Coca-Cola Beli Listrik EBT PLN Rp 5,2 Miliar hingga 2025

Pembelian listrik dari energi terbarukan yang dihasilkan PLN sebanyak 90 GWh atau setara dengan 5,2 miliar rupiah Tahap pembelian unit REC sebanyak 14.079 unit REC untuk tahun 2023, 29.566 unit di tahun 2024, dan 46.566 unit di tahun 2025

oleh Septian Deny diperbarui 20 Des 2023, 18:30 WIB
Rencananya PLTS akan segera diuji coba pada bulan Oktober mendatang sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2023. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) memperkuat komitmennya dalam penerapan energi baru terbarukan melalui Perjanjian Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).

Komitmen ini tertuang pada dokumen kerja sama yang ditandatangani oleh Direktur Keuangan CCEP Indonesia, Luis Miguel Pellejero dan Manajer PLN UP3 Cikarang, Zamzami, di Jakarta, Selasa (19/12).

Pembelian Sertifikat Energi Terbarukan (REC) dari PLN ini merupakan salah satu inisiatif CCEP Indonesia dalam memenuhi ambisi iklim, yang juga akan mendukung target pemerintah dalam mencapai pengurangan emisi dan menuju emisi nol bersih sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung terwujudnya cita-cita transisi energi.

Sebagai perusahaan produsen dan distributor minuman kemasan, listrik merupakan sumber utama energi di rantai pasok dan produksi.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina menuturkan, kerja sama ini merupakan langkah besar yang sejalan dengan target perusahaan untuk mencapai ‘Emisi nol bersih’ pada 2040, yang antara lain dilakukan melalui penerapan 100% energi listrik dari energi terbarukan.

“Di tengah tantangan yang dihadapi, khususnya krisis energi, yang semakin menguat saat ini, sudah saatnya kami berupaya meningkatkan penggunaan listrik dari energi terbarukan. Suatu kehormatan bagi CCEP Indonesia untuk dapat bekerja sama dengan PLN, dalam penyediaan listrik dari energi terbarukan, guna mendukung transisi energi di Indonesia. Kami percaya bahwa energi terbarukan merupakan salah satu cara paling efektif dalam mengatasi perubahan iklim dan mencegah efek terburuk dari meningkatnya suhu bumi,” ujar Karina dikutip Rabu (20/12/2023).

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan CCEP Indonesia mengenai Green Energy As Services Renewable Energy Certificate (REC). Menurutnya, diperlukan peran aktif sektor industri dalam komitmen penggunaan energi listrik dari sumber terbarukan.

“PLN tidak bisa berdiri sendiri. Kami butuh kolaborasi untuk berperan secara aktif dalam aksi mitigasi perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan Renewable Energy guna mencapai emisi nol bersih di tahun 2060. Salah satunya dari pelaku industri. Kami mengapresiasi komitmen CCEP Indonesia dalam penggunaan listrik yang bersumber dari energi terbarukan melalui layanan REC. Selain itu, kami juga terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang prima,” ujar Edi Srimulyanti.

 


Nilai Pembelian

Seperti dikutip dari situs plnnusantarapower.co.id, PLTS terapung yang dibangun di atas perairan Waduk Cirata ini dikembangkan oleh anak usaha PJB, PT PJB Investasi (PT PJBI) bekerja sama dengan Masdar, perusahaan dari Uni Emirat Arab. (merdeka.com/Arie Basuki)

Melalui kerja sama yang disepakati ini, CCEP Indonesia berkomitmen melakukan pembelian listrik dari energi terbarukan yang dihasilkan PLN sebanyak 90 GWh atau setara dengan Rp 5,2 miliar untuk periode 2023-2025.

Pada kontrak kerja sama yang disepakati, CCEP Indonesia akan membeli REC sejumlah 90.211 unit selama periode tiga tahun tersebut, dengan perincian 14.079 unit REC pembelian di tahun 2023, 29.566 unit di tahun 2024, dan 46.566 unit di tahun 2025.

Pembelian REC ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan yang tercantum pada rencana keberlanjutan, This is Forward, khususnya pada aksi terhadap iklim.

Pada rencana keberlanjutan yang diterapkan secara global tersebut, CCEP mendeklarasikan komitmen publik untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2040, melalui pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 30% di tahun 2030 (versus 2019), penggunaan 100% energi listrik dari sumber terbarukan di tahun 2030, 100% mitra pemasok yang menerapkan 100% energi listrik terbarukan di tahun 2030, dan 100% mitra pemasok strategis sesuai SBTi (Science Based Target initiatives) di tahun 2025.

 


Pembelian REC

Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Pembelian REC menambah sederet inisiatif CCEP Indonesia dalam upaya mencapai tujuan agenda iklim global. Sebelumnya, perusahaan meresmikan pemasangan atap panel surya terbesar dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara pada tahun 2020.

Pada panel surya yang terpasang di area atap fasilitas produksi CCEP Indonesia Indonesia seluas 72.000 meter persegi tersebut, dapat menghasilkan 9,6 juta kWh listrik per tahun, jumlah yang dibutuhkan untuk dapat mengurangi emisi karbon sebesar 8,9 juta kilogram per tahun dengan nilai pemasangan atap panel surya sebesar USD 5,8 juta (87 milyar rupiah).

Inisiatif penggunaan energi terbarukan lainnya juga termasuk pengadaan 243,383 mesin pendingin hemat energi (cooler), yang dapat menghemat hingga 178 juta kwh energi per tahun.

Kemudian, proyek instalasi LED sebagai alternatif pencahayaan alternatif di seluruh pabrik, konversi bahan bakar dari solar ke gas alam dan gas alam terkonversi (LNG) untuk pemanas, pembangkit listrik dan forklift sejak tahun 2008.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya