Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kanker serviks merupakan penyebab kedua kematian pada wanita di Indonesia. Sementara kanker sendiri adalah pembunuh ketiga di Indonesia.
"Sekitar 234.000 masyarakat Indonesia yang meninggal karena kanker, dan kanker serviks adalah pembunuh kedua wanita di Indonesia,” kata Budi Gunadi dalam launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Serviks atau Leher Rahim di Djakarta Theater, Sabtu, 16 Desember 2023.
Advertisement
Kanker serviks, tutur Budi, disebabkan oleh virus yang dapat dieliminasi. Sekitar 80 hingga 90 persen kanker serviks dapat dieliminasi jika terdeteksi secara dini.
“Untuk kanker, kalau stadiumnya masih dini, sekitar 80 persen hingga 90 persen bisa sembuh kembali. Tapi, kalau stadium lanjut, 80 persen-90 persen itu fatal dan mengakibatkan kematian,” kata Menkes.
Budi menjelaskan dua program untuk mengeliminasi kanker leher rahim. Program pertama, yakni melakukan imunisasi HPV untuk anak usia kelas 5 dan 6 SD dan remaja. Setelah program imunisasi dilakukan, program kedua yang akan dilakukan adalah membuat vaksin HPV. Vaksin HPV di Indonesia masih sangat kurang dibandingkan dengan populasi penerima vaksin.
“Vaksin HPV Itu harganya mahal karena ketersediaan vaksin tidak sebanding dengan populasi yang ada. Sekarang sudah ada namanya (vaksin HPV) Nusagard. Kita harap ke depannya lebih banyak lagi yang bisa kita produksi di Bio Farma. Karena vaksinnya di level dunia juga kurang,” kata Menkes.
Sediakan Fasilitas untuk Tes HPV DNA Berbasis PCR
Teknologi deteksi dini saat ini juga telah berkembang dengan adanya pemeriksaan HPV DNA yang menggunakan teknologi Polymerase chain reaction (PCR). Karena itu, Menkes Budi menyampaikan rencana selanjutnya adalah menyediakan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan HPV DNA berbasis PCR.
Saat ini, terdapat 16 provinsi yang akan difasilitasi PCR. Sebelum 2030, Kementerian Kesehatan menargetkan semua kabupaten/kota akan mendapatkan fasilitas pemeriksaan HPV DNA berbasis PCR agar deteksi dini kanker bisa dengan mudah dilakukan.
Program berikutnya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, yakni terapi. “Seluruh puskesmas akan diberi alat yang namanya thermal ablation (ablasi termal) yang mudah digunakan. Dengan adanya alat tersebut, apabila terdapat lesi maka bisa diterapi langsung dan dirawat di puskesmas,” kata Menkes.
Advertisement
Strategi Global Eliminasi Kanker Serviks hingga 2030
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam sambutannya menyampaikan, WHO telah mencanangkan strategi global untuk eliminasi kanker leher rahim pada tahun 2018 sampai tahun 2030. Strategi ini meliputi tiga intervensi.
“Intervensi yang dilakukan yaitu imunisasi, skrining menggunakan tes performa tinggi, serta pengobatan sesuai standar,” kata Maxi.
WHO menargetkan 90 persen wanita harus diimunisasi. Sebelum 2030, imunisasi HPV juga dilakukan untuk remaja pria. “Indonesia menargetkan hal yang sama,” lanjut Maxi.