Liputan6.com, Jakarta Wanita berusia 20 tahun asal Kota Tainan, Taiwan menjalani operasi pengangkatan lebih dari 300 batu ginjal. Kondisi tersebut muncul lantaran pasien itu punya kebiasaan minum boba. Ia dirawat sejak pekan lalu dengan gejala demam dan nyeri parah di punggung bagian bawah.
Belajar dari kasus wanita Taiwan tersebut, selain rasa sakit yang luar biasa, salah satu gejala batu ginjal yang paling sering terjadi, yakni kombinasi antara mual dan muntah. Akibatnya, beberapa orang mengira mereka menderita sakit perut yang parah, keracunan makanan atau masalah pencernaan dan bukan batu ginjal.
Advertisement
"Ketika batu terbentuk, ukurannya bisa sekecil sebutir garam atau dalam kasus yang jarang terjadi, bisa sebesar bola golf. Ukuran batu secara mengejutkan tidak terlalu berpengaruh terhadap gejala-gejala yang muncul, seperti halnya pergerakan batu," kata urolog Dr. S. Adam Ramin, MD, dikutip dari situs Jackson Progress-Argus, Rabu (2012/2023).
"Jika batu itu tetap berada di dalam ginjal, terkadang pasien tidak akan menyadari bahwa batu itu ada di sana, dan batu-batu ini sering kali tidak terdiagnosis. Rasa sakit muncul ketika batu berpindah dari ginjal ke ureter, tabung kecil yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih."
Nyeri Disertai Mual dan Muntah
Jika batu ginjal menghalangi aliran urine di salah satu (atau kedua) ureter, urine akan mulai kembali ke kandung kemih, menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri, yang dapat disertai dengan mual dan muntah.
"Gejala juga umumnya disertai dengan kram yang tajam, biasanya di perut dan terutama di punggung bagian bawah," sambung Ramin.
Darah dalam Urine
Ivan Porter, MD dari Mayo Clinic College of Medicine menambahkan, gejala batu ginjal lain yang patut diperhatikan.
"Merasa tidak bisa pipis, merasa harus pipis meskipun baru saja pipis, atau merasa hanya bisa pipis sedikit. Kemudian melihat darah dalam air kencing. Ini beberapa hal lain yang sering dilaporkan," tambahnya.
Advertisement
Cara Mengobati Batu Ginjal
Anda akan membutuhkan bantuan dokter untuk mengeluarkan batu ginjal atau membantu meringankan rasa nyeri saat batu ginjal keluar. Penanganan tergantung pada pasien, jenis batu ginjal dan beberapa faktor lainnya.
1. Intervensi bedah
Beberapa pasien mungkin memerlukan pembedahan untuk mengeluarkan batu ginjal atau untuk membantunya keluar.
Salah satu metodenya adalah litotripsi, yang memecah batu ginjal. Ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu litotripsi gelombang kejut menggunakan gelombang suara untuk memecahkan dan memecah batu serta litotripsi laser dengan gelombang cahaya.
2. Pelarutan secara kimiawi
"Dalam keadaan yang jarang terjadi, batu ginjal dapat dilarutkan secara kimiawi," kata Dr. Adam Ramin.
"Batu asam urat murni, misalnya, dapat dilarutkan dengan mengurangi keasaman atau membasakan urine."
3. Terapi ekspulsif medis
Dr. Ivan Porter mengatakan, obat-obatan tertentu jika dikombinasikan dengan peningkatan asupan cairan dapat membantu mengeluarkan batu.
Anda mungkin akan diminta untuk menggunakan filter (saringan) saat buang air kecil untuk mengumpulkan batu dan pecahan batu yang mungkin keluar.
Cegah Batu Ginjal
Cara mencegah terbentuknya batu ginjal, di antaranya:
1. Minum lebih banyak air putih
Para ahli nefrologi dan urologi sepakat bahwa cara terbesar yang dapat Anda lakukan untuk mencegah batu ginjal adalah dengan tetap terhidrasi.
"Salah satu cara yang paling mudah untuk menurunkan risiko batu ginjal adalah dengan minum banyak cairan - khususnya air putih. Cairan ekstra mengencerkan urine, sehingga kemungkinan terbentuknya batu menjadi lebih kecil," saran Dr. Adam Ramin.
Dr. Ivan Porter dan Dr. Ramin merekomendasikan 8 hingga 10 gelas air setiap hari.
"Salah satu cara untuk mengukur apakah Anda memiliki asupan cairan yang cukup adalah dengan memeriksa tampilan urin Anda," lanjut Dr. Ramin "Jika warnanya (urine) terang atau jernih, kemungkinan besar Anda minum cukup cairan."
2. Kurangi minum minuman manis
Minuman manis, seperti kola, dapat meningkatkan kemungkinan Anda terkena batu ginjal.
3. Kurangi garam dalam makanan
"Saat tubuh mengeluarkan natrium, ia juga mengeluarkan kalsium, jadi membatasi asupan Anda akan mengurangi jumlah kalsium dalam urine," saran Dr. Ramin.
Advertisement