Jadwal Tidur Anak Berdasarkan Usia, dari 0 hingga 5 Tahun

Kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi.

oleh Ruli Ananda Putri diperbarui 21 Des 2023, 10:41 WIB
Kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi. Photo by freepik

Liputan6.com, Jakarta - Tidur adalah salah satu elemen penting untuk menunjang kesehatan mental dan fisik anak. Memahami kebutuhan tidur anak adalah langkah awal untuk memberikan kualitas yang lebih baik bagi mereka.

Tidur berperan penting dalam perkembangan pikiran anak muda dan berdampak langsung pada kebahagiaan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa tidur berdampak pada kewaspadaan, kinerja kognitif, suasana hati, ketahanan, perolehan kosakata, serta pembelajaran dan memori.

Tidur juga mempunyai pengaruh penting terhadap pertumbuhan, terutama pada awal masa bayi. Pada balita misalnya, tidur siang tampaknya diperlukan untuk konsolidasi memori, perhatian eksekutif, dan pengembangan keterampilan motorik.

“Tidur penting agar anak siap dalam pembelajaran, meningkatkan perhatian, dan mengkonsolidasikan ingatan,” jelas spesialis pengobatan tidur anak, Caroline Okorie, MD.

Selain itu, bila anak kurang tidur akan berdampak pada kesulitan dalam menguasai keterampilan dasar.

“Kurang tidur memengaruhi koordinasi tangan dan mata, keterampilan motorik kecil juga besar, memori, konsentrasi, serta perilaku,” kata konsultan tidur anak, Ronee Welch.

Di sisi lain, kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi, masalah pertumbuhan, serta kesulitan mengatur emosi untuk tetap fokus.

Oleh karena itu, tidur yang cukup bagi anak adalah hal terpenting. Semakin meningkat usia, maka berkurang pula waktu tidurnya. Agar lebih jelas, berikut waktu tidur yang cukup bagi anak sesuai usianya, dilansir dari Parents pada Selasa, 19 Desember 2023.


1. Usia 0 sampai 3 Bulan

Kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi. (Photo by Freepik)

Menurut konsultan tidur dan ahli pediatri, Rachel Mitchell, bayi baru lahir akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur selama beberapa bulan pertama ini. Kondisi tersebut adalah hal yang normal.

“Pasalnya, pada tahap ini bayi jauh lebih mengantuk dibandingkan usia lainnya, karena mereka menyesuaikan diri dengan dunia luar dan membutuhkan tidur untuk mendukung perkembangan pesat,” jelas Mitchell.

Selain kebutuhan tidur untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangannya, hal ini juga dapat membantu mengurangi kerewelan pada bayi baru lahir.

“Bayi mungkin lebih mudah tersinggung, kesulitan untuk pulih dari rangsangan negatif, atau enggan menyusu jika mereka kurang tidur,” kata Okorie.


2. Usia 4 sampai 12 Bulan

Kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi. (Image by jcomp on Freepik)

Menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM), pada usia ini bayi membutuhkan tidur sekitar 12 hingga 16 jam per hari.

“Pada usia ini anak masih dalam periode tidur yang lebih lama. Mereka membutuhkan tidur di malam hari juga dua hingga tiga kali pada siang hari,” tambah Okorie.

Tanda-tanda anak mengantuk pada usia ini antara lain seperti mengucek mata dan menguap.

3. Usia 1 sampai 2 Tahun

Masih menurut AASM, pada usia ini anak disarankan untuk tidur 11 hingga 14 jam per hari.

Mereka mungkin hanya tidur satu atau dua kali sehari di usia ini. Sebab menurut Okorie, anak-anak sangat aktif pada usia ini, sehingga mereka baru tidur setelah mengalami kelelahan.

“Tanda anak mengantuk di usia ini bisa terlihat dari hiperaktif, mudah tersinggung, dan peningkatan emosi. Mereka mungkin tampak lebih manja,” kata Okorie.


4. Usia 3 sampai 5 Tahun

Kurang tidur pun akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Seperti, metabolisme yang lebih lambat, risiko infeksi dan penyakit lebih tinggi. copyright freepik.com/jcomp

Rekomendasi AASM hanya sedikit berubah pada tahap usia tiga hingga lima tahun. Tercatat yaitu sekitar 10 hingga 13 jam per hari.

“Alasannya karena kebanyakan anak di usia ini tidak lagi tidur siang. Mereka cenderung banyak tidur di malam hari,” jelas Mitchell.

Welch mengimbau orangtua harus menjaga waktu tidur anak, meski mereka tak lagi istirahat di siang hari. Hal ini agar anak tetap mendapatkan manfaat dari jumlah jam yang disarankan untuk tidur.

Infografis 6 Cerita Dongeng Anak Nusantara yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya