Liputan6.com, Jakarta - Setiap anak memiliki ikatan khusus dengan ibunya yang melampaui batas fisik. Kontak batin antara seorang ibu dan anak adalah fondasi yang kuat dalam membentuk kesejahteraan emosional dan mental anak.
Setiap tahun, pada tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Peringatan tersebut untuk mengingat dan merenungi sosok ibu dalam kehidupan dan nurani kita sebagai seorang anak.
Setiap tahun, kita merayakan Hari Ibu untuk memberikan penghormatan dan apresiasi kepada sosok yang penuh cinta kasih—ibu. Hari Ibu bukan sekadar sebuah perayaan, tetapi juga sebuah pengakuan akan pengorbanan, kebijaksanaan, dan kelembutan hati yang telah membentuk kita menjadi pribadi yang kita kenal hari ini.
Baca Juga
Advertisement
Anak-anak seringkali merasakan kontak batin dengan ibu mereka melalui sentuhan kasih sayang, pandangan mata yang hangat, dan suara lembut. Ini adalah bentuk-bentuk komunikasi yang tidak terucapkan, tetapi mampu menguatkan ikatan antara seorang anak dan ibunya.
Meskipun jarak fisik terkadang memisahkan, namun hubungan batin ini mampu mengatasi segala rintangan. Ketika anak merasakan kebahagiaan, kecemasan, atau bahkan kesedihan, kontak batin dengan ibu menjadi tempat untuk mencurahkan perasaan dan menemukan kenyamanan.
Dalam keadaan sulit, seperti ketika anak menghadapi tekanan sekolah atau konflik dengan teman, kontak batin dengan ibu memberikan dukungan tanpa syarat. Ibu menjadi tempat perlindungan yang memahami, mendorong, dan menguatkan anak untuk menghadapi tantangan hidup.
Kontak Batin
Penting untuk diingat bahwa kontak batin bukan hanya hak anak, tetapi juga tanggung jawab ibu. Kepekaan ibu terhadap perasaan anak, kemampuannya mendengarkan tanpa menghakimi, dan kemauannya untuk memahami dunia anak menciptakan ruang batin yang aman dan penuh kasih.
Dalam dunia yang seringkali penuh dengan distraksi dan kesibukan, melibatkan diri secara sadar dalam kontak batin dengan anak menjadi suatu kebijaksanaan. Ini membutuhkan waktu, kehadiran, dan kepedulian untuk membangun dan merawat ikatan yang mendalam antara seorang ibu dan anak.
Seiring berjalannya waktu, kontak batin ini menjadi fondasi kuat yang membimbing anak menuju kemandirian dan kepercayaan diri. Ibu yang membentuk hubungan batin yang sehat dengan anaknya memberikan warisan berharga, membangun fondasi untuk kesejahteraan anak di masa depan.
Dengan demikian, kontak batin antara seorang anak dan ibunya bukan hanya sebuah pengalaman, tetapi juga kisah cinta yang terus berkembang, memberikan kekuatan, dan menciptakan ikatan tak terputus yang melampaui batas waktu dan ruang.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement