Merdeka Copper Kucurkan Pinjaman Setara Rp 1,5 Triliun ke Merdeka Battery

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyalurkan pinjaman kepada PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sebagai transaksi afiliasi. Pinjaman itu untuk keperluan korporasi umum.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Des 2023, 12:48 WIB
PT Merdeka Copper Tbk (MDKA) menyalurkan pinjaman kepada PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyalurkan pinjaman kepada PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) senilai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,55 triliun (kurs Rp 15.523,40 per USD).

Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi lantaran Merdeka Battery Materials merupakan perusahaan terkendali MDKA yang sahamnya dimiliki oleh MDKA secara tidak langsung sebesar 50,04 persen melalui PT Merdeka Energi Nusantara. Selain itu, terdapat Direksi MBMA yang juga menjabat sebagai anggota Direksi MDKA.

"Berdasarkan perjanjian, Merdeka Copper Gold sebagai pemberi pinjaman yang juga sebagai perusahaan pengendali MBMA sepakat untuk menyediakan dana pinjaman yang bersifat revolving credit facility kepada MBMA dengan batas fasilitas sebesar USD 100 juta," mengutip prospektus transaksi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/12/2023).

Setelah efektifnya perjanjian, MBMA dapat menggunakan dana pembiayaan yang diberikan oleh MDKA untuk keperluan korporasi umum, termasuk tetapi tidak terbatas pada modal kerja, pengeluaran modal dan operasional MBMA serta untuk mendukung kegiatan usaha anak-anak perusahaan dari MBMA dengan cara penyediaan utang, penyetoran modal dan atau uang muka setor modal.

Pertimbangan dan alasan dilakukannya transaksi pinjaman afiliasi dibandingkan dengan apabila dilakukan transaksi lain yang sejenis dengan pihak yang tidak terafiliasi (bank) adalah proses pinjaman afiliasi lebih cepat dibandingkan dengan pihak ketiga lainnya, dan tidak memerlukan proses administrasi yang lama, serta tidak diminta jaminan kebendaan.

Transaksi juga telah melalui penilaian menggunakan prosedur internal dengan syarat dan ketentuan yang sama apabila transaksi dilakukan dengan pihak tidak terafiliasi, sehingga syarat dan ketentuan atas Transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum. Lebih lanjut, transaksi juga lebih efektif dan efisien apabila dilakukan antara pihak-pihak terafiliasi.


Merdeka Battery Materials Suntik Anak Usaha USD 28,05 Juta

Pencatatan perdana saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), Selasa (18/4/2023). (Foto: BEI)

Sebelumnya diberitakan, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menyuntik dana sebesar USD 28,05 juta kepada anak usahanya, PT Merdeka Industri Anantha (MIA). 

Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (16/11/2023), penandatangan perjanjian pinjaman pemegang saham yang ditandatangani oleh dan antara Perseroan sebagai kreditur dan PT Merdeka Industri Anantha sebagai debitur efektif pada 13 November 2023. 

Pinjaman yang diberikan kepada anak usaha Merdeka Industri Anantha sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian untuk mendukung kegiatan usaha anak- anak perusahaan MIA dengan cara penyediaan utang, penyetoran modal dan atau uang muka setoran modal.

Kemudian, terhadap setiap dana pembiayaan yang masih terutang yang diberikan oleh Perseroan kepada MIA, MIA dikenakan bunga sebesar penjumlahan dari Secured Overnight Financing Rate untuk setiap periode bunga dan 4,75 persen per tahun.

"Tujuan dari transaksi afiliasi ini adalah agar MIA dapat menggunakannya untuk keperluan umum perusahaan MIA secara umum. Transaksi afiliasi ini lebih efisien jika dilaksanakan antara Perseroan dan MIA," tulis Manajemen Merdeka Battery Materials. 

Asal tahu saja, PT Merdeka Industri Anantha merupakan anak perusahaan MBMA, yang merupakan perusahaan terkendali Perseroan yang sahamnya dimiliki secara langsung sebesar 99 persen oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk, dan PT Merdeka Industri Mineral secara langsung sebesar 1 persen.

 


Merdeka Copper Gold Siapkan Belanja Modal Setara Rp 11,5 Triliun, untuk Apa Saja?

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun (kurs Rp 14.866,55 per USD) pada 2023.

CFO PT Merdeka Copper Gold Tbk David Fowler menjelaskan, perseroan memang memiliki banyak rencana investasi pada 2023 ini, sehingga diperlukan belanja modal yang besar pula untuk mendanainya.

"Kami memiliki investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini. Dan untuk tahun 2023, investasi modal keseluruhan kami sekitar 750 juta," kata David dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/6/2023).

David merincikan, sekitar USD 218 juta belanja modal tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik Acid Iron (AIM) yang dikelola oleh entitas anak, PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA).

Kemudian sebesar USD 90 juta dialokasikan untuk mengembangkan bisnis pada tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Lalu sebesar USD 110 juta akan dialokasikan untuk proyek emas Pani. Dan sekitar USD 137 juta dialokasikan untuk proyek smelter. Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

"Jadi ketika kami memiliki Investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini, penting untuk dapat terus membiayai proyek kami. Itulah mengapa penting untuk melakukan IPO (anak usaha-MBMA). Dan untuk meningkatkan ekuitas awal itu, sebagai bagian dari IPO untuk membantu pendanaan Investasi tersebut ke depan," imbuh David

 


Merdeka Copper Gold Bidik Produksi Tembaga hingga 20 Ribu Ton pada 2023

Ilustrasi tembaga (Dok: Natalia Y/Unsplash)

Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik produksi katoda tembaga mencapai 16.000-20.000 ton pada 2023.

General Manager Corporate Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik menuturkan, pada 2022, produksi katoda tembaga mencapai 18.000 ton di tambang tembaga Wetar. “Target 16.000 sampai 20.000 ton (pada 2023),” ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Kamis (18/5/2023).

Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi emas mencapai 120.000-140.000 ounce emas pada 2023 yang berasal dari tambang Tujuh Bukit. “Target produksi tahun ini 120.000-140.000 ounce, mirip-mirip dengan tahun lalu,” kata dia.

Tom mengatakan, produksi tembaga itu berasal dari tambang Wetar di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku yang dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai (BKP) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi dan produksi tembaga.

Selain itu, tambang tersebut juga dikelola oleh PT Batutua Tembaga Raya (BTR) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian hasil tembaga menjadi katoda atau lempeng tembaga.

Hingga kuartal I 2023, tambang Wetar telah produksi 4.053 ton katoda tembaga dengan biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD 4,48 per lb.

Emiten dengan 7,36 persen kepemilikan saham oleh Garibaldi Thohir ini juga punya proyek tembaga Tujuh Bukit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Untuk mendorong proyek tambang itu, perseroan telah investasi lebih dari USD 156 juta sejak 2018, di antaranya untuk menjalankan eksplorasi, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, serta studi teknis yang sedang berlangsung.

“Hasil studi yang telah dilakukan menemukan usia tambang bisa bisa mencapai 40 tahun,” tutur Tom.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya