Klarifikasi RSHS Bandung Soal Viral Cabut Gigi Bungsu Berujung Maut

Klarifikasi RSHS Bandung terkait video viral cabut gigi bungsu yang sebabkan pasien meninggal.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Des 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi klarifikasi RSHS Bandung terkait video viral cabut gigi bungsu yang sebabkan pasien meninggal. (Photo by Yingpis Kalayom on Unsplash)

Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) atau RSHS Bandung memberikan klarifikasi terkait video viral cabut gigi bungsu yang mengakibatkan seorang pasien meninggal dunia. Video viral yang ramai di media sosial sejak beberapa hari terakhir ini menyorot perhatian publik.

Unggahan video dari Instagram Story @latashaqntas memaparkan, kejadian bermula dari pasien yang hendak operasi gigi bungsu. Sayangnya, setelah dianastesi pasien malah alami perburukan dan berakhir dengan henti detak jantung.

Duka Cita dari RSHS Bandung

Direktur Medik dan Keperawatan RS Hasan Sadikin Iwan Abdul Rachman menyampaikan klarifikasi atas viralnya video.

Iwan juga mengucapkan duka cita atas wafatnya pasien yang meninggal tersebut.

"Menanggapi video yang beredar di media sosial mengenai wafatnya salah seorang pasien setelah mendapatkan pelayanan dari RSHS Bandung, pertama-tama saya mewakili sivitas hospitalia RS Hasan Sadikin, mengucapkan turut berduka cita atas kepergian beliau," ujar Iwan dalam pernyataan resmi yang diunggah di platform Twitter X RS Hasan Sadikin, Rabu (20/12/2023).

"Semoga beliau diberikan tempat yang terbagi di sisi-Nya."


RSHS Bandung Sudah Lakukan Upaya Maksimal

Iwan Abdul Rachman menyayangkan atas viralnya video cabut gigi bungsu, tanpa adanya penjelasan lebih rinci dari RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat.

"Berkenaan dengan hal tersebut terdapat beberapa hal yang RSHS sampaikan. Pertama, RSHS telah melakukan upaya maksimal dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar prosedur pelayanan yang ada di rumah sakit," ucapnya.

"RSUP dr Hasan Sadikin menyayangkan adanya pihak yang membuat konten di media sosial tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak rumah sakit."

Meski begitu, Iwan menuturkan terima kasih atas kepedulian masyarakat terhadap layanan di RSHS Bandung.

"Namun demikian, kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian seluruh pihak terhadap pelayanan di rumah sakit," tutupnya.

"Mohon dukungan dan doa. Semoga RS Hasan Sadikin dapat senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat."


Pj Gubernur Jawa Barat Minta RSHS Beri Penjelasan

Terkait pelayanan cabut gigi viral Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta rumah sakit tersebut memberikan penjelasan kepada masyarakat. 

"Kami sudah menanyakan dan tolong dijelaskan, jangan sampai terulang lagi. Jelaskan dengan baik kepada masyarakat, sampaikan apa adanya," ucap Pj Gubernur Jawa Barat Bey di Bandung, Rabu (20/12/2023).

Bey Machmudin menegaskan, keselamatan masyarakat harus diutamakan dan masyarakat diminta sabar menunggu penjelasan dari RS Hasan Sadikin.

"Keselamatan harus diutamakan. Kita tunggu penjelasan dari RS Hasan Sadikin," ujarnya, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Dugaan Kesalahan Anestesi

Berikut ini kronologi seorang pasien hendak cabut gigi bungsu menurut unggahan akun Instagram @latashaqntas.

Dalam akun tersebut, menuduh pihak RSHS melakukan kesalahan anastesi saat mengoperasi korban yang diklaim sebagai sepupunya.

Pemilik akun menjelaskan bahwa korban dirujuk ke RSHS Bandung oleh rumah sakit Garut untuk menjalani operasi gigi bungsu.

 

Sampe di RSHS, baru mau operasi lalu di anestesi (bius), selang beberapa menit suami sepupu gue dipanggil katanya pasien henti detak jantung," tulisnya.

"Dari situ langsung masuk NICU gak sadar berhari2, tiba2 divonis macem2. Katanya paru2nya item, kondisi gabagus dll. Padahal LOGIKANYA sebelum operasi semua diperiksa & kondisi aman untuk dilakukan tindakan.

 

 


Kondisi Pasien Henti Jantung

Dituliskan kembali melalui akun Instagram @latashaqntas, bahwa pasien yang sudah berada di ruangan NICU kemudian dipakaikan alat bantu, namun mata korban disolatip setelah dibius.

Curiga dengan kondisi korban, pihak keluarga lantas menanyai sejumlah dokter terkait penanganan yang diberikan oleh petuhas RSHS Bandung.

 

Setelah diusut ditanya ke berbagai dokter kenalan keluarga, ini kemungkinan besar kesalahan anastesi dari dokter anastesi, demikian tulis akun @latashaqntas.

Karna cuma selang beberapa aja organ bisa langsung rusak semua terutama ginjal, makanya ada perhentian jantung.

 

INFOGRAFIS JOURNAL_Berbagai Fakta Mengenai Gerakan Cancel Culture di Media Sosial (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya