Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, dengan keberagaman budaya dan suku bangsa, memiliki warisan seni yang begitu kaya dan beragam. Kesenian Indonesia bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mencerminkan keindahan dan kekayaan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kesenian tradisional seperti tari, musik, teater, dan tradisi lisan adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang utama. Setiap daerah memiliki bentuk kesenian tradisional yang unik dengan otentisitas tersendiri.
Advertisement
Kendati demikian kini orang yang mempunyai pemahaman mendalam terhadap berbagai seni tradisional itu terasa makin sedikit.
Oleh sebab itu, akhir tahun ini Panggung Maestro II 2023 hadir dipersembahkan Yayasan Taut Seni bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Didukung oleh Pertamina, iForte, Group Purnati Indonesia, Puro Mangkunegaran, dan Puri Agung Karangasem.
Dewan Artistik Panggung Maestro, Sulistyo Tirtokusumo mengatakan Panggung Maestro merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan.
"Di dalam Panggung Maestro ini kita mendapat kesempatan dipertemukan dengan para penari yang berusia di atas 70 tahun bahkan ada yang sudah melebihi 90 tahun, namun masih berkarya," ujarnya.
Ia menyebut maestro dalah orang yang telah menekuni dan menguasai suatu bidang seni tradisi secara terus-menerus dalam waktu lama. Sebutan lain untuk maestro adalah empu yang menurut batasan Kemendikbudristek adalah seseorang yang mengabdikan diri secara tekun dan setia kepada jenis seni tertentu.
Usia mereka di atas 60 tahun dan telah berkiprah dalam bidangnya selama 35 tahun atau lebih. Karena itu para maestro merupakan ujung tombak pelestarian seni dan budaya Indonesia.
Melalui kaca-pandang, kiprah, dan kecintaan para maestro itulah kita bisa melihat dan merasakan keluhuran nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tradisional warisan nenek moyang yang berabad-abad umurnya.
"Maka sudah selayaknya generasi sekarang dan mendatang memberikan penghargaan terhadap mereka yang telah menanam dan memupuk benih-benih jati diri peradaban kita di tengah putaran zaman dan arus globalisasi," katanya.
Panggung Maestro yang akan hadir kedua kalinya di Gedung Kesenian Jakarta adalah salah satu bentuk penghargaan. Ia berharap dengan tumbuhnya apresiasi terhadap para maestro akan tumbuh pula semangat dan upaya untuk meneruskan kiprah mereka dalam menjaga, merawat, dan mengembangkan kesenian tradisional Indonesia.
"Dengan kecerdasan dan kreativitas yang tak terbatas, sehingga akan menjadi aset hidup kebudayaan bangsa yang berharga," jelasnya.
Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro kesenian dari 3 daerah yaitu: Tari Golek Montro dari Surakarta, Jawa Tengah, Tari Legong Keraton dari Karangasem, Bali, dan tari Pakkarena Bura’ne Kasuwiang, Pagandarang dan Keso-keso dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Informasi Kegiatan
1. Pameran Foto Panggung Maestro Djajusman & Fendi Siregar (GRATIS)
Kamis & Jumat, 21 & 22 Desember 2023
Pukul 13:00 - 22:00
2. Workshop Fotografi Pertunjukan oleh Dua Matahari Djajusman dan Fendi Siregar (GRATIS)
Kamis, 21 Desember 2023Pukul 10:00 - 13:00
3. Percakapan Bersama Maestro: Melihat, Mendengar, Merasakan Makna Tradisi yang Dirawat Maestro (GRATIS)
Jumat, 22 Desember 2023
Pukul 13:30 - 15:30
Pendaftaran via: bit.ly/percakapanmaestro
4. Panggung Maestro, 2023
Kamis & Jumat, 21 & 22 Desember 2023
Pukul 20:00 - selesai
Lokasi
Kegiatan dipusatkan di Gedung Kesenian Jakarta di Jalan Gedung Kesenian No.1, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Harga Tiket
VIP Rp 350.000
Kelas I Rp. 250.000
Kelas II Rp. 150.000
Balkon Rp. 100.000
Narahubung Pembelian Tiket:
Puteri Efendi +62 877-8321-4733
Rachma +62 818-749-468
Advertisement