Penggunaan BBM Diprediksi Meningkat Selama Perayaan Nataru 2024

Menjelang perayaan Natal hingga Tahun Baru (Nataru) 2024, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memperkirakan akan terjadinya lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji.

oleh Apriyanto diperbarui 19 Des 2023, 21:00 WIB
Executive General Manager (EGM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo saat diwawancarai awak media. (Apriyanto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Balikpapan - Menjelang perayaan Natal hingga Tahun Baru (Nataru) 2024, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memperkirakan akan terjadinya lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji.

Untuk memastikan ketersediaan stok dan penyaluran BBM maupun LPG selama periode tersebut, Pertamina Patra Niaga membentuk Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) yang dimulai sejak 15 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024 mendatang.

“Pertamina Patra Niaga memproyeksi terjadi peningkatan permintaan BBM dan LPG sepanjang Satgas Nataru 2023-2024 di wilayah Kalimantan,” kata Executive General Manager (EGM) PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, Senin (18/12/2023).

Secara lebih rinci diterangkan, jumlah permintaan kelompok BBM jenis gasoline terdiri dari Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo, di wilayah Kalimantan diprediksi meningkat sebanyak 3,9 persen dari hari biasa yang berkisar 7.834 Kiloliter (Kl) per hari. Sedangkan kelompok BBM Jenis gasoil yang terdiri dari Dex Series dan Biosolar diperkirakan meningkat 1,1 persen dari normalnya 3.244 Kl per hari.

Sementara untuk LPG, diperkirakan meningkat sebesar 4,6 persen dari rerata permintaan pada hari normal berjumlah 1.725 metric ton (MT) per hari. Dan komoditas avtur meningkat 0,9 persen dari jumlah permintaan pada hari biasa sebanyak 528 Kl.

Dalam skup lebih kecil, khususnya wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah permintaan juga diprediksi meningkat. Adapun estimasi peningkatan permintaan kelompok BBM jenis gasoline mencapai 5,1 persen dari hari biasanya 2.165 Kl dan gasoil sebesar 1,2 persen dari jumlah permintaan 780 Kl. Kemudian, LPG sebanyak 7,3 persen dari jumlah permintaan 490 MT per hari dan Avtur sebesar 6,1 persen dari jumlah 262 Kl per hari.

Khusus avtur, prediksi mengacu pada tren layanan extra flight (penambahan jadwal keberangkatan pesawat) beberapa maskapai yang menunjukkan peningkatan jelang momentum libur Nataru 2024.

Meski demikian, Alex menegaskan, pihaknya mengupayakan pasokan bahan bakar sepenuhnya sesuai dengan perkiraan sembari mengikuti perkembangan di lapangan selama periode tersebut. Terutama mengantisipasi tren antrean BBM subsidi di sejumlah SPBU di Kaltim akhir-akhir ini.

 


Kuota BBM Dipastikan Masih Cukup

Manager Region Retail Sales Kalimantan, Addieb Arselan saat menjelaskan jumlah penggunaan BBM di Kaltim. (Apriyanto/Liputan6.com)

Mengenai ketersediaan, Pertamina Patra Niaga memastikan kuota bahan bakar subsidi maupun non subsidi masih mampu memenuhi permintaan akumulatif selama antara 9 hingga 11 hari.

“Kalau pasokan (non subsidi) pastinya sesuai jumlah permintaan. Kalau yang subsidi, kita kan punya kuota, kita tetap taat dengan apa yang ditetapkan pemerintah. Kalau kurang kita lapor, tapi kuota kita sampai akhir tahun masih cukup,” jelasnya.

Untuk mendukung Satgas Nataru, Pertamina menyiagakan 85 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdiri dari 25 SPBU di Kaltim, 15 di Kalbar, 12 di Kalteng, 2 SPBU di Kaltara serta 31 SPBU di Kalsel. Khusus di beberapa titik potensial, semisal jalur tol, wisata dan logistik akan dioperasikan 24 jam sehari serta dilakukan build up stock sejak H minus 7. Kemudian ada 199 agen LPG yang bersiaga di seluruh wilayah Kalimantan.

“Masyarakat tidak perlu panik akan stok BBM serta LPG. Di beberapa daerah Kalimantan memang kerap terjadi keterlambatan pasokan bukan karena masalah kuota, tapi lebih ke arah teknis. Contoh, dari kendala teknis adalah distribusi saat di laut karena cuaca kurang baik sehingga butuh waktu tambahan untuk sandar atau distribusi darat yaitu mobil tangki yang menempuh jarak cukup jauh dengan kondisi jalan yang beragam,” demikian Alex.

Pertamina juga berkoordinasi dengan berbagai instansi dan pemerintah terkait untuk memperlancar distribusi BBM. Dengan kepolisian, misalnya terkait pengamanan pendistribusian BBM pada titik yang dapat mengakibatkan kemacetan. Kemudian Dinas Perhubungan masing-masing daerah serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi titik kerawanan bencana, perbaikan jalan, dan area keluar-masuk Fuel Terminal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya