manyar Perkasa Mandiri yang bergerak dalam bidang industri batching plant. Sehingga perputaran usaha menjadi dari hulu sampai ke hilir.
Jadwal penawaran umum perdana saham PT Asri Karya Lestari Tbk:
- Masa penawaran awal (bookbuilding): 12-18 Desember 2023
- Tanggal efektif: 27 Desember 2023
- Masa penawaran umum perdana saham: 29 Desember 2023 - 3 Januari 2024
- Tanggal penjatahan: 3 Januari 2024
- Tanggal distribusi: 4 Januari 2024
- Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia: 5 Januari 2024
Advertisement
27 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Catat Aset Menengah
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun hingga 8 Desember 2023, terdapat 79 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) 79 emiten itu mencapai Rp 54,14 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi.
"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan satu perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
- 3 Perusahaan dari sektor basic materials
- 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
- 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
- 2 Perusahaan dari sektor energy
- 1 Perusahaan dari sektor financials
- 0 Perusahaan dari sektor healthcare
- 5 Perusahaan dari sektor industrials
- 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
- 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
- 3 Perusahaan dari sektor technology
- 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal hingga Rp 200 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun pada tahun pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya optimistis terhadap tahun depan, akan tetapi mengambil sikap konservatif.
"Walaupun optimis tetapi konservatif ya. Jadi kita tentunya melihat daripada IMF dan World Bank, itu juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK November 2023, Senin (4/12/2023).
Di samping itu, ia menuturkan, Pemerintah Indonesia pada 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen. Angka itu di bawah tahun ini, yakni sebesar 5,3 persen.
"Oleh karena itu dalam mentargetkan tahun ke depan, kita target kita adalah sama dengan tahun lalu (2023) ya, antara Rp 175 sampai dengan 200 triliun,” kata dia.
Advertisement
Pipeline Penawaran Umum
Di samping itu, ia menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp230,59 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten hingga 30 November 2023. Penghimpunan dana per November ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023.
Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 96 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 64 perusahaan.
Di sisi lain, Inarno mengatakan, seiring dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 30 November 2023 menguat sebesar 4,87 persen mtd ke level 7.080,74 (Oktober 2023: 6.752,21), dengan tekanan outflow non-resident mereda meski masih mencatatkan net sell sebesar Rp0,52 triliun mtd (Oktober 2023: outflow Rp8,10 triliun mtd). Beberapa sektor di IHSG pada November 2023 masih menguat di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.
"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 3,36 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp13,86 triliun (Oktober 2023: net sell sebesar 13,34 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di November 2023 tercatat meningkat sebesar Rp10,54 triliun ytd (Oktober 2023: Rp10,48 ytd),” ujar dia.