Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang jemaahnya tentang ulama yang terang-terangan mendukung calon presiden (capres) tertentu di Pemilu 2024.
“Buya, bagaimana sikap ulama di tahun politik ini? Apakah harus terang-terangan memilih capresnya? Atau harus diam-diam? Sedangkan sudah ada sebagian ulama yang mendeklarasikan dukungannya untuk salah satu capres? Lalu bagaimana Buya menyikapinya?” tanya jemaah tersebut seperti dilihat dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Rabu (20/12/2023).
Menurut Buya Yahya, seorang ulama boleh-boleh saja mendukung capres tertentu jika sudah yakin dengan capres tersebut dan membebaskan diri dari kepentingan pribadinya. Dengan catatan, dukungan ulama tersebut jangan disertai caci maki terhadap capres lain.
Baca Juga
Advertisement
“Jangan mencaci calon lainnya. Anda ustadz, cukup Anda bilang, ‘Saya cenderung pada ini semoga dia pemimpin yang baik’. Anda ustadz jangan membuat dinding pemisah, sebab semua calon itu juga umat Nabi Muhammad yang harus Anda bawa ke kemuliaan,” tutur Buya Yahya.
“Jadi, Anda boleh memilih calon tertentu sesuai dengan ijtihad keyakinan Anda. Anda memilih kemudian setelah itu jangan caci maki, jangan mengolok, jangan merendahkan yang lain,” pesannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pesan Buya Yahya
Sekali lagi, Buya Yahya meminta para ulama yang mendukung capres tertentu di Pemilu 2024 jangan sampai membuat permusuhan antarumat. Sebab, permusuhan antarumat karena beda pilihan capres sering terjadi, apalagi di akar rumput yang fanatik terhadap capresnya sangat kental.
“Kalau Anda di kampung, debat itu gak dapet kursi dia. Itu belanya mati-matian. Pokoknya saya 01, yang lain 02 (yang lainnya 03), berantem serius. Mereka itu bukan karena dikasih duit, karena punya keyakinan,” ujarnya.
Buya Yahya mengatakan, jika seorang ulama menjelek-jelekkan capres lain maka bisa membuat umat yang beda pilihan sakit hati. Akibatnya, umat tersebut jauh dari ulama.
“Akan tetapi, kalau ternyata Anda meyakini calon Anda hebat, benar, kemudian Anda menyerukan kebaikannya dengan akhlak mulia, dia akan terpesona kok, bukan lari,” kata Buya Yahya.
“Maka yang suka mencaci Anda tidak sayang kepada calonnya. Anda mengundang orang untuk mencaci, untuk mencari aibnya,” sambungnya.
Advertisement
Ulama yang Belum Dukung Capres
Tidak semua ulama mendukung capres 2024 secara terang-terangan. Sebagian ulama masih terlihat belum condong dengan salah satu capres. Menurut Buya Yahya, sah-sah saja jika ada ulama yang belum menentukan siapa capresnya.
“Kalau ada ustadz yang belum punya pilihan mungkin masih ada pertimbangan lain juga sah, karena dia mungkin ada punya visi besar di balik belum tampakkan siapa yang dipilih. itu sah-sah saja, yang penting dia tidak mencaci, ‘Ustadz kok milih? Ustaz kok gak milih?’” kata Buya yahya.
“Caci maki macem-macem modelnya. Diam saja sudah. Ya tidak memilih (menentukan saat ini) mungkin kebimbangan, husnudzon kuat dipikir tiga-tiganya baik semuanya atau membingungkan semuanya, kan bisa saja dalam keraguan,” ungkap Buya Yahya.
Baca Juga