Wilayah di Bekasi Ini Rentan Kemiskinan, Banyak Warga Tak Tamat SD

Warga di sekitar Pondok Pesantren Darul Futuuh, Harapan Mulya, Kota Bekasi, Jawa Barat, masuk dalam wilayah rentan kemiskinan

oleh Bam Sinulingga diperbarui 18 Des 2023, 08:00 WIB
Pelatihan dilakukan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Paramadina kepada warga miskin di sekitar Ponpes Darul Futuuh, Harapan Mulya, Kota Bekasi. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Warga di sekitar Pondok Pesantren Darul Futuuh, Harapan Mulya, Kota Bekasi, Jawa Barat, masuk dalam wilayah rentan kemiskinan.

Hal ini disebabkan banyaknya warga yang putus sekolah, bahkan tak tamat SD. Kondisi ini menyebabkan pengangguran di wilayah tersebut semakin meningkat.

Pengasuh Ponpes Darul Futuuh, Muhammad Farhan mengungkapkan, akar masalah di wilayah ini adalah kemiskinan.

"Akarnya masalahnya adalah kemiskinan karena minimnya lapangan pekerjaan. Padahal lokasi ini bersebelahan dengan pusat bisnis Summarecon," kataFarhan, Sabtu 16 Desember 2023.

Lantaran tak bekerja, banyak orangtua yang akhirnya tak mampu membiayai sekolah anaknya sehingga terpaksa putus sekolah.

Farhan mengakui ada SMP negeri yang gratis, tetapi anak-anak sering tidak tembus karena terbentur masalah zonasi.

"Kalau lewat jalur prestasi, agak sulit. Makanya pakai melalui jalur zonasi. Tapi itupun tidak tembus karena beda zonasi, anak-anak di sini sering tidak tembus," ujar Farhan.

Menurut data, saat ini ada 12 sekolah di wilayah Harapan Mulya. Tiga unit SD negeri, satu SD swasta dan tujuh unit SMP yang seluruhnya swasta.

"Kalau sekolah swasta, kan harus membayar, sedangkan di sini warganya banyak tidak mampu. Akhirnya banyak anak-anak putus sekolah," jelas Farhan.

Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat membangun SMP negeri di wilayah Harapan Mulya lantaran jumlah penduduknya juga sudah semakin padat, sedangkan SMP dan SMA Negeri tidak ada.

Farhan yakin, jika Pemkot Bekasi mau membangun SMP dan SMA negeri yang dekat wilayah sini, pasti angka putus sekolah akan menurun.

Sementara untuk membantu warga di wilayah tersebut, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Paramadina memberikan pelatihan.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:


Pemberdayaan Ekonomi

Pelatihan yang diberikan, seperti budidaya maggot, pengelolaan bank sampah, pelatihan videografi dan fotografi.

Kegiatan pemberdayaan ini melibatkan 150 orang warga sekitar ponpes. Total ada 100 orang yang ikut pengelolaan bank sampah dan 20 orang yang mengikuti pelatihan foto dan video.

Panitia acara, Usmar Almarwan mengungkapkan kesenjangan sosial masih nampak di wilayah yang bersebelahan langsung dengan pusat bisnis Summarecon Bekasi itu.

"Karenanya kita menilai wilayah ini perlu diberdayakan masyarakatnya agar kesenjangan sosial antara wilayah ini yang bersebelahan langsung dengan pusat bisnis Summarecon Bekasi dapat teratasi," paparnya.

Di sisi lain, sambung Usmar, keberadaan ponpes bukanlah solusi dari seluruh masalah sosial yang ada. Terutama terkait pengangguran karena minimnya lapangan pekerjaan.

Karenanya, Universitas Paramadina melalui mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Politik angkatan ke 22 ini, ingin memberdayakan masyarakat wilayah tersebut untuk memanfaatkan peluang ekonomi.

Selain pelatihan, juga ada pembagian paket sembako untuk 250 orang santri dhuafa dan warga kurang mampu serta peresmian Perpustakaan Darul Futuuh oleh Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad.

Gani pun mengapresiasi program yang diberikan mahasiswa untuk warganya dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.

"Kami mengucapkan terimas kasih kepada Universitas Paramadina. Semoga masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan apa yang sudah diberikan, baik itu fasilitas dan lain-lain sehingga dapat mewujudkan SDM yang unggul untuk Kota Bekasi yang lebih baik," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya