3 Orangutan Korban Perdagangan Satwa Ilegal Pulang ke Indonesia dari Thailand Setelah Disita 7 Tahun Lalu

Sepasang orangutan sumatera dewasa, dan satu individu orangutan jantan remaja akhirnya pulang kembali ke Indonesia dari Thailand.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 22 Des 2023, 09:31 WIB
Proses serah terima orangutan dari Thailand ke Indonesia dalam proses repatriasi. (dok. Biro Humas KLHK)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga individu orangutan Sumatera akhirnya kembali pulang ke Indonesia. Orangutan jantan bernama Nobita (7), betina pasangannya bernama Shisuka (7), dan orangutan jantan Briant (4) akhirnya mendarat di Indonesia dari Thailand pada Kamis, 21 Desember 2023.

Ketiga individu orangutan tersebut merupakan hasil penegakan tindak pidana penyelundupan oleh Polisi Penanggulangan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Natural Resources and Environmental Crimes Division) Thailand di Bangkok pada 2016. Butuh waktu tujuh tahun untuk merepatriasi (pemulangan kembali) orangutan tersebut.

"Repatriasi tiga orangutan sitaan dari Thailand ini merupakan keberhasilan dalam penyelamatan satwa liar dilindungi dan komitmen bersama antara Pemerintah Indonesia dan Thailand dalam upaya memerangi perdagangan ilegal satwa liar," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Satyawan Pudyatmoko pada acara Repatriasi Orangutan dari Thailand ke Indonesia di Gudang Kedatangan Impor Garuda Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Dalam rilis yang diterima tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat (23/12/2023), proses repatriasi ini bertepatan dengan peringatan 73 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, sekaligus dapat berkontribusi sebagai potential deliverables pada Joint Commission Meeting (JCM) Indonesia – Thailand mendatang. Acara serah terima ketiga individu orangutan sumatera dari Otorita Thailand kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Duta Besar RI untuk Thailand sebelumnya dilaksanakan di Kantor Kargo Bandara Suvarnabhumi, Thailand, pada Kamis pagi, 21 Desember 2023.

Bekerja sama dengan Garuda Indonesia, ketiga orangutan tersebut diterbangkan menggunakan pesawat GA 867 dari Bangkok menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dan sampai sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelumnya, mereka dirawat di Kho Pratubchang Wildlife Rescue Center (KPRC) di Provinsi Ratchaburi, Thailand.

 


Dikarantina di Jambi

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Satyawan Pudyatmoko. (dok. Biro Humas KLHK)

Setelah sampai ke Indonesia, orangutan itu diinapkan di fasilitas transit Garuda Indonesia dengan penjagaan dokter hewan. Pada hari ini, Jumat (22/12/2023), ketiganya akan diberangkatkan ke Jambi dengan pesawat GA 126 pukul 09.20 WIB dan dirawat sementara di Tempat Tindakan Karantina Frankfurt Zoological Society (FZS) melalui pengawasan Balai KSDA Jambi.

Selepas proses karantina, orangutan tersebut akan menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Sumatera (PROS) Sungai Pengian Jambi sebelum akhirnya akan dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Repatriasi orangutan ini menunjukkan kerjasama yang baik antara Pemerintah Thailand dengan Indonesia, serta antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian, PT Garuda Indonesia (Persero), serta mitra kerja lainnya.

"Repatriasi orangutan ini merupakan repatriasi dari Thailand yang kelima kalinya dengan total 71 individu orangutan yang dipulangkan sejak tahun 2006. Tiga orangutan yang direpatriasi kali ini merupakan orangutan terakhir yang berstatus sebagai barang bukti di Thailand," tambah Siti.


Disambut Gembira Thailand

Potret Orangutan (Sumber: Pixabay)

Sementara, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat menyatakan bahwa pemerintah Thailand sangat senang bisa ikut andil melakukan repatriasi satwa orangutan kali ini, setelah selama kurang lebih 7 tahun merawat satwa tersebut sejak disita.

"Saya kira kita akan terus bekerja sama untuk mencegah perdagangan satwa liar di antara kedua negara, dan saya sangat senang bisa mengembalikan orangutan tersebut kembali ke habitatnya," ujar Dubes Prapan.

Untuk memastikan kondisi ketiga orangutan sumatera tersebut dalam keadaan sehat dan baik, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan dua dokter hewan mendampingi selama perjalanan dari Bangkok sampai ke Indonesia.

"Kementerian LHK menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Kementerian Luar Negeri, PT Garuda Indonesia (Persero), Badan Karantina, Ditjen Bea Cukai Kemenkeu, Avsec, FZS, rekan-rekan jurnalis dan mitra lainnya atas dukungan dan bantuannya dalam proses repatriasi tiga individu orangutan dari Thailand ke Indonesia," pungkas Menteri Siti sebagaimana disampaikan Satyawan.


Terdampak Perubahan Iklim

Pameran foto Orangutan Haven di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Senin (13/11/2023) (Reza Efendi/Liputan6.com)

Selain perdagangan satwa liar, orangutan nyatanya juga rentan terdampak perubahan iklim. Sejumlah berita menunjukkan kondisi memprihatinkan orangutan. Mereka berkeliaran di jalan seperti kehilangan rumahnya, lantaran hutan yang dulu ditinggali kini sudah berubah.

"Ada kecenderungan Orangutan kembali lagi ke tempat asalnya, namun ternyata keadaannya sudah tidak seperti dulu," ungkap Biodiversity Conservation and Management Planning Specialist, Research Center for Climate Change, Rondang Siregar saat diskusi bersama The Body Shop dan Yayasan Kehati bertajuk "Menjaga Orangutan Menghidupkan Masa Depan" pada Jumat, 3 November 2023.

"Konservasi hutan dan seluruh ekosistem mahluk hidup di dalamnya, termasuk spesies langka Orangutan, merupakan salah satu cara untuk kita dapat meminimalkan dampak perubahan iklim," papar Rondang.

Orangutan, kata Rondang, berperan penting dalam menjaga hutan, yaitu sebagai penebar biji dari biji-bijian dan buah-buahan yang dimakannya. Pergerakan mereka yang membawa biji-bijian tersebut memungkinkan pertumbuhan pohon baru.

Selain itu, Orangutan membuat celah di antara pepohonan dengan cara mematahkan dahan dan rantingnya sehingga cahaya matahari dapat masuk ke hutan yang menstimulasi pertumbuhan tanaman di dalamnya. "Aksi mereka ini meningkatkan biodiversitas serta ketahanan hutan, dan berdampak pada efek perubahan iklim itu sendiri," lanjut Rondang. 

Infografis Kinderjoy

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya