Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melihat tren peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sebagai antisipasi, dia meminta jajarannya ikut bersiap.
Menhub mengacu pada data yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 20 November 2023 atas adanya peningkatan kasus ini.
Advertisement
"Kita melihat bahwa data WHO, 20 November di beberapa negara, Rusia Italia, Singapura, Polandia melaporkan peningkatan Covid lumayan tinggi dengan varian EG 5 dan di Indonesia juga sudah mulai terjadi," kata dia saat membuka Posko Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Dia khawatir adanya peningkatan kasus ditengah mobilitas masyarakat selama libur Nataru nanti. Dia mencatat, saat ini sudah mulai ada yang dirawat karena Covid-19.
Untuk itu, Menhub Budi meminta jajarannya, terutama petugas di lapangan untuk ikut melakukan persiapan. Utamanya pada aspek kebersihan di posko dan edukasi keselamatan di masyarakat.
"Oleh karenanya kita pada saat melakukan kegiatan kita sarankan kebersihan itu dijaga dan kita selaku petugas menyiapkan kegiatan ini dengan baik tetapi juga mengedukasi masyarakat. InsyaaAllah lonjakan ini tidak terjadi lebih jauh dan kita bisa me-manage-nya dengan baik," tuturnya.
"Tugas yang kita laksanakan disadari cukup berat dikala banyak masyarkaat melakukan perjalanan mudik, perjalanan wisata, kita perlu lihat bukan hal yang mudah oleh karenanya saya ucapkan terima kasih sebelumnya dna harapkan dukungan bapak ibu sekalian," sambung Menhuh Budi.
Menhub Minta Posko Mudik Bisa Transparan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta setiap pemangku kepentingan membuka posko-posko angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Dia pun meminta setiap posko bisa menyuguhkan data-data yang transparan.
Bukan tanpa alasan, hal ini bertujuan untuk memberikan data yang akurat dari titik-titik mobilitas Nataru. Termasuk data-data dari setiap sektor transportasi. Pasalnya, data ini akan jadi rujukan ketika ada hambatan di lapangan.
"Kemudian perlu dibentuk posko-posko baik di tingkat pusat, di sektor, kereta api, darat, laut, udara agar kita dapat memantau secara langsung dan secara diigtal kita bisa exercise atau kita bisa mengetahui," ujar Menhub Budi saat membuka Posko Angkutan Nataru, di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
"Dan bagi rekan media bisa melihat apa yang terjadi di Cipali, apa yang terjadi di Merak, apa yang terjadi di Gambir dan sebagainya, juga apa yang terjadi di Sorong pergerakan kapal yang ada disana," sambungnya.
Advertisement
Bersiaga
Transparansi data ini pula, kata Menhub, akan menjadi satu poin penting kedepannya. Utamanya bagi para stakeholder untuk bisa bersiaga.
"Dan dengan transparansi ini diharapkan kita juga harus siap siaga untuk melaksanakan dengan baik," tegasnya.
Atas adanya acuan data tadi, dinilai bisa mempermudah perusahaan penyedia jasa angkutan kedepannya. Sehingga bisa mengambil antisipasi langsung di lapangan.
"Saya pikir ini adalah mempermudah kita berkordinasi karena ada asosiasi, asosiasi juga sangat aktif dan selalu memberikan dukungan, BUMN dan swasta sari sektor perhubungan juga sagat aktif dan sangat kolaboratif ya dengan semu sektor, ini tempat ini bisa kita jadikan berikan info dan mendapatkan info," paparnya.
Siapkan Orang Kompeten
Lebih lanjut, Menhub Budi mewanti-wanti setiap pihak yang membuka posko angkutan Nataru bisa menyiapkan orang-orang yang kompeten. Harapannya, bisa memberikan penjelasan yang akurat atas data-data yang disajikan.
"Saya sarankan kepada semua sektor berikan orang-orang terbaik yang ada disini berikan data yang akurat di tempat ini, berikan penjelasan yang lengkap karena media juga akan meliput secara sentral disini dan jangan lupa juga mengkoordinasikan," urainya.
Dia enggan melihat adanya ruang Posko Angkutan Nataru ditempati oleh orang yang tidak kompeten. Pasalnya, itu bakal berpengaruh pada aspek koordinasi lanjutan kedepannya.
"Dari kordinasi ini kita harapkan kita laksanakan dengan tertib dan dalam posko itu memiliki arti, jangan posko asal ada ruangnya disini, tidak ada orang yang kompeten, mengakibatkan aspek sosialisasi, aspek koordinasi tidak terdapat dalam kegiatan," tegas dia.
Advertisement