6 Fakta Menarik Gunung Dukono di Maluku yang Tercatat Pertama Kali Meletus pada 1933

Gunung Dukono merupakan salah satu gunung aktif yang terletak di utara Pulau Halmahera, Maluku. Gunung Dukono yang berketinggian 1.335 mdpl terdiri dari beberapa kawah berapi dengan aktivitas tinggi.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 18 Des 2023, 08:30 WIB
Seorang pendaki berada di puncak Gunung Dukono. (Dok: Instagram @magfirahbudiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Dukono merupakan salah satu gunung aktif yang terletak di utara Pulau Halmahera, Maluku. Gunung Dukono yang memiliki tinggi 1.335 mdpl terdiri dari beberapa kawah berapi dengan aktivitas tinggi.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Sabtu, 16 Desember 2023, Gunung Dukono adalah gunung berapi paling utara dalam rangkaian gunung berapi di sepanjang sisi barat Halmahera dan dari selatan, Gunung Jailolo, Gunung Uno-Ranu, Gunung Gamkonora, Gunung Ibu.

Masih banyak hal mengenai Gunung Dukono selain lokasinya. Berikut enam fakta menarik Gunung Dukono yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Letusan Sejak 1933

Gunung Dukono adalah salah satu yang paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1933, gunung ini terus-menerus meletus. Pada letusan pada 1550, letusan lava mengisi selat di antara Pulau Halmahera dan lereng utara dari Gunung Mamuya. Letusannya bahkan mencapai skala 3 dari Volcanic Explosivity Index. 

Letusan kecil terjadi selama rentang waktu 1719, 1868, dan 1901. Sejak 1933, Gunung Dukono terjadi letusan-letusan kecil secara berkelanjutan sampai saat ini.

2. Memiliki Kawah Aktif Spektakuler

Gunung Dukoro memiliki salah satu kawah aktif paling spektakuler di seluruh Indonesia. Inilah alasan gunung ini sangat layak untuk disambangi saat bepergian ke Halmahera utara, demi melihat kawahnya yang menakjubkan dan merasakan aktivitas vulkanisnya. 

Kompleks pegunungan ini memiliki profil yang rendah dengan banyak kawah yang terkadang tertutup abu tebal sehingga menciptakan lanskap seperti bulan yang nyata. Kawah aktif Malupang Warirang mengeluarkan suara gemuruh yang dahsyat setiap menit atau lebih, seperti selusin pesawat jet lepas landas dengan gumpalan abu mengepul ratusan meter ke atas.  

 


3. Titik Awal Pendakian

Gunung Dukono di Pulau Halmahera Maluku tercatat meletus sejak 1933. (Dok: Instagram @sahabat_pendaki)

Pendakian ke Gunung Dukono biasanya dimulai dari Desa Mamuya. Desa ini ketinggiannya, hanya 13 meter di atas permukaan laut yang terletak di jalan raya pesisir antara Galela di utara yang sekitar 10 km dan Tobelo di selatan, sekitar 14 km.

Terdapat sebuah jalur jip melewati perkebunan menuju terminal, di mana perjalanan dimulai. Lokasinya sekitar 8 kilometer, satu jam dengan sepeda motor, 370 mdpl. Meskipun beberapa pemandu mengatakan bahwa terminal terletak lebih jauh lagi di sebuah Pos besar (619 mdpl) di jalan setapak itu sendiri.

4. Penting Memakai Pemandu Gunung

Pendakian dengan pemandu gunung sangat penting, bukan untuk menemukan jalan melalui perkebunan seperti halnya di pegunungan lain di Halmahera. Namun tujuannya juga untuk menavigasi lanskap aliran lava kuno yang terkadang tertutup abu, hingga ke tepi kawah aktif dan untuk mengantisipasi perubahan angin untuk menghindari jatuhnya abu lebat.

Hubungi Pos Vulkanologi atau kantor Kepala Desa di seberang pertigaan jalan setapak di Mamuya untuk mendapatkan panduan. Tanda tangani buku pengunjung sebagai tindakan pencegahan untuk mencatat kehadiran Anda di gunung.

Masker disarankan dan biasanya dapat dibeli di warung-warung di Mamuya, di mana penduduk desa sendiri kadang-kadang mengalami hujan abu. Lindungi kamera dari abu halus yang mungkin akan merusak lensa. 


5. Rute Pendakian Melewati Hutan

Seorang pendaki turis asing di puncak Gunung Dukono. (Dok: Instagram @better.beyond)

Terdapat dua shelter kayu utama di kebun, satu di ketinggian 319 mdpl. Di titik ini pemandu Anda bisa memeriksa durian yang tumbuh di sana. Shelter satu lagi berada di ketinggian 370 mdpl.

Anda bisa berjalan kaki di bagian yang panjang ini, atau naik ojek maupun kendaraan perkebunan. Ojek sangat disarankan karena akan menghemat sekitar dua jam di setiap arah dan sebagian besar pemandu desa setempat akan menawarkannya sudah termasuk dalam harga pemandu. 

Perjalanan dari Shelter 2 adalah pendakian yang stabil ke tepi kawah awal yaitu sekitar 3,5 kilometer dan sekitar 3,5 jam atau kurang. Kecuali sekitar delapan anak sungai atau jurang kecil yang harus dilintasi, terutama pada ketinggian 647 mdpl dan 795 mdpl setelah hujan atau selama pada musim hujan kemungkinan besar air dapat ditemukan.

Zona hutan dicapai pada ketinggian sekitar 500 meter dan zona rumput tebu yang lebat dan tersebar dimana-mana di pegunungan Halmahera, pada batas antara hutan dan puncak gunung yang gundul, pada ketinggian sekitar 800 meter. 

 


6. Pemandangan Gunung Mamuya dari Atas

Seorang pendaki berada di kaki bukit Gunung Dukono. (Dok: Instagram @owin_hiking)

Di ketinggian 800 mdpl, Anda akan disuguhi pemandangan Gunung Mamuya yang jauh lebih kecil (933 mdpl) dan pantai dekat Tobelo dapat dilihat dari ketinggian sekitar 838 mdpl. Berhati-hatilah di area ini karena ada beberapa persimpangan kecil yang tidak memiliki rambu, jadi pastikan meminta pemandu untuk menunggu di persimpangan tersebut daripada berjalan terus dan membiarkan Anda menebak-nebak.

Akhirnya, tepi luar yang berketinggian 940 mdpl tercapai. Di bukit kecil di sebelah kiri Anda akan melihat peralatan sensor vulkanologi. Puncak kecil ini adalah Gunung Dilekene. Di bawahnya terdapat hamparan pasir vulkanik berwarna hitam, mirip versi miniatur lautan pasir Bromo.

Semakin tinggi Anda naik, semakin indah pemandangan kembali ke puncak Gunung Gogodom (1.102 mdpl) dan Gunung Bale-Bale (923 mdpl). Anda seharusnya bisa melihat pulau-pulau kecil di lepas pantai dekat kota Tobelo dan bahkan mungkin pulau besar Morotai di kejauhan. Terakhir, Anda akan sampai di tepi kawah Dukono pada ketinggian sekitar 1.150 mdpl.

 

infografis Status Gunung Berapi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya