Liputan6.com, Jakarta - Kamu pasti bertemu banyak sekali kepribadian berbeda di tempat kerja. Ada yang mudah bergaul dan ada yang sulit untuk berhubungan. Seberapa baik kamu dapat bekerja dengan orang lain, seringkali bergantung pada gaya komunikasi yang kamu gunakan di tempat kerja.
Lantas, apa sebenarnya gaya komunikasi di tempat kerja? Dilansir dari halaman Verywell Mind (24/12/23), gaya komunikasi di tempat kerja adalah cara kamu berbagi ide, informasi, dan masalah dalam lingkungan profesional. Komunikasi verbal dan non verbal dapat memengaruhi caramu berinteraksi, belajar, berbagi, dan berkolaborasi.
Advertisement
Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif dan tepat dikaitkan dengan produktivitas yang lebih besar, kesehtan organisasi yang lebih baik, dan peningkatan kepuasan karyawan. Cara kamu berkomunikasi juga dapat memainkan peran besar dalam menentukan pertumbuhan dan kesuksesan pribadi dan profesionalmu.
Gaya komunikasi kamu didasarkan pada karakteristik unik yang kamu miliki sehingga mendorong pendekatanmu untuk berbagi dan bertukar informasi dengan orang lain. Octavia Goredema, seorang pelatih karier mengatakan bahwa dengan mengidentifikasi gaya komunikasimu akan memungkinkan peningkatan interaksimu dengan orang lain dan memainkan peran penting dalam membangun nilai pribadimu.
Selain menentukan gaya komunikasi, penting juga untuk mengenali gaya komunikasi orang lain. Hal ini penting karena setiap orang memiliki cara berbeda dalam berinteraksi, berproses, dan menyampaikan informasi. Bila kamu dapat mengenali perbedaannya, kamu dapat menggunakan kecerdasan emosional untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi orang lain.
Gaya Komunikasi Pasif di Tempat Kerja
Terdapat beberapa ciri-ciri dari gaya komunikasi pasif di tempat kerja, yaitu:
1. Keengganan untuk Angkat Bicara
Seseorang dengan gaya komunikasi di tempat kerja yang pasif mungkin ragu untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, ide, dan kebutuhannya. Daripada bersuara, mereka mungkin menunggu orang lain untuk memimpin.
2. Penghindaran Konflik
Komunikator padif seringkali berusaha keras untuk menghindari konflik atau perbedaan pendapat. Mereka mungkin memilih untuk tidak memberikan umpan balik kepada orang lain atau mengatasi masalah secara langsung.
3. Kesulitan Menetapkan Batasan
Kamu mungkin merasa sulit untuk menolak permintaan atau mengungkapkan keterbatasan mereka sendiri. Kamu mungkin menyetujui tugas atau tanggung jawab yang membuat kamu merasa tidak nyaman karena mereka tidak mampu mengatakan "tidak".
4. Komunikasi Tidak Langsung
Kamu mungkin menggunakan bahasa tidak langsung atau isyarat non verbal untuk menyampaikan pikiran atau emosi yang terkadang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kebingungan.
5. Rasa Percaya Diri yang Rendah
Gaya komunikasi pasif seringkali bermula dari kurangnya rasa percaya diri. Kamu mungkin akan ragu terhadap kemampuanmu sendiri sehingga menghalangimu untuk mengekspresikan diri secara terbuka. Kamu juga mungkin takut akan penolakan sehingga kamu lebih memilih menahan ide atau pendapatmu.
Kamu mungkin memilih untuk tetap pasif dalam situasi yang hanya mempunyai sedikit minat atau keterlibatan. Namun, dalam situasi lain, gaya komunikasi pasif mungkin tidak efektif dan mungkin diperlukan gaya komunikasi yang lebih asertif.
Advertisement
Cara Berinteraksi dengan Komunikasi Pasif
Berikut beberapa strategi yang dapat membantumu berinteraksi dengan komunikator pasif:
1. Sertakan Mereka dalam Diskusi
Bila seseorang jarang angkat bicara atau menyampaikan pemikirannya, cobalah untuk memberikan ruang bagi mereka untuk terlibat dalam percakapan. Misalnya, kamu bisa menanyakan pemikiran atau ide orang tersebut terkait suatu hal.
2. Pertimbangkan Bentuk Komunikasi Alternatif
Beberapa orang merasa terintimidasi oleh kelompok besar dan malah lebih baik berkomunikas satu lawan satu. Sementara yang lain lebih menyukai komunikasi tertulis dan mungkin lebih bersedia berbagi pemikiran melalui e-mail.
3. Tawarkan Kepastian
Yakinkanlah orang tersebut bahwa pemikiran dan pendapatnya dihargai dan dihormati. Tunjukkan penghargaan atas ide dan kontribusi mereka.
4. Hindari Menekan Mereka
Meskipun kamu ingin mendorong mereka untuk berbicara, hindarilah menempatkan mereka di tempat atau menekan mereka untuk berbicara.
Gaya Komunikasi Agresif
Berikut beberapa ciri-ciri dari gaya komunikasi agresif di tempat kerja:
1. Dominasi
Orang yang berkomunikasi secara agresif cenderung mencoba untuk mengendalikan percakapan dan situasi. Mereka mungkin akan menyela orang lain, meninggikan suara bila tidak perlu atau menggunakan bahasa tubuh yang kuat untuk menegaskan dominasi.
2. Kekasaran
Komunikator agresif mungkin akan blak-blakan dan lugas dalam berkomunikasi, terkadang sampai bersikap kasar atau tidak bijaksana.
3. Mengabaikan Batasan
Mereka mungkin akan mengabaikan masalah pribadi atau batasan profesional yang mungkin tidak pantas dan tidak nyaman.
4. Resistensi terhadap Kompromi
Mereka mungkin menolak kompromi dan secara agresif mencoba menyampaikan maksud mereka atau memastikan segala urusannya berjalan sesuai keinginan mereka.
5. Serangan Pribadi
Gaya komunikasi ini dapat melibatkan penghinaan, serangan pribadi, atau pemanggilan nama baik. Orang tersebut mungkin menyerang karakter atau kemampuan seseorang dalam upaya untuk menegaskan keunggulan dirinya sendiri. Pada gilirannya, mereka mungkin akan bersikap defensif ketika ditanya atau ditantang.
Penelitian menunjukkan bahwa pria yang merupakan komunikator agresif seringkali dipuji karena gigih mengejar tujuan mereka sedangkan perempuan yang merupakan komunikator agresif dianggap lebih negatif.
Advertisement
Cara Berinteraksi dengan Komunikator yang Agresif
Terdapat beberapa strategi yang dapat membantu kamu berinteraksi dengan komunikator agresif:
1. Tetap Tenang
Meskipun saat ini mungkin sulit, penting untuk tetap tenang saat menghadapi agresi. Menanggapi dengan kemarahan atau sikap defensif dapat memperburuk situasi lebih lanjut. Pertahankan sikap profesional dan hindari terlibat dalam serangan pribadi.
2. Fokus pada Masalahnya
Pisahkan nada agresif dari isi pesan. Berkonsentrasilah pada penyelesaian masalah inti yang sedang dibahas, daripada bereaksi terhadap agresi tersebut. Jaga agar percakapan tetap terfokus pada kerja sama untuk menemukan solusi.
3. Nyatakan Batasanmu
Komunikasikan pendapat kamu dengan sopan, tetapi tegaskan batasan. Biarkan orang tersebut tahu bahwa kamu ingin disapa dengan hormat dan tidak akan terlibat dalam percakapan yang agresif.
4. Carilah Dukungan
Jika agresi sering terjadi, tidak pantas, atau meningkat hingga menjadi pelecehan, carilah dukungan dari manajermu, HR, atau rekan kerja lainnya.
Gaya Komunikasi Asertif
Berikut beberapa ciri gaya komunikasi asertif di tempat kerja:
1. Keterusterangan
Komunikator yang asertif mengekspresikan dirinya dengan jelas, menggunakan bahasa yang lugas untuk menyampaikan pemikiran dan gagasannya. Mereka seringkali berterus terang dan langsung pada sasaran. Mereka juga dapat mengatakan “tidak” atau menetapkan batasan bila diperlukan.
2. Kepercayaan Diri
Orang yang berkomunikasi secara asertif berbicara dengan keyakinan, memproyeksikan dan kepercayaan diri.
3. Menghormati
Orang yang asertif menghormati pendapat, perasaan, dan otonomi orang lain. Mereka mengakui sudut pandang yang berbeda dan mencari titik temu.
4. Kepemilikan
Orang yang asertif mengendalikan perasaannya dan mengomunikasikannya tanpa menyalahkan orang lain. Mereka menggunakan pernyataan "aku"untuk mengekspresikan emosi.
5. Bahasa Tubuh Ekspresif
Mereka menggunakan bahasa tubuh yang terbuka dan menarik saat berkomunikasi. Misalnya, mereka menjaga kontak mata dan menggunakan gerak tubuh untuk memperkuat pesan mereka.
Advertisement
Cara Berkomunikasi dengan Komunikator yang Asertif
Beriku beberapa strategi yang dapat membantu kamu berinteraksi dengan komunikator yang tegas:
1. Hindari Bertele-tele
Komunikatir yang sertif cenderung lebih suka orang lain berkomunikasi langsung dengan mereka. Jadi, fokuslah untuk berbicara dengan percaya diri dan singkat pada mereka. Hindari bertele-tele dan sampaikan pokok permasalahan secara ringkas saat kamu berinteraksi dengan mereka.
2. Hormati Perspektif Mereka
Meskipun kamu berbeda pendapat, akui dan hormatilah sudut pandang mereka. Pertukaran ide yang sehat dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik.
3. Berikan Umpan Balik yang Jujur
Jika percakapan melibatkan umpan balik, sampaikan dengan cara yang jelas dan lugas dengan fokus pada perilaku dan hasil. Mereka cenderung menghargai masukan yang membangun dan dapat ditindaklanjuti.