Liputan6.com, Jakarta - Staycation merupakan konsep liburan ke tempat wisata yang dekat dari tempat tinggal seseorang. Salah satu yang sempat tren dan banyak diminati adalah tren staycation di hotel. Saat Pandemi Covid-19 menerpa Indonesia. tren staycation di hotel sangat populer dan membuat tingkat hunian hotel yang di awal pandemi sempat terpuruk, pelan-pelan mulai naik lagi.
Namun, setelah pandemi berakhir, tren staycation sepertinya sudah ditinggalkan. Benarkah? "Tren staycation ini masih tetap bertahan dan belakangan bahkan masih terus meningkat," kata Yulia Maria selaku Director of Marketing & Communication Artotel Group pada Liputan6.com, Kamis, 14 Desember 2023.
Advertisement
Menurut Yulia, jika tren staycation disebut sudah menurun maka hal itu wajar saja karena tren tentunya akan terus berubah. Meski begitu, tingkat hunian di hotel kita tetap stabil dan bahkan terus meningkat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Industri perhotelan sekarang ini sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat untuk rileks atau liburan, Jadi kalau disebut ada perubahan tren, dan menurut kita saat ini belum ada tren baru lagi setelah staycation, tingkat hunian hotel tetap terus bertambah,” terang Yulia.
Pendapat yang sama datang dari perusahaan pelat merah operator hotel di bawah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), PT Hotel Indonesia Group atau HIG mengungkapkan, staycation masih banyak diminati.
“Sampai saat ini staycation masih banyak diminati, terutama di Bali. Kita kurang tahu di hotel lain dan mungkin saja tren staycation menurun, tapi di grup hotel kita masih tetap stabil,” ungkap Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko HIG Waluyo Nugroho saat ditemui di Liputan6.com, Rabu, 13 Desember 2023.
Layanan Favorit Tamu Hotel
“Para tamu banyak yang melakukan kegiatan di hotel terutama kolam renang yang paling diminati. Di beberapa hotel kita seperti di Bali ada pantainya yang juga jadi favorit banyak tamu. Selain itu ada yang suka ke spa dan olahraga di gym,” lanjutnya.
Berbagai usaha dilakukan HIG untuk lebih menarik banyak pengunjung, seperti menyesuaikan dengan era digital yang semakin memudahkan orang untuk memesan apapun termasuk hotel untuk menginap.
Salah satunya menggunakan aplikasi OTA atau Online Travel Agent (OTA). "Sebagai jaringan hotel yang mengelola 35 properti di seluruh Indonesia, kita cukup terbantu dengan adanya OTA tapi memang komisinya (untuk OTA) cukup besar. Bagi kita tidak terlalu masalah karena tingkat hunian cukup bagus," jelas Waluyo
Kedepannya Waluyo berharap HIG bakal mengarahkan pelanggan untuk memesan kamar melalui situs resmi tentunya dengan beragam promo menarik. Waluyo juga mengatakan bahwa menjelang natal dan tahun baru hunian di kota-kota yang menjadi destinasi wisata Indonesia meningkat.
Advertisement
Menambah Acara dan Kegiatan di Lingkungan Hotel
“Kita juga akan tawarkan paket-paket menarik dan berbagai fasilitas tambahan agar para tamu lebih kerasan berada di lingkungan hotel. Kita juga aja menambah acara atau kegiatan seperti memasak bersama dengan chef di hotel kita atau chef di tempat lain,” tuturnya.
“Tingkat hunian hotel di kota-kota wisata seperti Yogyakarta dan Bali sudah meningkat. HIG mengelola 35 properti dan siap untuk hadapi libur Nataru," tambah Waluyo.
Hal senada juga diungkapkan grup Hotel Santika. ’Sampai saat ini tren staycation masih tetap stabil,” ungkap Imelda, Public Relations Manager Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk pada Liputan6.com, Jumat, 15 Desember 2023.
“Kalau ada yang bilang menurun itu mungkin aja terjadi, tapi di tempat kita tren staycation ini rasanya bakal terus bertahan karena memang minat orang menginap di hotel semakin tinggi. Bedanya kalau dulu di masa pandemi mungkin banyak yang WFH dari hotel, dan kalau sekarang mungkin sudah berkurang tapi minat buat menginap di hotel tetap tinggi,” sambungnya.
Fasilitas untuk Tamu Hotel
Ia menambahkan ada sejumlah faktor yang membuat orang betah menginap dan berlama-lama di hotel. Misalnya saja faktor kelengkapan fasilitas di kamar, lalu fasilitas di luar kamar atau lingkungan hotel seperti kolam renang dan kids corner.
Menurut Imelda, kebanyakan tamu staycation adalah keluarga yang punya anak dan biasanya mereka sangat menyukai fasilitas yang bisa digunakan anak-anak. "Kalau tamu membawa anak kecil biasanya mereka suka hotel yang punya banyak fasilitas bermain untuk anak-anak," ujarnya.
Menjelang libur Nataru, tingkat hunian hotel juga diyakini akan semakin meningkat. Ditambah lagi, mereka membuat sejumlah acara dan penawaran untuk lebih menarik banyak tamu.
“Di libur Nataru biasanya tamu akan semakin banyak. Kalau dibilang banyak yang staycation bisa disebut seperti itu karena kita bikin paket khusus seperti makan malam spesial di malam Natal dan di malam Tahun Baru. Ini tentunya termasuk kegiatan staycation yang memang masih diminati sampai sekarang,” pungkasnya.
Advertisement