Liputan6.com, Jakarta MNC Sekuritas melihat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) bakal semarak pada 2024. Ini mengingat, terdapat sejumlah sentimen positif pada masa mendatang.
Investment Banking Director MNC Sekuritas Hary Herdiyanto menuturkan, pihaknya optimistis IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal semarak pada tahun depan. Sebab, perusahaan yang mengantre di pipeline IPO pun terhitung masih banyak.
Advertisement
Meski demikian, ia mengaku untuk jumlahnya mungkin tidak sebanyak tahun ini. Jika melihat kondisi saat ini, sudah ada sekitar 79 emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI sepanjang 2023.
"Tetap optimis tapi mungkin enggak sebanyak yang 2023, harus diakui ya yang sekarang ini Ini agak anomali," kata Hary saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Di sisi lain, ia menjelaskan, meski tahun depan diliputi oleh momentum pemilihan umum (pemilu), akan tetapi prosesi IPO akan terus berjalan. Terlebih, tahun depan kondisi ekonomi maupun geopolitik diprediksi stabil.
"Kalau kita lihat di beberapa analis atau ekonom kan mention apa yang terjadi sekarang suku bunga tinggi segala macem itu kelihatannya sudah mencapai puncaknya kelihatannya, harapannya di tahun depan lebih stabil," kata dia.
Ia melanjutkan, meskipun tidak diketahui pasti berapa lama lagi perang akan berlangsung, akan tetapi kelihatannya mungkin tidak begitu ekstrem ke depannya.
Selain itu, harga komoditas juga sudah mulai mengalami penurunan tidak setinggi tahun sebelumnya.
"Jadi stabilitas segala macem harusnya lebih aman. Kemudian kalau bicara Pemerintahan baru ya logikanya kan siapa pun pemerintahan baru pasti pengen perform dong. Pasti kerjanya 100 hari pertama dipantau kan otomatis, bedalah orang yang sudah menjabat sekian lama sama ini program 100 hari apa pasti dikebut," imbuhnya.
Di samping itu, ia juga mencermati ada beberapa sektor yang berpotensi menjadi unggulan. Misalnya, sektor energi baru terbarukan (EBT) dan juga sektor logistik yang didukung oleh pertumbuhan penjualan barang di e-commerce.
IHSG Hari Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap potensi kebijakan soft landing dari The Fed.
IHSG ditutup menguat 68,33 poin atau 0,96 persen ke posisi 7.187,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,46 poin atau 1,10 persen ke posisi 959,60.
"Penguatan IHSG lebih dipengaruhi sentimen positif dari global, di mana potensi penerapan soft landing policy dari The Fed memberikan katalis positif bagi peningkatan capital inflow ke market," ujar Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melansir Antara di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurut Nafan, hal tersebut juga terlihat dari para pelaku pasar yang mengapresiasi penurunan imbal hasil (yield) US Treasury note 10 year.
The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya (FFR) di level 5,5 persen pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Desember 2023 ini
Pasar memperkirakan The Fed paling tidak akan menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali atau sedikitnya sekitar 75 basis poin (bps) pada tahun depan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Desember 2023 pekan ini, untuk memutuskan kebijakan moneter di dalam negeri.
BI diperkirakan tidak akan mendahului penurunan suku bunga acuan dari The Fed karena spread suku bunga secara historis tetap berada pada tingkat yang rendah.
Advertisement
Teritori Positif
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor meningkat yaitu dipimpin sektor kesehatan sebesar 1,05 persen, diikuti sektor energi dan sektor teknologi yang masing-masing naik sebesar 0,95 persen dan 0,65 persen.
Sedangkan, dua sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam minus 0,63 persen, diikuti sektor industri yang turun sebesar 0,15 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KAEF, IRRA, PEHA, ITMA dan UDNG. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni WIIM, PBSA, OLIV, MKTR, dan RAAM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.149.783 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,73 miliar lembar saham senilai Rp9,91 triliun. Sebanyak 304 saham naik, 228 saham menurun, dan 232 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 460,39 poin atau 1,41 persen ke 33.219,39, indeks Hang Seng melemah 124,23 poin atau 0,75 persen ke 16.505,00, indeks Shanghai menguat 1,59 poin atau 0,05 persen ke 2.932,39 indeks Strait Times menguat 3,39 poin atau 0,11 persen ke 3.116,62.