Mitigasi Kenaikan Harga, Ravindra Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan untuk Budidaya Cabai

Menurut Ravindra, usaha ini telah berhasil menekan pengeluaran harian rumah tangga. Ravindra mengaku sangat konsen pada masalah kenaikan harga komoditas pertanian ini karena berhubungan langsung pada kebutuhan dasar masyarakat.

oleh Tim News diperbarui 20 Des 2023, 18:22 WIB
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ravindra Airlangga saat menghadiri dialog bertajuk “Ngariung bersama Warga” di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (19/12/2023). (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ravindra Airlangga menilai naiknya harga komoditas pertanian seperti cabai bisa dimitigasi. Menurutnya, mitigasi kenaikan harga cabai antara lain dengan memanfaatkan pekarangan untuk budidaya cabai.

Menurut Ravindra, usaha ini telah berhasil menekan pengeluaran harian rumah tangga. Ravindra mengaku sangat konsen pada masalah kenaikan harga komoditas pertanian ini karena berhubungan langsung pada kebutuhan dasar masyarakat.

Selain itu, Ketua DPP Partai Golkar tersebut juga mendorong pengembangan skema pembiayaan closed loop financing. Skema pembiayaan ini sudah dilakukan Bank Jawa Barat (BJB) sejak 2021.

“Perlu mengembangkan closed loop financing di mana offtaker menjamin pembelian produsen disertai dengan bimbingan. Closed loop financing BJB di-kick off tahun 2021 hingga pertengahan 2022 memiliki NPL mendekati nol persen (tingkat pengembalian lebih dari 99 persen),” tutur Ravindra dalam dialog bertajuk “Ngariung bersama Warga” di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (19/12/2023).

Pada kesempatan itu, Ravindra juga menjawab pertanyaan warga tentang cara mengembangkan sektor pertanian dan peternakan. Khususnya pada petani milenial atau anak muda.

 


Usulkan Adanya Pemetaan Usaha

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ravindra Airlangga saat menghadiri dialog bertajuk “Ngariung bersama Warga” di Desa Sukamaju, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (19/12/2023). (Dok. Istimewa)

Ravindra mengusulkan agar dilakukan pemetaan usaha yang paling potensial. Dia menyebut usaha peternakan kambing untuk kurban sangat potensial karena memiliki siklus tahunan.

Potensi yang lain adalah budidaya lele yang memiliki tingkat permintaan sangat tinggi.

“Salah satu usaha yang potensial adalah pemeliharaan kambing untuk kurban. Siklusnya setiap tahun. Kedua, adalah usaha ikan lele. Permintaan ikan lele untuk Jakarta, misalnya, 120 ton perhari. Sementara produksi ikan lele di Kabupaten Bogor baru sekitar 80 ton perhari. Artinya budidaya lele punya peluang yang masih terbuka,” tegasnya.

Di hadapan 150-an warga Kabupaten Bogor saat Ngariung, Ravindra juga membahas aspirasi yang muncul dari masyarakat. Antara lain hadirnya pelatihan untuk akses permodalan UMKM dan perlunya peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya