PKS: Bukan ke Prabowo, Saat Jadi Gubernur DKI Anies Utang Jasa Ke Warga Jakarta

Kholid mengingatkan Prabowo bahwa pencalonan Anies di pilkada DKI Jakarta 2017 silam bukan semata-mata karena peran Prabowo dan Partai Gerindra saja, melainkan ada peran PKS yg sangat besar.

oleh Winda Nelfira diperbarui 17 Des 2023, 08:08 WIB
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyalami capres nomor urut 2, Prabowo Subianto di arena debat Capres 2024 di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid, mengatakan Anies Baswedan tidak berutang kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Kholid menegaskan, Anies justru berutang jasa kepada warga DKI Jakarta yang telah menggunakan hak pilihnya dan menaruh kepercayaan kepada Anies untuk memimpin ibu kota.

"Memang benar Mas Anies berutang jasa politik, tetapi bukan kepada Pak Prabowo tetapi kepada warga Jakarta yang dengan tulus memilihnya," kata Kholid dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (17/12/2023).

Kholid mengingatkan Prabowo bahwa pencalonan Anies di pilkada DKI Jakarta 2017 silam bukan semata-mata karena peran Prabowo dan Partai Gerindra saja, melainkan ada peran PKS yg sangat besar.

"Pencalonan Mas Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta itu oleh dua partai: PKS dan Gerindra. Dan bagi PKS, ketika Mas Anies terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta maka beliau adalah milik seluruh warga Jakarta, bukan milik PKS atau Gerindra," jelas Kholid.

Kholid meminta Partai Gerindra atau Prabowo sebagai ketua umum partai Gerindra mengingat kembali peristiwa pencalonan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta saat itu. Gerindra, kata dia kala itu mengusung Sandiaga Uno untuk menjadi wakil gubernur mendampingi Anies.

"Kita harus ingat ya, saat itu Gerindra yang mengusung Bang Sandiaga Uno yang merupakan kader dari Gerindra sedangkan PKS mengusung Mardani Ali Sera sebagai pendamping Bang Sandi. Karena situasi politik yang sangat dinamis, PKS berbesar hati menyerahkan hak pengusungan Mardani tersebut ke Mas Anies," kata Kholid.

"Takdirnya, terpilihlah pasangan Anies-Sandi. Alhamdulillah Mas Anies jadi Gubernur DKI." Kata Kholid, yang juga Calon Anggota DPR RI dapil Depok-Bekasi tersebut," sambung dia.

 


Prabowo Dinilai Emosional dalam Debat Capres

Lebih lanjut, Kholid menyayangkan sikap Prabowo yang terkesan personal karena menyerang pribadi Anies. Selain itu, dia menilai Prabowo tampak emosional dalam debat perdana capres tersebut.

"Tampaknya Pak Prabowo belum move on. Bukannya adu gagasan untuk ke depan, justru menyerang personal dengan mengungkit-ungkit masa lalu.Ini tidak baik dan tidak dewasa." ucap Kholid.

Sebelumnya, Prabowo merespons pandangan Anies Baswedan soal demokrasi Indonesia yang dinilainya sudah tidak dipercayai oleh rakyat dalam pada debat perdana capres di KPU pada Selasa, 12 Desember 2024.

Prabowo menyatakan, Anies berlebihan dalam mengeluhkan kondisi demokrasi Indonesia. Dia pun menceritakan bagaimana Anies bisa terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta, meski saat itu Prabowo masih berstatus sebagai oposisi.

"Mas Anies ini agak berlebihan mengeluhkan demokrasi. Bapak dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya yang mengusung bapak," ujar Prabowo pada acara debat perdana capres di KPU, Selasa (12/12/2023).

Prabowo menegaskan, Anies tidak mungkin bisa jadi gubernur DKI Jakarta kalau demokrasi tidak berjalan.

"Kalau pak Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur," tegas Prabowo.

Infografis Jelang Akhir Jabatan Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Ahmad Riza Patria. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya