Kemenag Siap Jalankan Penuh Program Cyber Islamic University di 2024

Program prioritas Kementerian Agama (Kemenag), Cyber Islamic University mendapat respons positif dari masyarakat. Menjawab tingginya antusiasme publik, pada 2024 mendatang Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Des 2023, 07:40 WIB
Program prioritas Kementerian Agama (Kemenag), Cyber Islamic University mendapat respons positif dari masyarakat. Menjawab tingginya antusiasme publik, pada 2024 mendatang Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut. (Kredit foto: Tim Humas Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta Program prioritas Kementerian Agama (Kemenag), Cyber Islamic University mendapat respons positif dari masyarakat. Menjawab tingginya antusiasme publik, pada 2024 mendatang Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut.

"Program Cyber Islamic University yang digulirkan sejak 2021 ternyata diminati masyarakat. Program pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini merupakan salah satu dari tujuh program prioritas yang ditetapkan Kemenag di kepemimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas," kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani melaui siaran pers diterima, Jumat (22/12/2023).

Muhammad Ali menjelaskan, dalam program ini Menag Yaqut telah menunjuk IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai kampus siber.

Dia memastikan, di kampus tersebut dukungan sarana dan prasarana kampus siber semuanya sudah terpenuhi 100 persen. Sehingga Tahun Akademik 2024/2025 pembelajaran jarak jauh tidak hanya untuk Prodi PAI saja, tapi program sarjana dan magister juga sudah dapat kita selenggarakan.

"Selama tiga tahun terakhir, Program Cyber Islamic University telah diikuti sebanyak 3.339 mahasiswa. Mereka berasal dari 36 provinsi di seluruh penjuru Indonesia," kata pria karib disapa Dhani tersebut.

Dhani mencatat, tingginya minat mahasiswa mengikuti kuliah siber ini karena mereka sangat dimudahkan dalam proses pembelajaran. Antara dosen dan mahasiswa tidak lagi bertemu secara fisik di ruang kelas.

"Program ini sangat membantu para guru-guru madrasah, sekolah, pesantren dan lainnya yang berada jauh dari kampus untuk melanjutkan tingkat pendidikannya," ungkap dia.

Ketua Jurusan PJJ PAI IAIN, Syekh Nurjati Ali menambahkan, kuliah siber ini dilakukan melalui dua metode. Pertama, metode belajar sinkronus-asinkronus dan ditambah dengan video pembelajaran serta e-modul yang bisa diakses para mahasiswa kapan saja dan di mana saja. Kedua, dilakukan secara tatap muka selama empat kali dalam satu semester.

"Kita online fleksibel. Tapi secara kualitas tetap terjaga karena kami memiliki tim pemantau melalui Lembaga Penjaminan Mutu," ujar Ali.


Dosen Berasal dari Berbagai Tempat hingga Luar Negeri

Ali mengungkapkan, kendati program ini digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, namun para dosen yang berjumlah 302 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Pihaknya juga merekrut tutor dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di 19 provinsi. Bahkan sebagian tutor ada yang dari luar negeri seperti Ohio University dan Hankuk University Korea Selatan.

"Sebetulnya sudah ada keinginan masyarakat dari sejumlah negara, baik WNI maupun WNA untuk dapat mengikuti program PJJ IAIN Syekh Nurjati itu sejak beberapa waktu. Mereka merupakan mahasiswa dari Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Swiss dan Belanda," dia menandasi.

Sebagai informasi, pada 2024 akan ada penambahan prodi baru untuk program pembelajaran jarak jauh (PJJ), yakni S2 dan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA), S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), S1 Aqidah Filsafat Islam (AFI).

Selain itu, ada penambahan untuk prodi S1 Hukum Keluarga Islam (HKI), S1 Tadris Ilmu pengetahuan Sosial (T. IPS), S1 PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini), dan S1 Sejarah dan Peradaban Islam (SPI).

Diketahui, mahasiswa PJJ PAI terbagi menjadi dua kelompok, yakni beasiswa dan non-beasiswa. Saat ini, kelas PAI terbagi dalam 74 kelas. Rinciannya, 4 kelas untuk angkatan pertama, 40 kelas untuk angkatan kedua, dan 30 kelas untuk angkatan ketiga.

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya