Jepang Jajaki Kolaborasi dengan Asia Tenggara untuk Perangi Disinformasi

Disinformasi semakin menjadi masalah yang mendesak akibat kemajuan teknologi digital dan penggunaan kecerdasan buatan.

oleh Rida Rasidi diperbarui 18 Des 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi Disinformasi (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang melakukan penjajakan dengan negara-negara Asia Tenggara untuk menentukan langkah-langkah dalam melawan disinformasi.

Diwartakan oleh The Japan News, pembicaraan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain dalam mengatasi disinformasi. Disinformasi sendiri telah menjadi masalah yang mendesak, terlebih kemajuan teknologi digital ditambah dengan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan generatif yang semakin signifikan.

Perencanaan pertemuan virtual ini sedang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan dari enam negara tersebut, termasuk Filipina dan Thailand. Negara-negara yang berpartisipasi diharapkan dapat mempelajari kasus-kasus nyata penyebaran disinformasi dan manipulasi informasi oleh negara asing, serta berbagi kesadaran akan masalah tersebut. Penegasan kerja sama dalam melakukan penyebaran informasi yang valid juga akan dibahas dalam pertemuan ini.

Sementara itu, dalam pidatonya selama kunjungan ke India pada bulan Maret lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan rencana baru untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dengan memastikan ruang informasi yang bebas dan adil.

Ia juga telah menyatakan niat Tokyo untuk mengadakan pembicaraan yang membahas hal tersebut pada akhir tahun ini.

Jepang menjadi target disinformasi setelah Tokyo Electric Power Company Holdings, Inc. mulai membuang air yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.

Pemerintah Jepang menganggap penyebaran disinformasi sebagai tantangan bersama yang mengancam otonomi seluruh negara. Jepang juga telah menandatangani perjanjian dengan AS untuk bekerja sama dalam mendeteksi dan menganalisis disinformasi.

"Kami ingin bertukar informasi dengan negara lain dan memperluas kerangka kerja sama," kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Jepang.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya