Hal yang Indonesia Bisa Adopsi dari Cara Singapura Tekan Kenaikan Kasus COVID-19

Paling tidak ada tiga hal yang Singapura lakukan dalam menghadapi COVID-19, baik juga bila dilakukan di Indonesia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2024, 14:44 WIB
Ilustrasi Cara Singapura Hadapi Kenaikan Kasus COVID-19, Ada yang Bisa Ditiru?. (dok. Victor He/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bidang Pulmonologi Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan Indonesia perlu mempertimbangkan untuk melakukan hal yang dilakukan Singapura dalam menekan kenaikan kasus COVID-19.

Paling tidak ada tiga hal, kata Tjandra, yang baik juga bila dilakukan di Indonesia. Pertama, memberikan laporan harian situasi COVID-19. Usai terjadi kenaikan kasus infeksi virus SARS-CoV-2 yang tajam di Singapura, per 19 Desember 2023 nanti negara tetangga tersebut bakal melaporkan situasi COVID-19 secara harian bukan mingguan.

"Akan baik kalau kita mempertimbangkan melakukan hal yang sama pula sehingga masyarakat mengetahui persis apa yang terjadi dari hari ke hari dan dapat mempersiapkan diri lebih baik," kata Tjandra dalam pesan tertulis ke Liputan6.com ditulis Senin (18/12/2023).

Kedua, Singapura mengatakan 'amat menganjurkan' penggunaan masker di tempat kerumunan apalagi di dalam ruangan dan mengunjungi kelompok rentan.

"Pengetatan anjuran ini mungkin perlu juga dipertimbangkan di negara kita kalau memang kasus kita terus meningkat pula. Dan, datanya akan kita ketahui kalau memang sudah ada laporan harian seperti yang akan dilakukan Singapura," kata sosok yang juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Jakarta itu.

Ketiga, mengingatkan warga untuk melakukan vaksinasi COVID-19. Dalam hal ini, Indonesia juga sudah menggalakan sejak terjadinya peningkatan kasus COVID-19. Menurut Tjandra, bila mungkin di Indonesia disediakan vaksin mRNA untuk booster atau vaksinasi ulangan ini. Lebih baik lagi tentu adalah vaksin bivalen atau vaksin khusus untuk varian XBB.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Jakarta Profesor Tjandra Yoga Aditama. (Dok Pribadi)

Informasi soal Persentase Varian COVID-19

Dalam laporan Kementerian Kesehatan Singapura yang disampaikan Jumat, 15 Desember 2023, mereka melaporkan secara rinci bahwa lebih 60 persen kasus mereka disebabkan oleh virus COVID-19 jenis JN.1 yang merupakan bagian dari varian BA.2.86.

Lalu, Singapura menyatakan bahwa sampai akhir November 2023 lebih dari 70 persen kasus COVID-19 disebabkan varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3.

Menurut Tjandra, adalah hal baik bila publik juga mendapatkan informasi tentang persentasi varian atau subvarian virus penyebab COVID-19 yang tengah beredar.

"Akan baik kalau kita juga mendapatkan informasi berapa persen varian atau subvarian yang kini beredar di negara kita, beserta perkembangannya dari waktu ke waktu," katanya.

 


Kasus COVID-19 di Indonesia

Per Selasa (12/12/2023) kasus Covid di Indonesia tercatat bertambah 298 kasus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejak Singapura disusul Malaysia mengalami kenaikan kasus COVID-19, hal yang sama ternyata terjadi juga di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa terjadi tren kenaikan kasus sejak pekan ke-41 atau periode 8-14 Oktober 2023. 

Data hingga Jumat, 15 Desember 2023 menunjukkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 336 atau meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Mengingat ada potensi kenaikan kasus terlebih meningkatnya mobilitas di libur Natal dan Tahun Baru, Kemenkes RI mengingatkan masyarakat untuk melengkapi dosis vaksin COVID-19.

“Untuk itu, masyarakat diimbau untuk segera melengkapi dosis vaksin COVID-19, segera datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di Puskesmas atau Kantor Kesehatan Pelabuhan, jangan ditunda tunda,” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Infografis Ragam Tanggapan Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya