Liputan6.com, Jakarta - Emiten Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memperkuat bisnis pusat data (data center) melalui pengambilalihan aset dari PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) senilai Rp 544,20 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (22/12/2023), Perseroan melalui PT SMPlus Sentra Data Persada (SM+)dan atau pihak terafiliasi lainnya, berencana mengembangkan layanan pusat data di Indonesia.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa Susan Chandra menuturkan, pada 19 Desember 2023, Dian Swastatika Sentosa melalui SM+, menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli dengan Smartfren dan Smartel untuk melakukan pembelian aset yang dialihkan dengan nilai seluruhnya sebesar Rp 544.208.371.000 atau Rp 544,20 miliar belum termasuk pajak, pungutan, dan biaya-biaya lain yang dikenakan sehubungan perolehan hak atas aset yang dialihkan.
"Transaksi ini akan dibiayai dengan kombinasi modal SM+ dan pendanaan dari PT DSST Mas Gemilang entitas anak Perseroan dengan kepemilikan saham sebesar 99,99%, dan pihak terafiliasi lainnya dengan nilai sekitar Rp460 miliar," ujar dia, dikutip Jumat, 22 Desember 2023.
Transaksi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Misalnya, mendukung rencana strategis Perseroan dalam melakukan pengembangan bisnis teknologi melalui penyediaan layanan pusat data atau data center yang andal di Indonesia.
Selain itu, transaksi ini diharapkan bisa menciptakan sinergi usaha dalam pengembangan infrastruktur dan inovasi digital untuk mendukung pengembangan ekosistem digital.
Dian Swastatika Sentosa Jual Saham GEMS Rp 1,6 Triliun
Sebelumnya diberitakan, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjual saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) pada 25 Agustus 2023.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, (25/8/2023), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk menjual 259.905.193 saham dengan harga saham Rp 6.500. Dengan demikian, total penjualan saham DSSA itu sekitar Rp 1,68 triliun. Perseroan menyatakan menjual 259,90 juta saham GEMS untuk melepas sebagian investasi.
“Pelepasan sebagian investasi sehingga kepemilikan saham perseroan di GEMS menjadi 51 persen dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Susan Chandra.
Setelah penjualan saham itu, Dian Swastatika Sentosa memiliki 3.000.000.100 saham GEMS. Sebelumnya perseroan mengenggam 3.259.905.293 saham atau setara 55,42 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 25 Agustus 2023, saham DSSA turun 0,39 persen ke posisi Rp 51.000 per saham. Saham DSSA dibuka turun 200 poin ke posisi Rp 51.000 per saham. Saham DSSA berada di level tertinggi Rp 51.000 dan terendah Rp 51.000 per saham. Total frekuensi perdagangan 4 kali dengan volume perdagangan 372 lot saham. Nilai transaksi Rp 1,9 miliar.
Sedangkan saham GEMS melambung 2,91 persen ke posisi Rp 7.075 per saham. Saham GEMS dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 6.900 per saham. Saham GEMS berada di level tertinggi Rp 7.300 dan terendah Rp 6.875 per saham. Total frekwensi perdagangan 3.369 kali dengan volume perdagangan 2.631.426 lot saham. Nilai transaksi Rp 1,7 triliun.
Advertisement
Dian Swastatika Sentosa Realisasikan Buyback Rp 724,8 Miliar
Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mengumumkan pembelian kembali (buyback) saham. Pada 16 Agustus 2023, perseroan melakukan pembelian kembali atau buyback 15,1 juta lembar saham senilai Rp 724,8 miliar.
Melalui transaksi ini, perseroan memiliki total sebanyak 31,1 juta saham treasuri. Sebelumnya, perseroan melakukan aksi serupa pada 15 Agustus 2023 dengan saham yang dibeli sebanyak 16 juta lembar senilai Rp 768 miliar.
Perseroan akan melakukan pembelian kembali saham secara bertahap selama periode pembelian kembali saham, dan akan melakukan keterbukaan informasi kembali dalam hal Dian Swastatika Sentosatelah melaksanakan pembelian kembali saham tahap selanjutnya.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian kembali saham dilakukan pada periode 19 Juni 2023 sampai dengan 18 September 2023. Perkiraan jumlah total saham yang akan dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya 154.110.464 lembar. Pembalian kembali saham akan menyebabkan terjadinya pengalihan aset berupa kas menadi saham treasuri dan peningkatan laba per saham perseroan.
Aksi ini diharapkan juga dapat memberikan fleksibilitas kepad aperseroan untuk mengelola kebutuhan modal jangka panjang. Di mana saham treasuri dapat dialihkan di masa yang akan datang.
Manajemen PT Dian Swastatika Sentosa Tbk menjelaskan, pembelian kembali saham ini dilakukan sebagai salah satu upaya Perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham, meningkatkan kinerja saham sesuai dengan kondisi fundamental perseroan, dan menjaga kepercayaan publik.
Perseroan berkeyakinan aksi ini tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja, pendapatan, dan pembiayaan Perseroan, karena perseroan memiliki arus kas dan modal kerja yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha, belanja modal, dan pembelian kembali saham.
Dian Swastatika Sentosa Terjun di Sektor Kesehatan
Sebelumnya diberitakan, emiten grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) terjun di dunia kesehatan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (16/12/2022), Dian Swastatika Sentosa meningkatkan modal untuk dua anak usahanya, yakni PT Dalligent Solusi Indonesia dan PT Kupu Era Medika.
Adapun, PT Dalligent Solusi Indonesia memiliki modal disetor sebesar Rp 100 miliar serta modal ditempatkan dan disetor Rp 91,44 miliar. Selain itu, PT Kupu Era Medika memiliki modal dasar sebesar Rp 4 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor Rp 1 miliar.
Pada tanggal yang sama, Perseroan melalui entitas anak mendirikan PT KUPU Medika Prima (KMP) dan PT KUPU Medika Sejahtera (“KMS”) untuk menjalankan kegiatan usaha medis.
“Kepemilikan saham efektif Perseroan dalam KMP dan KMS adalah lebih dari 99 persen,” tulis Manajemen Perseroan, dikutip Jumat (16/12/2022).
Sementara itu, peningkatan modal dan pendirian entitas anak tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi keuangan Perseroan.
“Peningkatan modal dan pendirian entitas anak ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan Perseroan,” tulisnya.
Advertisement