Kasus COVID-19 Meningkat, Ma'ruf Amin Anjurkan Warga Vaksinasi dan Pakai Masker

Wapres Ma'ruf Amin mengajak, masyarakat menjadi bagian dalam upaya mitigasi kasus COVID-19 selama libur Natal dan Tahun Baru 2024 dengan mengakses layanan vaksinasi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Des 2023, 18:14 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai berdialog dengan Warga Negara Indonesia (WNI) di Bratislava, Slovakia, Minggu (26/11/2023). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak, masyarakat menjadi bagian dalam upaya mitigasi kasus COVID-19 selama libur Natal dan Tahun Baru 2024 dengan mengakses layanan vaksinasi.

"Yang penting adalah vaksinasi. Yang belum supaya divaksinasi untuk menciptakan kekebalan," kata Ma'ruf Amin usai menghadiri acara Hari Pekerja Migran Internasional 2023 diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Wakil Presiden dilansir dari Antara, Senin (18/12/2023).

Ma'ruf memastikan, belum ada langkah agresif pemerintah dalam memitigasi penularan COVID-19 di Indonesia, sebab angka kasus yang masih relatif rendah bila dibandingkan keadaan global saat ini.

Selain itu, ia menganjurkan, masyarakat untuk kembali menggunakan masker di tempat-tempat keramaian untuk melindungi pernapasan dari risiko penularan COVID-19.

"Pemerintah kembali melakukan itu, memang sekarang sudah mulai kita monitor dan untuk di tempat-tempat tertentu sudah mulai menggunakan masker," ucap Ma'ruf.

Ia mengatakan, pemerintah terus memonitor perkembangan kasus COVID-19 di tanah air maupun global yang kini kembali meningkat menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

Untuk itu, kata Ma'ruf, penggunaan masker sebagai salah satu bentuk protokol kesehatan (prokes) perlu kembali diterapkan oleh masyarakat pada tempat-tempat tertentu yang memungkinkan terjadinya penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menkes Budi Sadikin untuk memantau perkembangan kasus Covid-19 menjelang Natal dan Tahun Baru.

"Iya saya sudah memerintahkan kepada Menteri Kesehatan untuk diikuti dan diamati betul secara detail perkembangannya seperti apa," kata Jokowi, Jumat 15 Desember 2023.

Menurut Presiden, hingga saat ini Menteri Kesehatan menyampaikan situasi masih dalam kondisi baik.

"Ya sampai saat ini masih terus diikuti dan diamati terus," kata dia.

Mantan wali Kota Solo itu mengatakan pemerintah belum memutuskan untuk mengimbau masyarakat menggunakan masker, berkaitan dengan perkembangan Covid-19 di tengah libur Natal dan tahun baru.

"Belum sampai ke sana. (Tapi) selalu diikuti dan diamati oleh Menteri Kesehatan dan jajaran," kata Jokowi.


Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19, Kemenkes Instruksikan Pemda dan Faskes Siap Siaga

Warga yang mengenakan masker berjalan melintasi mural berisi imbauan terkait COVID-19 di Menteng, Jakarta, Kamis (7/10/2021). Pemerintah menyiapkan langkah implementasi prokes 3M, implementasi surveilans 3T, percepatan vaksinasi dan persiapan fasilitas rumah sakit. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menginstruksikan, kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19.

Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Lonjakan Kasus COVID-19. SE tersebut ditujukan kepada kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat, direktur rumah sakit, kepala Puskesmas dan FKTP di seluruh Indonesia.

"Surat edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait peningkatan kewaspadaan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dikutip dari situs kemkes.go.id, Kamis (14/12/2023).

Dalam SE tersebut, tercantum imbauan dari Kemenkes RI. Berikut di antaranya:

  1. Memantau perkembangan situasi dan informasi COVID-19 melalui kanal resmi https://infeksiemerging.kemkes.go.id (update perkembangan kasus); dan https://covid19.who.int/ (update perkembangan kasus global).
  2. Memastikan tenaga kesehatan yang bekerja di pintu masuk mendapatkan perlindungan yang optimal dengan melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 baik primer maupun lanjutan (booster) sesuai ketentuan;
  3. Memantau tren peningkatan kasus Influenza Like Illness (ILI) – Severe Acute Respiratory Infection (SARI), pneumonia, dan suspek COVID-19 melalui Surveilans Berbasis Indikator/Indicator Based Surveillance (IBS) dan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) di aplikasi SKDR atau surveilans sentinel ILI-SARI;
  4. Memastikan seluruh puskesmas dan fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya untuk melakukan penemuan kasus secara aktif dan pasif, serta dilanjutkan pemeriksaan laboratorium menggunakan RDT-Ag COVID-19 maupun RT-PCR;
  5. Memastikan tenaga kesehatan, tenaga medis dan petugas lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan mendapatkan perlindungan yang optimal dengan melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 baik primer maupun lanjutan (booster) sesuai ketentuan;
  6. Memastikan seluruh puskesmas dan fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya tetap memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19, dan memastikan ketersediaan vaksin;
  7. Menindaklanjuti laporan penemuan kasus COVID-19 dari fasyankes dengan tetap melakukan pelacakan kontak erat;

Nadia menjelaskan, situasi COVID-19 di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan tren kasus sejak pekan ke-41 atau periode 8 Oktober hingga 14 Oktober 2023. Kendati demikian, peningkatan tren kasus ini tidak diikuti dengan peningkatan rawat inap dan kematian.

Berdasarkan data Kemenkes, kasus COVID-19 kali ini didominasi oleh subvarian EG.5. Subvarian EG.5 merupakan turunan dari varian omicron dan masuk dalam kategori variants of interest (VOI) atau varian yang memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat memengaruhi karakteristik klinis virus.

Karakteristik dari subvarian ini, yakni dapat menyebabkan peningkatan kasus dan menghindari dari kekebalan sehingga lebih mudah menginfeksi tetapi tidak ada perubahan tingkat keparahan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya