Advertisement
Liputan6.com, Pasuruan - Kabupaten Pasuruan mulai dikenal sebagai penghasil Mangga Garifta yang berwarna merah keunguan, yang kaya akan cita rasa manis dan segar.
Mangga ini dibudidayakan sejak 2017 di Kecamatan Grati dan semakin digemari masyarakat. Setiap hari permintaan akan buah ini terus tinggi.
Tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja, peminat mangga ini sudah merambah ke kota-kota besar di Tanah Air, seperti di Jakarta, Bali, bahkan hingga dikirim ke Padang.
Berawal dari tanaman tumpangsari di sela tanaman pokok, hingga saat ini ada sekitar 1.000 pohon Mangga Garifta yang dibudidayakan di Kecamatan Grati, di antaranya tersebar di Desa Cukurgondang, Plososari, Kalipang dan Sumberdawesari.
Ketua Kelompok Tani Sukamakmur Pasuruan Agus Shodikin mengatakan, sedikitnya ada 20 petani yang mengembangkan tanaman buah tropis berbentuk lonjong dengan bertekstur lembut tersebut.
Dengan masa panen setiap satu tahun sekali, setiap pohon mampu menghasilkan sekitar 30 sampai 50 kilogram.
"Saya dan teman-teman petani Mangga Garifta menerima permintaan lewat online. Kami promosikan juga di media sosial. Alhamdulillah penjualannya yang terjauh sudah sampai luar pulau, seperti Bali dan Sumatera. Kami juga mengolahnya menjadi sirup, puding, keripik dan makanan olahan berbahan Mangga lainnya, “katanya.
Mangga Garifta yang dibudidayakannya bersama puluhan petani di Kecamatan Grati sudah mulai dilirik oleh para eksportir. Namun terkendala dari segi kuantitas permintaan dikarenakan masih kurangnya pohon mangga yang dibudidayakan.
Budidaya Mangga Garifta Terus Ditingkatkan
Merespons kondisi di lapangan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pasuruan Lilik Widji Asri mengatakan, pengembangan budi daya Mangga Garifta terus ditingkatkan dan dipusatkan di kawasan khusus.
Dengan demikian, tidak hanya akan mencukupi kebutuhan tingginya permintaan pasar saja. Tetapi sekaligus diperoleh legalitasnya sebagai buah eksotik sebagai produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Grati.
"Kami optimis, ke depannya akan lebih banyak lagi petani yang membudidayakannya sebagai tanaman utama. Jadi hasil panennya bisa memenuhi permintaan yang semakin banyak. Mudah-mudahan ke depannya memenuhi standar kualitas dan kuantitas ekspor, seperti yang sebelumnya diminta para eksportir," ujarnya.
Advertisement