Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) memulai investasi sebesar Rp 250 miliar untuk mempercepat pengembangan sistem transportasi publik berbasis listrik di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keputusan investasi ini sejalan dengan komitmen Blue Bird untuk mendukung inisiatif ramah lingkungan dan menciptakan masa depan mobilitas yang berkelanjutan melalui Visi Keberlanjutan 50:30, yaitu upaya pengurangan hingga 50 persen emisi karbon dan buangan perusahaan pada 2030.
Advertisement
"Blue Bird Group memiliki Visi Keberlanjutan 50:30 yang bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan IKN sebagai smart forest city. Semangat yang sama inilah yang mendorong kami berkomitmen untuk berkontribusi secara nyata terhadap pembangunan IKN melalui pengembangan sistem, sarana, dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan. Dengan investasi ini kami ingin menjadi pelopor dalam pengembangan transportasi publik berbasis listrik di IKN,” ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono dalam keterangan resmi, Kamis (21/12/2023).
Sesuai yang disampaikan Adrianto, investasi dan kontribusi Bluebird akan digunakan untuk pengembangan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan yang meliputi pengadaan bus rapid transit listrik (layanan bus perkotaan), taksi listrik, mobil rental listrik, bus jurusan IKN–Balikpapan, serta sarana pendukung lainnya, antara lain halte, park and ride, transfer point, depo, dan charging point yang semuanya akan dikelola secara terintegrasi menggunakan teknologi pintar.
Nantinya, kemudahan dan kenyamanan mobilitas penduduk IKN akan didukung oleh Bluebird dengan investasi taksi listrik hingga 100 unit, armada mobil rental listrik hingga 50 unit, armada bus jurusan IKN-Balikpapan hingga 10 unit, charging point, dan depo. Lalu ada layanan bus perkotaan listrik hingga 40 unit, halte hingga 53 titik, 1 transfer point (bus interchange station), dan 2 park and ride.
Kinerja Keuangan Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba hingga September 2023. Pertumbuhan baik laba dan pendapatan sekitar dua digit.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (27/10/2023), PT Blue Bird Tbk mencatat pendapatan Rp 3,22 triliun hingga kuartal III 2023. Pendapatan perseroan tumbuh 28,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,50 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu mendorong laba bersih naik 40,97 persen hingga September 2023. Laba bersih Blue Bird tercatat Rp 367,42 miliar dari periode kuartal III 2022 sebesar Rp 260,62 miliar.
Beban langsung tercatat Rp 2,20 triliun hingga kuartal III 2023 atau naik 24,40 persen. Dengan demikian, laba bruto bertumbuh 39,08 persen menjadi Rp 1,02 triliun hingga kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bruto Blue Bird tercatat Rp 737,31 miliar.
Beban usaha perseroan naik 33,17 persen menjadi Rp 599,51 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 450,18 miliar. Dengan demikian, laba usaha Blue Bird tercatat bertambah 48,3 persen menjadi Rp 426,01 miliar hingga kuartal III 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba usaha tercatat Rp 287,13 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 147 hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 104.
Total ekuitas tercatat Rp 5,53 triliun pada September 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 5,35 triliun. Total liabilitas mencapai Rp 1,84 triliun hingga kuartal III 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,54 triliun. Dengan demikian, aset perseroan tercatat Rp 7,37 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 6,89 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 862,17 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 890,97 miliar.
Meski perseroan mencatat kinerja keuangan positif, harga saham Blue Bird masih lesu. Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023, saham BIRD merosot 3,69 persen ke posisi Rp 1.955 per saham.
Saham BIRD dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 2.020 per saham. Saham BIRD berada di level tertinggi Rp 2.040 dan terendah Rp 1.935 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.385 kali dengan volume perdaganan 46.084 saham.Nilai transaksi harian Rp 9,1 miliar.
Advertisement
Belanja Modal
Sebelumnya diberitakan, PT Blue Bird Tbk (BIRD) memastikan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) berjalan optimal. Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto (Andre) Djokosoetono mengungkapkan, perseroan telah merealisasikan 35 persen belanja modal hingga paruh pertama tahun ini.
"Sejauh ini, sekitar 35 persen dari capex yang dialokasikan tahun ini telah digunakan, termasuk untuk peremajaan dan penambahan lebih dari 1.300 armada operasi untuk seluruh layanan," terang Andre dalam keterangan resmi, Selasa (1/8/2023).
Penggunaan capex juga dialokasikan untuk mendukung visi keberlanjutan perusahaan, yang mencakup pemasangan panel surya dan penambahan armada listrik.
Hingga saat ini, Bluebird telah mengoperasikan 191 armada listrik sebagai bagian dari langkah-langkah menuju mobilitas yang keberlanjutan.
Untuk keseluruhan tahun, perseroan sendiri menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5 triliun sampai dengan Rp 2 triliun. Mengacu pada angka ini, besaran belanja modal yang telah direalisasikan perseroan pada semester I 2023 berkisar antara Rp 525 miliar sampai dengan Rp 700 miliar.
Target Pendapatan
Sampai dengan akhir tahun, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20-30 persen pada 2023. Sebelumnya, Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.
"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com.
Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan berdasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada di level yang tinggi.
Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis Blue Bird dan lainnya.
Advertisement