Liputan6.com, Jakarta Selain belasan negara lain, COVID-19 varian Omicron JN.1 kini telah ditemukan di Indonesia. Penyebarannya yang semakin cepat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan varian JN.1 sebagai variant of interest (VOI).
Lalu, apa artinya bila sebuah strain virus masuk sebagai variant of interest?
Advertisement
WHO mengklasifikasikan SARS-CoV-2 sebagai VOI jika virus penyebab COVID-19 memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Memiliki mutasi yang diduga atau diketahui menyebabkan perubahan signifikan dari strain aslinya.
- Menyebar luas di banyak tempat atau banyak negara.
Berdasarkan bukti yang ada, risiko kesehatan masyarakat global yang ditimbulkan oleh JN.1 saat ini masih dinilai rendah. Meskipun demikian, dengan dimulainya musim dingin di Belahan Bumi Utara, JN.1 dapat meningkatkan beban infeksi saluran pernapasan di banyak negara.
WHO terus memantau bukti-bukti dan akan memperbarui evaluasi risiko JN.1 jika diperlukan.
Lebih lanjut, WHO mengatakan bahwa vaksin yang ada saat ini terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian akibat JN.1 dan varian SARS-CoV-2 lainnya yang beredar.
WHO juga mengingatkan, COVID-19 bukan satu-satunya penyakit pernapasan yang beredar saat ini. Ada pula ancaman lain yakni influenza, RSV, dan pneumonia pada anak-anak yang sedang meningkat.
Imbauan WHO untuk Hindari JN.1
WHO menyarankan masyarakat untuk mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan penyakit parah dengan menggunakan semua alat yang tersedia. Ini termasuk:
- Kenakan masker saat berada di tempat yang ramai, tertutup, atau berventilasi buruk, dan jaga jarak aman dari orang lain, jika memungkinkan.
- Meningkatkan kualitas ventilasi.
- Menerapkan etika pernapasan yakni menutup batuk dan bersin.
- Membersihkan tangan secara teratur.
- Tetap ikuti perkembangan vaksinasi terhadap COVID-19 dan influenza, terutama jika berisiko tinggi terkena penyakit parah.
- Tetap di rumah jika sakit.
- Lakukan tes jika memiliki gejala, atau mungkin pernah terpapar seseorang yang mengidap COVID-19 atau influenza.
Bagi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, WHO menyarankan:
- Pemakaian masker universal di fasilitas kesehatan, serta masker, respirator, dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sesuai untuk petugas kesehatan yang merawat pasien suspek dan konfirmasi COVID-19.
- Meningkatkan ventilasi pada fasilitas kesehatan.
Advertisement
COVID-19 JN.1 di Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengonfirmasi temuan COVID Varian JN.1 di Tanah Air.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan bahwa kasusnya sudah ada empat.
Maxi lalu menyebut sebaran kasus varian JN.1 di Indonesia. Tiga kasus dari Jakarta (Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara), serta satu kasus berasal dari Batam, Kepulauan Riau.
Melalui keterangan yang diterima tim Health Liputan6.com pada Selasa, 19 Desember 2023, Maxi menjelaskan bahwa kasus di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur ditemukan pada 17 November 2023.
"Sedangkan Jakarta Utara tercatat tanggal 23 November 2023," kata Maxi.
Sementara itu, identifikasi kasus varian JN.1 di Batam terdeteksi masuk laporan Kemenkes pada 13 Desember 2023.
Gejala COVID-19 Varian JN.1
COVID varian JN.1 adalah turunan dari BA.2.86 dan varian COVID-19 ini masih keluarga dari Omicron. Lantas, apa saja gejala yang harus diwaspadai?
Terkait gejala COVID varian JN.1, profesor dari Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner mengatakan tidak berbeda dengan Omicron lainnya.
"Ini varian Omicron juga dan tampak sama gejalanya," kata Schaffner mengutip Prevention.
Hal senada juga disampaikan virolog dari University of Bloomberg School of Public Health, Andy Pekosz.
"Saat ini, tidak ada yang mengatakan bahwa infeksi JN.1 berbeda dari varian COVID sebelumnya dalam hal tingkat keparahan atau gejala penyakit, tapi kami tetap memerhatikan perkembangan dari JN.1," kata Pekosz mengutip Today.
Berikut ini gejala umum Omicron -- termasuk turunannya yang tak berbeda jauh -- sebagaimana informasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC):
- Demam atau menggigil
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau badan
- Sakit kepala
- Tak mampu mencium
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau meler
- Mual atau muntah
- Diare.
Advertisement