Liputan6.com, Jakarta - Pendopo menghadirkan fashion show Buleleng Kita di Amphitheater Living World Denpasar, Bali pada Jumat, 8 Desember 2023. Kegiatan ini merupakan puncak program pembinaan dan pelatihan UMKM Tekstil dan Pakaian di Kabupaten Buleleng, yang dilakukan Pendopo bekerja sama dengan desainer lokal dan Pemerintah Kabupaten Buleleng.
"Salah satu cara kita buat pelestarian budaya lewat program pemberdayaan masyarakat, khususnya produsen produk budaya lokal. Tahun lalu kami sudah melakukan kegiatan ini bagi para penenun ikat Sikka di Kabupaten Sikka, NTT," terang Tasya Widya Krisnadi, Direktur Pendopo pada Liputan6.com di Living World Denpasar, Jumat, 8 Desember 2023.
Advertisement
"Di tahun ini kita membuat program serupa di Kabupaten Buleleng, Bali, yang punya pesona dan hasil alam yang tinggi dan punya banyak potensi di industri fesyen," lanjutnya. Sejak awal Juni 2023, Pendopo menghadirkan program pendampingan dan pelatihan untuk UMKM Tekstil dan Pakaian yang dilaksanakan di gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) milik Pemerintah Kabupaten Buleleng di Singaraja, Kecamatan Buleleng.
Pelatihan ini menjangkau lebih dari 40 penjahit lokal, ibu rumah tangga, juga pelajar di Kabupaten Buleleng. Berkolaborasi dengan desainer lokal, serangkaian pelatihan online dan offline dilaksanakan berfokus pada keterampilan mendesain dan menjahit menggunakan bahan utama kain tenun Bali.
Pendopo juga memberikan berbagai pelatihan seputar industri fesyen dan tren pasar, menentukan standar kualitas, manajemen produksi dan literasi keuangan, digitalisasi, juga mendorong sustainable fashion melalui pemanfaatan kain sisa produksi menjadi beragam aksesori berupa tas, gelang, dan anting-anting. Pelatihan dilanjutkan ke tahap pendampingan, produksi, dan seleksi karya, sepanjang September hingga November 2023.
Kain Tenun Khas Bali
Pada tahap ini, para desainer lokal mendampingi para peserta secara berkelompok untuk mewujudkan produk pakaian dan aksesori siap pakai yang akan dikurasi dan diperagakan dalam Fashion Show Buleleng Kita. Peragaan busana ini menampilkan karya yang seluruhnya berbahan utama kain tenun khas Bali.
Gelaran Fashion Show ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 32 karya desainer lokal, 24 karya pakaian, dan aksesori karya UMKM Buleleng hasil program pendampingan dan pelatihan, dan ditutup dengan 18 karya dari desainer Pendopo yang dihiasi dengan perhiasan dari The Palace Jeweler. Selanjutnya, karya-karya terpilih tersebut akan diproduksi dan dipasarkan melalui ritel modern Pendopo.
Masih dalam rangkaian acara puncak sekaligus untuk mendukung pemberdayaan UMKM Buleleng, Pendopo berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Living World Denpasar juga menghadirkan Festival UMKM Buleleng. Festival ini diikuti lebih dari 40 UMKM dari Kabupaten Buleleng, mulai dari UMKM lukisan, kriya, dan makanan. Festival UMKM Buleleng diadakan pada Kamis hingga Minggu, 7--10 Desember 2023, di lantai B1 Living World Denpasar.
Advertisement
UMKM Tekstil dan Pakaian Buleleng
"Kami apresiasi inisiatif dari Pendopo. Harapannya, kegiatan ini menginspirasi berbagai komunitas dan pelaku UMKM di Buleleng supaya terus bersemangat untuk berkarya karena mereka ini memang punya kemampuan yang bagus dan sumber daya alam yang sangat potensial. Contohnya ini bisa dilihat ada banyak buah-buahan segar yang dihasilkan seperti mangga, durian, semangka," kata Dewa Made Sudiarta, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Kabupaten Buleleng.
"Harapannya, semoga kegiatan ini bukan menjadi akhir tapi menjadi awal terciptanya kolaborasi yang berkelanjutan. Jadi jangan sampai hanya semangat di awal-awal saja, mudah-mudahan bisa konsisten di tahun-tahun mendatang," sambungnya.
Pihak Pendopo juga berharap, lewat pelatihan pemanfaatan kain tenun khas Bali, bisa menghasilkan produk fesyen siap pakai, juga pembukaan akses pasar melalui Pendopo, daya saing dan semangat UMKM Tekstil dan Pakaian Buleleng terus meningkat. "Kita juga berharap bisa mendorong pelestarian warisan wastra tenun khas Bali, sehingga bisa dinikmati generasi kini dan nanti," pungkas Tasya.
Sementara itu, pusat perbelanjaan atau mal dengan konsep "Home Living, Lifestyle & Eat-ertainment" Living World Denpasar, Bali yang dikembangkan oleh Kawan Lama Group melanjutkan misi untuk terus berkontribusi bagi masyarakat Bali. Salah satunya dengan menjalani berbagai program berkelanjutan yang dilakukan secara konsisten sepanjang 2023.
Mal Ramah Lingkungan
Salah satunya dibuktikan dengan penerapan konsep penggunaan energi yang efisien pada sistem prasarana bangunan juga infrastruktur pendukung yang digunakan. Bukan hanya desain interior dan eksterior mal yang kaya akan unsur budaya Bali, semangat untuk mengangkat kearifan lokal masyarakat Bali dalam bentuk kegiatan seni dan pelestarian alam.
Menurut Direktur Living World, Jannywati, salah satu penerapan penggunaan energi yang efisien seperti sistem AC yang bisa menghemat listrik hingga 20 persen atau setara dengan pengurangan energi listrik 1,200 MW/tahun.
"Living World termasuk di Denpasar ini juga menggunakan Chiller Plant System dengan tipe terbaik dalam penghematan energi, itu karena mal ini memang sudah dirancang sebagai mal ramah lingkungan," jelas Jennywati dalam jumpa pers di Living World Denpasar, Bali, Jumat, 8 Desember 2023.
Living World pun menggunakan sumber daya energi terbarukan berupa panel surya pada atap mal, yang dapat memproduksi listrik hingga 504 KWP sehingga bisa menghemat 15 persen penggunaan listrik dari sumber energi fosil. Desain bangunan secara cerdas juga menitik beratkan orientasi bangunan dan solusi meminimalisasi panas matahari masuk ke dalam gedung dengan permainan landscape seperti roof garden.
Advertisement