Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) optimistis sahamnya tidak akan didepak dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui delisting. Perseroan sampai saat ini masih berkeyakinan dapat menyelesaikan persoalan yang membuat saham WSKT di-suspensi Bursa.
Direktur Keuangan Waskita Karya (Persero) Tbk, Wiwi Suprihatno berharap, finalisasi Master Repurchase Agreement (MRA) dapat menjadi pertimbangan agar skema restrukturisasi mendapat lampu hijau dari pemegang obligasi.
Advertisement
"Harapan kami dengan finalisasi MRA akan mentriger persetujuan restrukturisasi dari pemegang obligasi. Sehingga bisa tunjukan progres dan komitmen manajemen untuk selesaikannya," kata Wiwi dalam paparan publik Waskita Karya, Kamis (21/12/2023).
"Dalam rangka melaksanakan restrukturisasi, perseroan sudah dapat restu pemegang saham pada RUPS 8 Desember lalu. Di mana salah satunya persetujuan untuk melaksanakan restrukturisasi dan rencana penyehatan keuangan perseroan," imbuh Wiwi. Sebagai informasi, terdapat 8 streams penyehatan keuangan Waskita.
Pertama, Master Restructuring Agreement (MRA), yakni melakukan penyempurnaan atas MRA yang disetujui pada 2021 dengan mengajukan penyesuaian pada tenor dan suku bunga. Dua, penjaminan pemerintah. Yakni mendapatkan modal kerja untuk penyelesaian proyek melalui fasilitas KMK Penjaminan dan penerbitan Obligasi Penjamin.
Tiga, PMN dna rights issue. Aksi tersebut dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dalam rangka menyelesaikan konstruksi proyek-proyek jalan tol melalui mekanisme rights issue. Restrukturisasi utang anak usaha. Yakni menyesuaikan kemampuan membayar kewajiban dengan arus kas perusahaan. Memberikan waktu bagi anak perusahaan untuk melewati kondisi pasar yang kurang baik.
Kelima, strategic partner jalan tol dengan mengurangi uutang konsolidasi WSKT yang berasal dari investasi dan konstruksi jalan tol serta mendapatkan tambahan cash flow dari proses yang diterima. Keenam, transformasi bisnis dengan mengembalikan WSKT kepada kompetensi inti. Yaitu sebagai kontraktor dan meningkatkan efisiensi di level proyek dna korporat.
Tujuh, penyelesaian jalan tol khusus dengan menyelesaikan konstruksi tol di Sumatera untuk mempercepat proses asset recycling atau fundraising. Terakhir, GCG dan manajemen risiko. Yakni perbaikan tata kelola serta penetapan sistem komite guna mengelola risiko perusahaan.
Target Pendapatan
Sebelumnya diberitakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan pendapatan Rp 14 triliun. Angka itu mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (pemilu) tahun depan dan perkiraan nilai kontrak baru (NKB) 2024.
"NKB sampai November 2023 mencapai Rp 14,4, kita targetkan di akhir 2023 Rp 16 triliun. Jadi kami optimis di 2024 NKB sekitar Rp 17 triliun... Dari situ, pendapatan usaha kita harapkan sekitar Rp 14 triliun," kata Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya (Persero) Tbk, Rudi Purnomo dalam paparan publik, Kamis (21/12/2023).
Rudi menjelaskan, NKB 2024 akan kembali pada model konvensional. Melalui model tersebut, perseroan akan mengantongi uang muka dan pembayaran proyek dilakukan secara bulanan (monthly payment), sehingga cash flow perseroan bisa terjaga.
"Untuk target laba bruto di proyek-proyek baru kita range sekitar 9-10 persen. Karena tahun depan tahun politik, kita realistis terutama untuk pencapaian proyek baru maupun dalam memproduksi pendapatan," imbuh dia.
Hingga November 2023, perseroan mencatatkan nilai kontrak baru Rp 14,4 triliun. Perolehan kontrak tersebut selisih tipis dibandingkan raihan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 14,8 triliun.
Dari sisi keuangan, perseroan membukukan pendapatan Rp 7,8 triliun hingga kuartal III 2023, turun dari raihan pada periode yang sama sebesar Rp 10,3 triliun. Pada periode ini, perseroan membukukan rugi bersih Rp 3,2 triliun, berbanding terbaik dari kuartal III tahun lalu di mana perseroan masih membukukan laba bersih Rp 0,6 triliun.
Advertisement
Target Kontrak Baru
Sebelumnya diberitakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengincar nilai kontrak baru (NKB) Rp 17 triliun pada tahun depan. Angka itu naik dibandingkan target raihan nilai kontrak baru hingga akhir 2023 yang sebesar Rp 16 triliun.
"Target NKB kalau kita lihat sampai November 2023 mencapai Rp 14,4, kita targetkan di akhir 2023 Rp 16 triliun. Jadi kami optiimsi di 2024 NKB sekitar Rp 17 triliun," kata Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya (Persero) Tbk, Rudi Purnomo dalam paparan publik, Kamis (21/12/2023).
Perseroan mencatatkan nilai kontrak baru Rp 14,4 triliun hingga November 2023. Perolehan kontrak tersebut selisih tipis dibandingkan raihan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 14,8 triliun.
"Nilai kontrak baru yang sudah didapat sampai dengan November 2023 adalah sebesar 14,4 triliun. di mana kalau kita lihat secara winning rate 24,1 persen," ungkap dia.
Dari sisi segmentasi owner, pemerintah mendominasi 62 persen. Kemudian BUMN dan BUMD 22 persen, pengembangan usaha 15 persen, dan sisanya 1 persen dari swasta. Sedangkan dari jenis proyeknya, 46 persen berupa konektivitas. 25 persen berupa gedung, SDA dan anak usaha masing-masing 14 persen, dan 2 persen berupa EPC.
Lima besar nilai kontrak perseroan hingga November 2023 antara lain jasa konstruksi proyek LRT Jakarta fase 1B senilai Ep 2,1 triliun, President Nicolau Lobato International Airport, Timor Timur senilai Rp 1,1 triliun. Kemudian pembangunan rumah susun ASN 3 Rp 1 triliun, Probolinggo-Banyuwangi paket 3 Rp 997 miliar, dan bendungan Cibeet paket 3 di Jawa Barat senilai Rp 768 miliar.
Pemegang Saham Restui Skema Restrukturisasi Waskita Karya
Sebelumnya diberitakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengantongi restu untuk restrukturisasi. Hal itu sesuai dengan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2023.
Usulan ini telah didasari pada kajian menyeluruh sesuai dengan aspek-aspek yang berpedoman pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-2/MBU/03/2023 Tahun 2023 tentang Pedoman Tata Kelola dan Kegiatan Korporasi Signifikan Badan Usaha Milik Negara Pasal 122 dan 123. Waskita Karya tengah fokus menjalankan langkah-langkah strategis program transformasi bisnis melalui 8 stream penyehatan keuangan.
Seluruh upaya dilakukan oleh Perseroan demi memperbaiki kinerja keuangan dan performa perusahaan secara menyeluruh.
Metode restrukturisasi akan ditempuh melalui 8 stream yaitu: Restrukturisasi Keuangan, Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah dan partisipasi publik melalui right issue, Fasilitas Kredit dengan Penjaminan Pemerintah, Strategic Pertnership Ruas Tol, Restrukturisasi Anak Perusahaan, Transformasi Bisnis, Penyelesaian Ruas Tol Sumatera, Pebaikan Tata Kelola dan Manajemen Risiko.
Metode restrukturisasi ini kemudian dideskripsikan dalam prinsip transformasi yang terdiri dari 3 pilar transformasi yaitu, Portfolio dan Innovation keunggulan proyek-proyek PSN dan non PSN. Selain itu lean dan Digitalisasi juga diusung agar Perseroan dalam menjalankan bisnisnya lebih efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan.
Advertisement
Target Penyelesaian Proses Restrukturisasi
Kementerian BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna dan pada pemegang saham Perseroan menyetujui usulan Restrukturisasi yang akan diajukan kepada para Kreditur dalam rangka rencana penyehatan keuangan sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal dan kinerja Perseroan.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita Manajemen Perseroan mengungkapkan rasa syukur atas disetujuinya usulan skema restrukturisasi Perseroan.
"Manajemen sangat bersyukur bahwa Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan Para Pemegang Saham telah menyetujui usulan skema restrukturisasi Waskita. Hal ini sejalan dengan telah didapatkannya persetujuan dari seluruh perbankan Himbara dan sebagian perbankan swasta terkait skema restrukturisasi Waskita yang telah mencapai 90% dari nominal outstanding hutang. Perseroan menargetkan untuk menyelesaikan proses restrukturisasi pada akhir tahun 2023,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Jumat (8/12/2023).
Persetujuan atas restrukturisasi Waskita merupakan titik penting bagi Waskita untuk dapat segera mengimplementasikan skema restrukturisasi sehingga Perseroan memiliki kemampuan dalam melakukan manajemen cash flow secara optimal guna menghasilkan siklus kegiatan operasional yang lebih sustain dan prudent.
Hal ini juga dapat membantu Perseroan untuk menyelesaikan kewajiban kepada seluruh Kreditur baik Perbankan, Pemegang Obligasi, maupun Vendor.
Selain itu, Pemerintah juga terus mendukung upaya penyehatan keuangan Waskita melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan dukungan konstruksi untuk penyelesaian pekerjaan ruas tol Bogor-Ciawi- Sukabumi, Kayu Agung-Kapal Betung dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.