Resensi Film Animal Kingdom: Ayah dan Anak Telusuri Belantara Hati demi Lakukan Penerimaan Diri

Animal Kingdom karya sutradara Thomas Cailley sudah tayang di bioskop Tanah Air. Film ini memasang bintang utama Romain Duris dan Paul Kircher.

oleh Wayan Diananto diperbarui 23 Des 2023, 14:15 WIB
Animal Kingdom karya sutradara Thomas Cailley sudah tayang di bioskop Tanah Air. Film ini memasang bintang utama Romain Duris dan Paul Kircher. (Foto: Dok. StudioCanal)

Liputan6.com, Jakarta Film Prancis Le Regne Animal dirilis dengan judul internasional Animal Kingdom. Sutradara Thomas Cailley merangkap jadi penulis skenario film ini dibantu Pauline Munier. Animal Kingdom tayang di Indonesia mulai Rabu (13/12/2023).

Memasang bintang utama Romain Duris dan Paul Kircher, film Animal Kingdom yang bergenre petualangan, fiksi plus semburat fantasi sejatinya mengusung beragam topik menyentuh. Dari hubungan ayah dan anak hingga soal penerimaan diri.

Kisah sejumlah manusia yang terinfeksi hingga menjadi setengah binatang dikemas dengan gaya tutur detail, menekankan interaksi antartokoh, tanpa abai terhadap konflik batin karakter utamanya.

Tak heran jika Animal Kingdom panen pujian kritikus. Ia melenggang ke Festival Film Cannes hingga menang kategori Efek Visual Terbaik di Sitges Catalonian International Film Festival. Berikut resensi film Animal Kingdom.

 


Manusia Terinfeksi

Romain Duris sebagai Francois dalam film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Francois (Romain Duris) syok mengetahui istrinya, Lana (Florence Deretz), terinfeksi hingga menjadi setengah amfibi. Pemerintah “mengamankan” Lana ke luar kota. Ia dimasukkan ke mobil boks. Putranya, Emile (Paul Kircher) butuh waktu untuk menerima kenyataan.

Emile dan Francois ikut pindah kota. Di tempat yang baru, Francois bekerja di restoran. Ia dibantu aparat, Julia (Adèle Exarchopoulos), untuk menyelidiki Lana yang dikabarkan raib. Emile beroleh sekolah baru lalu mengenal Nina (Billie Blain).

Suatu hari, Emile menyadari fisiknya berubah. Tulang punggungnya menyembul. Kukunya meruncing. Bulu-bulu lembut tumbuh di sekitar pundak. Perlahan, ia krisis identitas. Emile lalu bertemu Fix (Tom Mercier) manusia setengah elang yang tinggal di hutan.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Unggul di Banyak Aspek

Paul Kircher sebagai Emile dalam film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Animal Kingdom unggul di banyak aspek. Pertama, tentu saja penokohan yang dibangun lewat perubahan hidup karakter: transformasi fisik yang berdampak pada kemunduran skill sebagai manusia, dan kejiwaannya.

Tak mudah melakukan penerimaan diri saat satu per satu kecerdasan sebagai manusia “diberedel” keadaan. Di sisi lain, tak mudah bagi anggota keluarga yang satu menerima perubahan lahir batin orang terkasih.

Francois, Emile, dan Fix adalah tiga pilar yang dengan detail mempresentasikan kondisi ini. Akting Romain Duris, Paul Kircher, dan Tom Mercier jadi ujung tombak yang membuat penonton peduli, berempati, lalu takut kehilangan mereka.

 


Penceritaan Bagai 2 Sisi Mata Uang

Paul Kircher sebagai Emile dalam film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Kedua, penceritaan. Ini bagai dua sisi mata uang. Thomas Cailley menggulirkan dengan detail transformasi fisik tokoh utama. Kelewat detail malah. Logis namun pada bagian-bagian tertentu agak kepanjangan. Penonton yang bersumbu pendek bisa jadi tak sabar.

Ketiga, aspek teknis. Ini menolong penceritaan jadi lebih bergaya dan menyelamatkan film ini dari jenuh. Transformasi warga yang terpapar adalah keindahan fantasi. Tapi, terasa dekat dan nyata. Selain efek visual, mereka yang berubah karena infeksi digambarkan secara believable.

Fix contoh sempurna dari kemunduran fisik dan kemampuan. Saat kemampuan bicaranya menurun, keahlian lain menanjak, yakni terbang. Titik temu tanjakan dan turunan ini terjadi ketika Fix kehilangan skill bicara sama sekali namun akhirnya bisa terbang tinggi.

 


Performa Romain Duris dan Paul Kircher

Salah satu adegan film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Performa Romain Duris dan Paul Kircher merefleksikan rentang emosi yang luas. Dari mereka, kita melihat chemistry ayah dan anak yang solid. Ada amarah, takut kehilangan, takut tak diterima, bohong putih, cinta, dan penerimaan tanpa syarat.

Kasus yang menimpa mereka bisa jadi fiksi. Namun, pertalian emosi keduanya nyata. Apa adanya. Jelas mungkin terjadi di sekitar kita. Aspek fiksi-nyata ini menjadi kekuatan yang mempermainkan sekaligus mengikat emosi penonton.

 


Agak Berlarut Tapi Dimaafkan

Salah satu adegan film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Kita dibuat terus menebak nasib tokoh utama. Bersamaan dengan itu, Thomas Cailley meningkatkan eskalasi ketegangan seraya terus mengawal pertumbuhan kedua tokoh utama. Tak berlebihan jika Animal Kingdom disebut salah satu film bagus tahun ini.

Beberapa bagian film ini agak berlarut-larut namun termaafkan oleh penokohan dan visual yang memaksimalkan pengadeganan. Dramatisasi di sejumlah adegan tak lantas terkesan lebay.


Babak Akhir Mengesankan

Salah satu adegan film Animal Kingdom. (Foto: Dok. StudioCanal)

Terakhir, namun tak kalah penting, bagaimana Thomas Cailley mengakhiri cerita. Diiringi ilustrasi musik megah dan bersemangat ingin mengantarkan sesuatu, adegan akhir film ini benar-benar menghangatkan hati. Bikin mata berkaca.

Animal Kingdom masih tayang di bioskop. Segeralah menonton dan jadi bagian dari belantara hati para tokohnya sebelum Aquaman: The Lost Kingdom dan megadrama Layangan Putus datang. Selamat menonton.

 

 

 

 

Pemain: Romain Duris, Paul Kircher, Florence Deretz, Adèle Exarchopoulos, Tom Mercier, Billie Blain, Xavier Aubert

Produser: Pierre Guyard

Sutradara: Thomas Cailley

Penulis: Thomas Cailley, Pauline Munier

Produksi: Nord-Ouest Films, StudioCanal, France 2 Cinéma

Durasi: 2 jam, 8 menit

Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya