Malaysia Tak Lakukan Pembatasan Mobilitas meski Kasus COVID-19 Capai 20 Ribu

Di tengah kenaikan kasus COVID-19, Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad mengatakan Negeri Jiran belum ada rencana melakukan pembatasan mobilitas.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2024, 14:28 WIB
Seorang perempuan tengah memakai masker saat berada di Kuala Lumpur, Malaysia. (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kenaikan kasus COVID-19, Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad mengatakan Negeri Jiran belum ada rencana melakukan pembatasan mobilitas atau disebut dengan Movement Control Order/MCO.

Dzulkefly mengatakan bahwa saat ini memang banyak yang mengkhawatirkan kenaikan kasus COVID-19. Namun, dia yakin Malaysia mampu melewati situasi tersebut tanpa perlu melakukan pembatasan seperti saat pandemi COVID-19 lalu.

"Saat ini, kondisi yang ada tidak membebani fasilitas kesehatan," kata Dzulkefly.

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan situasi saat ini. Namun, ia meminta masyarakat untuk disiplin dalam melakukan protokol kesehatan demi menekan penularan COVID-19.

“Jangan khawatir, tapi pada saat yang sama, lakukan tindakan pencegahan," katanya pada Senin, 18 Desember 2023 mengutip laman The Straits Times.

Pencegahan yang dimaksud Dzulkefly adalah mempraktikkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.

“Jaga jarak satu sama lain, praktikkan kebersihan yang baik, kenakan masker di dalam ruangan atau ruang ramai dan dapatkan suntikan vaksinasi booster, terutama yang termasuk dalam kategori risiko tinggi,” katanya.

Kenaikan Kasus COVID-19 di Malaysia

Negeri Jiran mencatat 20.696 kasus COVID-19 dari tanggal 10 hingga 16 Desember 2023.

Angka tersebut meningkat dibandingkan pekan sebelumnya. Antara tanggal 3 dan 9 Desember, terdapat 12.757 kasus COVID-19.

Meski alami kenaikan kasus, Dzulkefly, mengatakan 97 persen kasus baru COVID-19 di Malaysia termasuk kategori ringan. 


Imbauan Pakai Masker Saat Berada di Masjid

Melihat tren kenaikan kasus infeksi virus Corona, Kelantan Islamic Religious and Malay Custom Council mengimbau warga yang beribadah di masjid untuk menggunakan masker.

Surat edaran mengenai imbauan jemaah memakai masker saat ke masjid dan surau akan dikeluarkan dalam waktu dekat.

"Kalau kita melihat statistik yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan ada peningkatan kasus COVID-19 meski situasi terkendali," kata Ketua Council Tan Sri Tengku Mohamad Rizam Tengku Abdul Aziz mengutip Malay Mail, Selasa, 19 Desember 2023.


Imbauan Penggunaan Masker

Imbauan penggunaan masker sebelumnya pada 13 Desember sudah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan menyarankan masyarakat memakai masker saat berkumpul dengan teman dan keluarga.

Radzi menyerukan adanya urgensi dan kehati-hatian yang lebih besar dalam mengambil tindakan pencegahan, terutama mengingat perayaan akan menyebabkan peningkatan jumlah perjalanan dan pertemuan.

"Kemenkes mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 ketika masyarakat melakukan perjalanan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru, ditambah dengan potensi penyebaran virus selama liburan sekolah mendatang mulai 16 Desember," tutur Radzi mengutip Malay Mail.

"Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mengutamakan keselamatan dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. Tindakan pencegahan ini ditekankan untuk melindungi tidak hanya diri sendiri tetapi juga keluarga, tetangga, dan teman dekat dari risiko infeksi COVID-19."

Infografis 6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya