Menkes: Kasus Covid-19 Jelang Natal dan Tahun Baru Tidak Mengkhawatirkan, Tak Ada Kenaikan Cukup Besar

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus COVID-19 menjelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 tidak terlalu mengkhawatirkan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 23 Des 2023, 12:05 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Dalam raker tersebut membahas mengenai peningkatan capaian bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan Bulan Imunisasi Nasional (BIAN), program penguatan pelayanan kesehatan rujukan, serta penguatan pelayanan kesehatan primer melalui pemindaian dan revitalisasi fungsi puskesmas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus COVID-19 menjelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Khusus untuk peningkatan COVID-19, kita melihat ada peningkatan COVID-19 sudah hampir 2.800 per pekan. Ini memang masih di bawah level 1 WHO," kata Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan situasi COVID-19 global dalam tiga level, level 1 berkisar 20 kasus per 100 ribu penduduk per pekan atau setara 56 ribu kasus per pekan jika dikonversi berdasarkan jumlah populasi Indonesia.

Level 2 WHO berkisar di atas 20 -- 50 kasus per 100 ribu penduduk per pekan, sedangkan level 3 menurut WHO terjadi saat suatu wilayah melaporkan insiden kasus di 50 hingga kurang dari 150 per 100 ribu penduduk per pekan.

"Kita sekarang 2.800 per pekan dari batasan sekitar 56 ribu per pekan, artinya masih relatif sedikit, tapi memang nggak ada kenaikan cukup besar dalam beberapa pekan terakhir," katanya.

Dalam kesempatan itu, Budi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai importasi kasus subvarian Omicron JN.1 yang sedang mengalami tren peningkatan kasus di Indonesia.

"Hasil genom sekuensing kita terhadap JN.1 naik dari hanya 1 persen di November, 19 persen di pekan ketiga November, dan di awal Desember ini sudah 43 persen dari sebaran varian yang ada di Indonesia," katanya.

Budi memperkirakan laju kasus JN.1 mencapai puncaknya pada Januari 2024, menyusul situasi global yang juga mulai mengalami penurunan kasus Covid-19.

"JN.1 juga akan naik terus sampai 80--90 persen dan saat itu puncaknya bisa tercapai. Kalau melihat di Januari ini harusnya puncaknya JN.1 sudah bisa kita lihat," katanya.


Buka 2.000 Posko Kesehatan

Ilustrasi virus Covid-19 yang merajalela di Indonesia. /pixabay.com Geralt

 

Merespons keadaan itu, Kemenkes mengambil bagian dalam agenda pelayanan mudik Natal dan Tahun Baru dengan membuka 2.000 posko kesehatan dan menempatkan 15 ribu petugas di titik kritis, seperti jalan tol, stasiun kereta api, bandara udara, pelabuhan, atau tempat di mana terjadi pergerakan masyarakat yang masif.

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan, seperti kendaraan umum yang padat penumpang.

"Untuk sekarang vaksinnya masih ada di Puskesmas-puskesmas untuk bisa mendapatkan vaksin tambahan, setidaknya bisa mengurangi keparahan kalau misalnya kena COVID-19," katanya.

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya