Liputan6.com, Jakarta - Dalam memberikan akses bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi positif di tengah masyarakat, berbagai pihak mengadakan beragam acara sepanjang Desember. Pasalnya, tanggal 3 di bulan ini diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Salah satu yang menggelar acara untuk mengisi momen HDI adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Advertisement
Pada 11 Desember 2023, kementerian ini menggelar Pameran Karya Disabilitas 2023 di Aula Pertemuan Menara Mandiri, Jakarta.
Acara ini melibatkan delapan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta sembilan sekolah luar biasa (SLB) di Jakarta.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (Dirjen PDM), Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyerukan sebuah pesan. Ia mengimbau seluruh ekosistem pendidikan untuk menghindari perilaku diskriminatif kepada siapapun terutama penyandang disabilitas. Sebab, mereka juga memiliki hak yang sama di mata masyarakat.
“Saya menekankan kepada seluruh masyarakat agar tidak membeda-bedakan penyandang disabilitas dalam mengakses pendidikan yang seluas-luasnya,” kata Iwan dalam acara tersebut.
Iwan menegaskan sikap bahwa Kemendikbudrsitek akan terus berupaya menciptakan satuan pendidikan yang ramah bagi anak-anak penyandang disabilitas.
“Jadi, itu merupakan sebuah cara untuk bagaimana kita bisa mengedepankan semangat inklusif di semua satuan pendidikan di seluruh Indonesia,” tegas Iwan Syahril.
Angkat Bakat dan Kemampuan Penyandang Disabilitas
Setelah membuka peringatan Hari Disabilitas Internasional, Iwan berkeliling mengunjungi stand Pameran Karya yang diikuti oleh para penyandang disabilitas.
Pameran Karya ini digelar untuk mengangkat bakat dan kemampuan anak-anak penyandang disabilitas di mata masyarakat dalam rangka menunjukkan kebolehan masing-masing.
Pameran ini diisi oleh stan produk-produk hasil karya penyandang disabilitas yang beraneka ragam. Mulai dari karya seni rupa, kerajinan tangan, pakaian, kuliner serta layanan kreatif lainnya. Ini membuka peluang luas bagi para peserta penyandang disabilitas untuk dikenal oleh masyarakat luas.
Advertisement
Kata Peserta
Salah satu anak penyandang disabilitas, Widin, memamerkan karya keterampilan kriya kayu dalam acara tersebut. Siswa SLB Negeri 8 Jakarta Utara itu mengaku senang berkreasi dengan kayu.
“Saya sangat menyukai kayu dari kecil, sehingga saya ingin terus membuat karya dari kayu ini dan berkreasi dengan kayu. Tidak ada tantangan bagi saya membuat kayu, karena saya suka. Garuda dari kayu ini hasil karya saya, yang penting semangat terus,” ujar penyandang tuna grahita itu.
Tak jauh dari situ, ada karya seni mural hasil lukisan anak penyandang Tuli, Arindra.
“Saya dari SLB Negeri 01 Jakarta. Saya suka melukis karena melukis itu hobi saya dari sejak kecil. Dalam melukis, ada empat tahap yaitu memikirkan tentang gambar yang ingin dibuat, berpikir tentang tema, membuat sketsa, dan mewarnai.”
Menurutnya, tidak ada kesulitan baginya dalam melahirkan karya lukis. Dia pun bercita-cita jadi pelukis hebat.
“Tidak ada kesulitan dalam melukis. Untuk ke depannya, saya ingin menjadi pelukis yang hebat bahkan sampai tingkat internasional,” ungkap Arindra.
Harapan Guru SLB untuk Anak-Anak Disabilitas
Ada pula stand pameran milik SLB Negeri 06 Jakarta. Di sana para peserta memamerkan karya seni lukis ecoprint dari seorang anak Tuli, Destin.
“Saya menyukai seni ecoprint ini dari sejak kecil. Saya belajar dari SMP kelas 7 mengambil keterampilan ini. Kesulitan dalam membuat ini hanya sedikit saja dan yang menarik dari ecoprint ini adalah sebuah produk yang paling dikenal di masyarakat,” kata Destin.
“Saya orangnya suka berkarya dan telaten dalam mewarnai ecoprint ini. Selanjutnya setelah lulus saya mau menjadi pengusaha seni ecoprint ini,” tutur Destin dalam bahasa isyarat yang dialihbahasakan oleh guru pendamping.
Guru SLB Negeri 06 Jakarta yang mendampingi Destin, Tika, berharap kreativitas yang dimiliki oleh anak-anak disabilitas bisa menjadi bekal untuk masa depannya kelak.
“Kami para guru mengharapkan agar anak-anak ini setelah lulus dapat membawa ilmunya di lapangan kerja selanjutnya dan lebih banyak kegiatan di sekolah. Kami harap ada lapangan kerja untuk anak-anak kami di SLB Negeri 06 Jakarta,” ungkap Tika.
Advertisement