Liputan6.com, Jakarta - PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan dalam jangka pendek sektor kesehatan bakal diuntungkan dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan, kasus Covid-19 mulai menyebar kembali di kalangan masyarakat Indonesia. Meski begitu, tingkat kepedulian masyarakat akan kesehatan mulai membaik.
Advertisement
"Covid-19 terjadi di kita dan puncaknya saat Natal dan Tahun Baru karena ada jeda waktu untuk infeksi, puncak Covid-19 diprediksi terjadi kisaran Januari," kata Ike dalam konferensi pers, Rabu (20/12/2023).
Dengan demikian, ia melihat sektor kesehatan akan mendapatkan berkah positif dengan adanya sentimen kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.
Ia melanjutkan, terdapat beberapa emiten yang berkaitan dengan adanya Covid-19, yakni SIDO, KLBF, KAEF, IRRA, INAF, HEAL, dan MIKA.
"Sektor kesehatan ada berkah positif, KAEF dan IRRA naik ngegas, semoga Covid enggak berlangsung lagi, sehingga dampak ke sektor kesehatan hanya momentum sementara saja," kata dia.
Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dari emiten sektor kesehatan, yakni tingkat nilai tukar Rupiah, pemberian vaksinasi booster untuk mengantisipasi lonjakan Covid, dan masyarakat telah belajar bagaimana cara untuk mengantisipasi gejala Covid-19.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Masuk Tahun Pemilu, IHSG Bakal Tembus di Level 7.700?
Sebelumnya diberitakan, PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 7.700 pada 2024. Hal itu bisa tercapai dengan cepat jika pemilihan umum (pemilu) hanya berlangsung dalam satu putaran.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menuturkan, jika pemilu berlangsung selama dua putaran maka perlu waktu yang lebih lama untuk IHSG bisa melaju ke level 7.700.
"IHSG mungkin baru bisa bergerak cepat pada akhir Juni setelah pemilu putaran kedua. Itupun beberapa bulan kemudian akan ada pilkada serentak yang juga bisa memengaruhi pasar," kata Ike dalam konferensi pers, Rabu (20/12/2023).
Ia melanjutkan, terdapat beberapa sektor yang masih menarik untuk dicermati oleh para investor, yakni sektor telekomunikasi, sektor properti, sektor barang konsumsi dan juga sektor perbankan.
"Siapapun calon presidennya sektor barang konsumsi akan diuntungkan," imbuhnya.
Menurut ia, sektor telekomunikasi masih menarik pada tahun depan. Karena, dengan adanya tahun pemilu maka telekomunikasi akan diuntungkan oleh konsumsi data internet yang lebih tinggi dari sebelumnya. Terkait saham telekomunikasi, ia melihat EXCL dan FREN memiliki outlook yang baik.
Selain itu, Ike juga menilai sektor properti masih prospektif ke depannya. Untuk sahamnya, ia memilih SMRA dan BSDE. Sedangkan, untuk sektor perbankan ia melihat saham BBRI masih menarik.
Kemudian, untuk sektor barang konsumsi, ia memilih saham ACES, ERAA, dan ICBP. Emiten tersebut juga bakal didukung oleh sentimen positif dari momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Advertisement
Sinarmas Sekuritas Prediksi IHSG Sentuh 8.050 pada Akhir 2024
Sebelumnya diberitakan, Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh harga 8.050 pada akhir 2024 jika memasuki skenario bullish.
Skenario bullish IHSG yang diproyeksikan Sinarmas Sekuritas yaitu ketika Amerika Serikat tidak alami resesi, komoditas turun lebih dalam, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen serta presiden terpilih yang menjadi favorit pelaku pasar.
“Jika ini terjadi maka kita bisa beralih ke skenario bullish yang dapat mendorong IHSG 8.050 pada akhir 2024,” kata Isfhan dalam Monthly Market Outlook: Melihat Peluang Investasi di Sektor Pilihan Tahun 2024, Selasa (5/12/2023).
Adapun untuk skenario bearish, Isfhan mengungkapkan IHSG bisa mencapai di level 6.700. Skenario ini bisa terjadi jika Amerika Serikat (AS) terjadi resesi dan ada arus keluar investor asing secara terus menerus dari pasar modal Indonesia.
Sedangkan untuk skenario Base, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan IHSG berada di level 7.600. Isfhan menambahkan, salah satu pergerakan IHSG didorong oleh investor asing.
“Kalau kita lihat ketika investor asing net sell IHSG langsung turun padahal investor asing hanya jual sebagian kecil dari portfolio mereka,” jelas Isfhan.
Sedangkan IHSG pada 2024, Isfhan menuturkan sektor perbankan masih jadi penggerak. Tak hanya perbankan, sektor konsumer juga diproyeksikan jadi penggerak positif dan jadi sektor yang dapat dicermati investor memasuki tahun politik.
Pengaruh Tahun Politik
Menurut Isfhan tahun politik tidak terlalu memberikan dampak besar pada pasar modal Indonesia. Isfhan menuturkan, investor akan fokus pada emiten dibandingkan ketegangan politik.
Investor Lihat Kinerja Perusahaan
“Tahun politik, investor akan melihat kinerja perusahaan, jika ekonomi tetap berjalan baik maka IHSG juga akan berjalan baik. Jadi investor fokuslah pada emiten dibanding ketegangan politik,” lanjut Isfhan.
Pada kesempatan yang sama, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menyebut putaran pemilu dapat memberikan dampak pada pergerakan pasar saham.
“Jumlah putaran putaran itu sangat berpengaruh, semakin sedikit putaran semakin baik. Semakin lama putaran maka kurang baik,” kata Ike.
Ike menambahkan, saat ini kondisi politik masih stabil dan masih terkendali terutama menuju debat calon presiden. Sehingga pergerakan IHSG walaupun terkoneksi, tetapi tidak akan terlalu dalam.
Advertisement