Produsen Air Minum Cleo Raih Restu Akuisisi Perusahaan Distribusi

Pemegang saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menyetujui rencana akuisisi PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Des 2023, 22:08 WIB
PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Independen perseroan yang digelar Jumat, 22 Desember 2023.(Foto: PT Sariguna Primatirta Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Independen perseroan yang digelar Jumat, 22 Desember 2023.

Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui rencana akuisisi PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS). Untuk akuisisi yang akan dilakukan dalam rangka pengintegrasian bisnis tersebut, PT SPS akan menerbitkan 100.000 lembar saham baru, setara dengan 80 persen kepemilikan saham pada kuartal IV 2023, sehingga bisa mendapatkan suntikan dana segar dari CLEO sebesar Rp 180 miliar.

Proses transaksi akuisisi ini telah mendapatkan opini kewajaran (fairness opinion) dari Kantor Jasa Independen tersebut. Dana segar sebesar Rp 180 miliar di PT SPS akan digunakan untuk menambah armada kendaraan distribusi.

"Harapan kami, langkah integrasi ini akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Perseroan, sehingga akan menghasilkan percepatan pertumbuhan kinerja Perseroan. Karena selain akan mendukung pengembangan usaha SPS itu sendiri, pengintegrasian ini juga otomatis akan meningkatkan kemampuan CLEO dalam melakukan penetrasi pasar," kata CEO PT Sariguna Primatirta Tbk, Melisa Patricia dalam keterangan resmi, Jumat (22/12/2023).  

Memiliki 342 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan didukung oleh ribuan armada, PT SPS merupakan perusahaan distribusi fast moving consumer goods (FMCG), dengan produk utamanya yang didistribusikan yaitu produk CLEO ke seluruh Indonesia.  

Penuhi Permintaan

 

Sementara itu, untuk memenuhi permintaan dari kalangan hotel, restoran dan cafe premium, Perseroan telah merilis produk terbaru, Cleo Platine Sparkling Water. Berbeda dengan produk-produk sebelumnya, produk baru ini ditujukan untuk segmen konsumen kelas atas.  

"Pasar untuk produk kelas premium memang tidak sebesar kelas menengah dan bawah. Tetapi kami yakin produk terbaru ini akan sukses, karena pasar untuk segmen ini terus bertumbuh terutama di Surabaya, Jakarta, Bali dan Lombok. Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas di masyarakat seperti pertemuan bisnis, serta di sektor perhotelan,” kata Melisa.  

Dengan telah dirilisnya produk terbaru Cleo Platine Sparkling Water tersebut, ditambah dengan adanya siklus musiman kenaikan penjualan terkait liburan Natal dan Tahun Baru, CLEO menargetkan pertumbuhan kinerja kuartal IV akan lebih baik daripada kuartal III 2023.


Kinerja Kuartal III 2023

Ilustrasi pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) (Dok: Sariguna Primatirta)

Sebelumnya diberitakan, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih sepanjang sembilan bulan yang berakhir 30 September 2023.

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mencatat penjualan Rp 1,15 triliun hingga September 2023. Penjualan perseroan naik 13,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (29/10/2023).

Pertumbuhan penjualan itu mendorong kenaikan laba bersih hingga kuartal III 2023. Laba bersih Sariguna Primatirta naik 35,7 persen menjadi Rp 204,8 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp150,94 miliar.

Beban pokok penjualan naik 7,09 persen menjadi Rp 665,07 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 621,04 miliar. Dengan demikian, laba bruto naik 24 persen menjadi Rp 487,88 miliar hingga kuartal III 2023.

Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan catat laba kotor Rp 393,47 miliar. Margin kotor tetap stabil 42,3 persen. Margin kotor yang stabil didukung oleh stabilitas harga bahan plastik. Biaya bahan plastik menyumbang sekitar 90 persen dari biaya bahan baku perseroan.

Terkait hal ini, perseroan melihat harga bahan plastik akan tetap stabil, mengingat ada kelebihan pasokan PET di seluruh dunia.

Perseroan mencatat beban penjualan naik menjadi Rp 146,82 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 109,89 miliar. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 63,25 miliar dari periode kuartal III 2022 Rp 57,03 miliar. Demikian juga beban keuangan meningkat menjadi Rp 11,28 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,10 miliar.

 

 


Aset Perseroan

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) merilis kinerja keuangan pada kuartal I 2022 yang catat pertumbuhan laba dan pendapatan (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar naik menjadi Rp 17 hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13.

Total ekuitas naik menjadi Rp 1,37 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 1,18 triliun. Liabilitas tercatat turun menjadi Rp 506,76 miliar hingga September 2023 dari periode Desember 2022 Rp 508,3 miliar. Total aset perseroan naik menjadi Rp 1,87 triliun hingga kuartal III 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 1,69 triliun. Perseroan kantongi kas dan bank mencapai Rp 2,65 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 2,4 miliar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023, saham CLEO naik 0,76 persen menjadi Rp 665 per saham. Saham CLEO dibuka stagnan Rp 660 per saham. Saham CLEO berada di level tertinggi Rp 670 dan terendah Rp 645 per saham. Total frekuensi perdagangan 585 kali dengan volume perdagangan 23.648 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,6 miliar.


Strategi Perseroan

PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) merilis kinerja keuangan pada kuartal I 2022 yang catat pertumbuhan laba dan pendapatan (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)

CEO PT Sariguna Primatirta Tbk, Melisa Patricia menuturkan, pertumbuhan laba bersih dua digit yang berkelanjutan dapat diraih terutama karena didorong oleh strategi perseroan untuk memperluas kehadiran di seluruh Indonesia sambil menjaga komitmennya untuk hasilkan produk-produk berkualitas tinggi, serta memanfaatkan jaringan distribusi in-house yang luas.

"Selain itu, pelaksanaan proses produksi dan distribusi yang dilakukan secara terintegrasi telah memungkinkan CLEO untuk meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan manajemen biaya, serta melakukan upaya pemasaran yang efektif," ujar dia dikutip dari keterangan resmi.

Seiring dengan adaptasi yang dilakukan Perseroan terhadap situasi setelah pandemi, penjualan produk air minum dalam kemasan botol CLEO tercatat sebesar Rp 635,1 miliar atau meningkat 27,5% YoY.

Produk dalam kemasan botol ini berkontribusi hingga 55,1% dari total penjualan Perseroan pada Januari-September tahun ini, meningkat dari 43,2% pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan produk non-botol juga tumbuh secara konsisten, meningkat 1,9% YoY menjadi Rp 510,6 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya